Page 29 - MAJALAH 159
P. 29
ANGGARAN
keberhasilannya adalah ketika lapangan “Jelas sekali bahwa utang itu
kerja terus bertambah, meningkatkan ditarik hanya untuk membayar bunga
daya beli, dan industri bisa berjalan utang. Istilahnya gali lubang, tutup
normal. Intinya, pembangunan apa pun lubang. Untuk melihatnya, cukup
bentuknya harus bisa menggerakkan dengan membaca keseimbangan
sektor riil supaya ekonomi bisa tumbuh primer. Keseimbangan Primer dalam
di atas lima persen. APBN menggambarkan kemampuan
Pembangunan sektor produktif, pemerintah membayar pokok dan
lanjut politisi dapil Sumsel I ini, harus bunga utang dengan menggunakan
dipilah secara selektif agar setiap rupiah pendapatan negara. Kalau nilainya
yang digelontorkan dari penerimaan dan negatif, pemerintah mesti menerbitkan
utang dapat mengentaskan kemiskinan utang baru untuk membayar seluruh
sekaligus membuka lapangan kerja pokok dan bunga utang. Lihat saja, nilai
seluas-luasnya untuk rakyat. “Daripada keseimbangan primer masih mencapai
kita membangun istana pasir, lebih baik negatif Rp121,5 triliun,” jelas Heri. Anggota Komisi Xi DPR Ri Heri gunawan foTo : AZKA/IW
membangun ekonomi rakyat. Kalau Dengan begitu, sambung Anggota realisasi pendapatan dan belanja, di
rakyat bisa belanja, yakinlah serapan f-Gerindra itu, bangsa ini pantas tengah-tengah realisasi pajak yang terus
pajak kita bisa lebih dari 13 persen, yang khawatir denga fakta utang yang sudah melenceng, di tengah-tengah angka
sekarang hanya 10,5 persen dari target tercatat sebesar Rp4.034,80 triliun. tax ratio yang rendah? Inilah yang saya
kita 11 persen,” kata Hafisz. Jangan sampai utang itu tidak produktif katakan bahwa utang adalah bom waktu
Di tempat dan waktu yang berbeda, dan hanya habis untuk membayar bunga yang akan terus menjadi beban dari
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan utang saja. Utang pasti membebani tahun ke tahun,” papar politisi dapil Jabar
memaparkan fakta berbeda. Bila APBN, apalagi program pengampunan IV itu.
Hafisz merilis utang Indonesia sekitar pajak sudah berakhir. Pemerintah Heri mengimbau agar pemerintah
Rp4.915 triliun, Heri mengungkapkan, pun akan makin sulit merealisasikan berhati-hati mengelola utang
utang Indonesia Rp4.034,80 triliun. penerimaan negara. Di sisi lain, beban dan terbuka terhadap kritik. Ia
Terlepas dari besaran angkanya, yang jatuh tempo pembayaran utang makin mengkhawtirkan bila utang tidak
jelas utang pemerintah sudah sangat besar. dikelola dengan baik, bisa menembus
mengkhawatirkan dan akan merusak Pada 2018 nanti utang jatuh tempo angka Rp5.000 triliun. Ke depan
daya tahan APBN. Menurut Heri, utang sebesar Rp390 triliun dan tahun pemerintah harus tegas menetapkan
yang diproduksi pemerintah ternyata 2019 nanti akan ada sekitar Rp420 kriteria proyek yang boleh dibiayai
sebagian digunakan untuk membayar triliun. Total pembayaran jatuh tempo dengan utang. Ini untuk menjamin
bunga utang. mencapai Rp810 triliun. Bukankah itu efektivitas dan produktivitas, disamping
beban? Belum lagi, adanya gap antara harus mampu mengembalikan beban
realisasi pendapatan dan belanja, bunga dan cicilan utangnya.
dimana belanja rata-rata tumbuh di Evaluasi efektivitas defisit APBN
kisaran 5 persen, sementara realisasi yang diakibatkan oleh kebijakan fiskal
pendapatan negara hanya tumbuh di ekspansif juga jadi keniscayaan yang
kisaran 3 persen. harus dilakukan pemerintah. Mestinya
Pemerintah pun banyak dihadapkan ekspansi fiskal berdampak pada
pada persoalan ekonomi yang pelik. peningkatan produktivitas seperti
Lebih dari 70 persen penerimaan negara tercermin pada peningkatan penerimaan
bersumber dari pajak. Penerimaan pajak negara dan menurunnya pembiayaan
terus melenceng dari target. Tahun defisit ke depan. Jangan sampai yang
2015, realisasinya hanya Rp1.285 triliun, terjadi, defisit keseimbangan primer
melenceng dari target APBN-P sebesar justru semakin membengkak.
1.489 triliun. Tahun 2016 melenceng dari “Pemerintah perlu mengembangkan
target APBN-P sebesar Rp1.539,2 triliun. berbagai strategi alternatif pembiayaan
Tahun 2017, tercatat per 30 Desember untuk menjaga kesinambungan fiskal.
2017, penerimaan pajak hanya Rp1.145,59 Jangan sampai terus bergantung pada
triliun, dari target Rp1.283,6 triliun. SBN dan instrumen utang lainnya yang
Antara pembayaran utang jatuh proposirnya mencapai lebih dari 80
tempo dan kantong penerimaan pajak persen dari total pembiayaan defisit. Jika
yang meleset menjadi ancaman bom pemerintah terus-menerus menumpuk
waktu. “Tax ratio Indonesia adalah utang, maka hasilnya rasio total utang
yang terendah di dunia, yakni hanya 11 pemerintah akan terus meningkat dan
foTo : DoEH/IW yang terus naik dibayar pakai apa di selanjutnya. Jangan sampai gali lubang,
jadi beban fiskal pada tahun-tahun
persen. Lalu beban jatuh tempo utang
tengah-tengah adanya gap antara
tutup lubang,” kilah Heri. mH/SC
Wakil Ketua Komisi Xi DPR Ri
Achmad Hafisz Tohir 159 XLVIII 2018 PARLEMENTARIA 29

