Page 25 - MAJALAH 159
P. 25

LEGISLASI






            dalam program kesiapsiagaan nasional,   golongan ekonomi lemah. Tapi mungkin   Masalah lain,  adalah pengawasan
            ini juga leading sector-nya BNPT,” kata   diorganisir, punya keuangan maka   terhadap penanggulangan terorisme di
            politisi yang akrab dipanggil Romo itu.  pasal tentang restitusi itu masih kita   Indonesia. Dan yang sudah disepakati
                                              pertahankan dalam UU ini,” ungkap   adalah unsurnya yang terdiri dari
            Pemulihan korban                  Romo.                            Anggota DPR RI Komisi III dan Komisi
               Menurut politisi Partai Gerindra ini,   Ditambahkan Romo, dalam RUU   I. Pengawasan ini sifatnya spesifik,
            salah satu optimisme baru itu adalah   juga diatur program kontra radikalisasi,   tidak menghilangkan fungsi-fungsi
            pemulihan korban. Selama ini menurut   ditujukan kepada komunitas  atau orang-  dari Komisi. Secara fungsional, Komisi
            Asosiasi Indonesia Damai (AID) Penyintas   orang yang dianggap rentan untuk   I dan III yang memang memiliki
            Nusantara, korban peristiwa teroris   kemudian di cread memiliki paham   hak  pengawasan tapi ini pengawasan
            yang jumlahnya sampai 1.098 orang,   teroris. Ada lagi program de redikalisasi   lebih spesifik yang nanti dalam
            sebagian besar mengalami cacat fisik,   ini, sasarannya napiter, mantan napiter,   operasionalnya bisa kerja sama dengan
            namun negara belum hadir untuk    keluarganya atau dalam penelitian   pihak ketiga  dan nanti secara terperinci
            memperhatikan mereka.             sudah terpapar faham teroris. Ini namnya   akan dibuat dalam peraturan DPR-RI.
               Maka dalam RUU ini ada satu    program de radikalisasi  yang ujungnya   Soal keterlibatan TNI, tidak ada satu
            pasal menjadi kunci, setelah UU ini
            berlaku maka semua korban terorisme
            harus menjadi tanggungjawab negara.
            Bunyi pasalnya; korban teroris adalah
            tanggungjawab negara.
               “Misalnya pemulihan medis, itu
            dilakukan setelah peristiwa terjadi dan   Pansus dan Pemerintah
            itu dilakukan penyidik dan dinyatakan   sepakat harus ada definisi.
            korban dirawat sampai pulih. Ada lagi   Tidak seperti mindset yang
            pemulihan psikososial, orang yang    sekarang berkembang,
            tadinya pemain bola, lalu putus kakinya,   teroris itu harus beragama
            ini bagaimana harus dipulihkan secara   Islam. Jadi kalau tindak
            sosial. orang yang tadinya pemain piano   pidana biasapun kalau yang
            atau gitar, kemudian hilang tangannya,   melakukan umat Islam dan
            maka harus dipulihkan. Ada juga   korbannya bukan umat Islam
            menghilangkan trauma, atau  pemulihan   terjadi di rumah ibadah
            psikologi,” imbuh Syafi’i.
               Jumlah korban teroris sebanyak   korban yang bukan Islam itu
            1.100 orang dan masing-masing            maka langsung
            dianggarkan Rp100 juta, maka jumlah      dituduh teroris.
            dana yang diperlukan Rp110 miliar.
            “Usulan DPR mendapat dukungan para   orang yang bersangkutan bisa kembali   pihak yang membantah bahwa TNI harus
            korban. Dan apa yang telah lakukan   terintegrasi kepada masyarakat, yang   dilibatkan. Tapi kita kemudian merujuk
            BNPT bisa menyadarkan ratusan mantan   melaksanakan adalah BNPT.   pada UU tentang TNI dan UU Kemanan
            pelaku terorisme menjadi  benar-benar   Tak kalah penting, kata Romo,   Nasional bagaimana pelibatannya sejauh
            ‘merah putih’, bahkan membantu    Pansus dan Pemerintah sepakat harus   apa, bagaimana teknisnya itu disepakati
            tugas BNPT dan Kepolisian untuk   ada definisi. Tidak seperti mindset yang   daitur dalam Perpres. Karena dalam UU
            mengungkap jaringan dan menyadarkan   sekarang berkembang, teroris itu harus   Nomor 34 Tahun 2004 tetang TNI pasal
            mereka. Ternyata pengananan yang   beragama Islam. Jadi kalau tindak   7 ayat (2)  diatur bahwa pelibatan TNI
            humanistik dan menjunjung tinggi HAM   pidana biasapun kalau yang melakukan   dalam penanganan teroris itu salah satu
            termasuk penanganan hukum akan    umat Islam dan korbannya bukan umat   operasi militer selain perang (oMSP).
            lebih efektif memberantas terorisme di   Islam terjadi di rumah ibadah korban   “Tapi pelibatannya harus dengan
            Indonesia,” jelasnya.             yang bukan Islam itu maka langsung   keputusan politik. Nah pertanyaannya,
               Ada juga program kompensasi    dituduh teroris.                 apakah keputusan itu sifatnya accidental
            yang diberikan oleh pemerintah yang   Yang harus dicatat, setiap negara   kalau ada peristiwa. Presiden tanya ke
            jumlahnya dimasukkan sejak pertama   mempunyai definisi, walaupun berbeda    DPR, boleh tidak pelibatan TNI itu. Maka
            kali jaksa melakukan penuntutan, dan itu   antar negara. Karena itu Indonesia harus   disepakati tetap keputusan politik, tapi
            dieksekusi bersamaan dengan jatuhnya   punya definisi, apa teror, terorisme dan   bersifat permanen, maka dipilih Perpres.
            keputusan hukum yang inkracht. “Untuk   tindak pidana teroris. “Sejauh ini yang   Maka penyusunannya dalam UU diatur
            menentukan berapa besar jumlah    disepakati tindak pidana teroris, yang   Presiden harus meminta pendapat DPR
            kompensasi itu, bahkan kita masih   sedang disusun pemeintah sekarang ini   untuk mengeluarkan Perpres ini. Dalam
            mengakomodir restitusi. Ini ganti rugi   adalah terorisme dan kemudian terror   RUU ini juga disepakati, Perpres itu harus
            yang dilakukan oleh pelaku. Ini kecil   dan teroris itu tidak termasuk dalam   selesai maksimal satu tahun setelah
            kemuungkinannya karena pelakunya   norma. tapi ada dalam penjelasan,”   disahkan UU ini,” tutup Romo.
            ditembak mati dan kebanyakan      ujarnya.                           mP/SF

                                                                               159 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30