Page 61 - MAJALAH 119
P. 61
lah sisi perjuangan hidupnya menu- nalis: Runtuhnya Imperium Uni So- kurang lebih 10.000 piringan hitam
ju puncak karir politik. viet; (2) The IMF Game: The Role of tempo doeloe, koleksi perangko-
the IMF in Bringing Down the Soe perangko tua, dan tak ketinggalan
Kolektor Benda Bersejarah harto Regime; (3) Politik Huru Hara surat-surat bersejarah dari mendi-
“Hidup ini singkat. Kita ini se- Mei 1998; (4) The Politics of the ang Preisden Soekarno juga tersim-
perti debu dalam galaksi. Waktu May 1998 Riots; (5) Kesaksian Kor- pan rapi di perpustakannya itu.
harus kita isi dengan karya yang ban Kekejaman PKI 1948; (6) Mimpi- Sebagai bentuk kecintaannya
bermanfaat,” tuturnya, bijak. Fadli Mimpi yang Kupelihara: Kumpulan pada seni dan budaya, ia juga telah
sudah merasakan masa-masa sulit Puisi 1982-1991; (7) Hari Terakhir membangun Rumah Kreatif di Ci-
sepeninggal ayahnya. Dan ia juga Kartosoewirjo; (8) Idris Sardi: Per- manggis, Depok yang menyimpan
telah merasakan bagaimana maut jalanan Maestro Biola Indonesia; ribuan wayang khas Indonesia,
dua kali mengancam dirinya. Dua
episode pahit dari sepenggal masa
lalunya itu, mengantar Fadli pada
kematangan dan kerendahan hati
sikapnya. Kini, di pundaknya ada
amanah yang sedang ia emban se-
bagai Wakil Ketua DPR RI periode
2014-2019.
Kesibukan bekerja di luar rumah,
memang, telah menyita waktu ke-
bersamaannya dengan keluarga.
Tapi Fadli tetaplah seorang ayah
yang punya perhatian pada kelu-
arga. Ia menikah dengan Katharine
Grace pada 1996. Sang istri adalah
seorang advokat yang pernah beker-
ja sebagai konsultan hukum sebuah
perusahaan dan kini corporate sec
retary sebuah bank nasional. Dari
pernikahannya itu, ia dikaruniai dua
buah hati yang cantik,Shafa Sabila
Fadli dan Zara Saladina Fadli.
Bila berwisata, destinasi favorit
keluarganya adalah ke Jawa Barat
tempat ia menghabiskan masa kecil
atau Sumatera Barat tanah kelahiran dan (9) Dreams I Keep. karya-karya kreatif, dan kerajinan
orangtuanya. Sesekali pernah pula Satu hal yang belum kesampaian lainnya. Sedangkan di Padang Pan-
mengajak keluarganya berwisata ke hingga kini, ia ingin menulis novel. jang, Sumatera Barat, dia memba-
Eropa atau ke negara-negara Asia. “Saya belum ada waktu bikin novel. ngun Rumah Budaya Fadli Zon yang
Tempat-tempat bersejarah dan mu- Kalau punya banyak waktu ingin telah menjadi tuan rumah aktivitas
seum sangat digemari Fadli. Soal sekali menulis novel,” harapnya, seni budaya Nusantara. Semuanya
olahraga, ia hampir tak punya waktu tersenyum. Sebagai pencinta buku ia dedikasikan bagi masyarakat yang
lagi kecuali treadmill saja. dan ilmu, mantan anggota Asian mencintai sejarah, seni, dan kebu-
Bicara kegemarannya pada lagu, Conference on Religion and Peace dayaan Indonesia.
redaktur Majalah Sastra Horison tersebut telah membangun per- Inilah sisi menarik seorang Fadli
sejak 1993 ini, menyukai lagu-lagu pustakaan yang ia namai Fadli Zon Zon, ia kolektor berbagai benda ber-
klasik, terutama dari Italia. Lagu Library. Sekurangnya sudah ada 45 sejarah. Dokumentasi benda-benda
Sunda dan lagu daerah juga ia sukai, ribu judul buku yang tersimpan. Fa- bersejarah itu tentu untuk memper-
terutama yang jadul, katanya. Di dli menyimpan koleksi buku-buku tahankan ingatan kolektif kita pada
sisi lain, mantan Direktur Eksekutif tua tentang Indonesia (Hindia Belan- sejarah kebesaran dan kekayaan
Institute for Policy Studies ini, meru- da) yang terbit pada 1700-an1900- bangsa ini. Hobinya sebagai kolek-
pakan penulis buku yang produktif. an di perpustakaannya itu. tor melengkapi semua profesi yang
Sebagai intelektual muda tentu ia Fadli Zon Library mungkin me- pernah ia geluti, seperti jurnalis,
punya karya pemikiran yang ia aba- rang kap juga sebagai museum mini. akademisi, pengusaha, seniman,
dikan dalam sebuah buku. Tak hanya buku tua, ada koran tua budayawan, dan kini politisi. (mh)
Setidaknya ada 9 buku yang per- yang terbit dari tahun 1826, koin tua foto:andri, dok pribadi/parle/iw.
nah ia tulis: (1) Gerakan Etnonasio- dari berbagai kerajaan di Nusantara,
PARLEMENTARIA EDISI 119 TH. XLIV, 2014 61

