Page 57 - MAJALAH 119
P. 57
naik angkutan umum, karena jalan- wan. Prestasinya terus berlanjut di SMP.
nya menanjak cukup jauh. Berbeda Musibah Beruntun Pelajaran fisika, kimia, biologi, dan
saat pulang sekolah, ia kerap berja- Fadli kecil hidup di tengah kelu- matematika sangat digemari. Bah-
lan kaki, karena permukaan jalannya arga yang religius. Selepas Magrib, kan, ia gemar membuat eksperimen
menurun. bersama teman-teman sekampung kimia di sekolahnya. Ia juga siswa
Di sekolah, Fadli sangat disukai belajar mengaji di dekat rumahnya. yang sangat aktif mengikuti ber-
para guru dan sahabatnya. Ia bin- Dahulu, ia punya 2 guru ngaji. Satu bagai kegiatan sekolah. Tercatat, ia
tang pelajar di sekolahnya. Sejak guru ngaji yang mengajarinya ber- aktif di Pramuka, pencinta alam, ma-
kelas 1 hingga kelas 6, dia selalu sama teman-teman di rumah sang jalah dinding, seni drama, dan puisi.
menempati ranking pertama di guru. Guru ngaji lainnya, khusus Sebagai pencinta alam, hampir
sekolahnya. Bahkan,oleh sekolah- mengajar secara privat datang ke dua minggu sekali ia mendaki gu-
nya ia sering diutus ke kontes pelajar rumahnya. Ibundanyalah yang me- nung bersama teman-temannya.
teladan. Untuk tingkat kecamatan, minta guru ngaji tersendiri, agar “Waktu kelas 1 SMP, saya pernah ja-
Fadli menempati urutan pertama. Fadli bisa lebih serius belajar agama lan kaki dari Cisarua ke Tasikmalaya.
Di tingkat kabupaten Bogor ma- tanpa diganggu teman-temannya. Kami berlima, 1 guru dan 4 siswa.
suk 5 besar. Ia menyukai pelajaran Tamat SD tahun 1984, Fadli me- Melintasi Cianjur, Garut, sampai ke
j
matematika dan IPA. Pelajaran seja- lan utkan ke SMP Negeri 1 Cisarua, kaki Gunung Galunggung,” cerita
rah juga sangat disukainya. Bogor. Ini SMP favorit yang terle- Fadli.
Tak ketinggalan kegiatan kesenian tak di kawasan puncak, Gadog. Februari 1986, Fadli mengalami
selalu diikutinya. Sejak kelas 3 SD, ia
ikut kegiatan ansambel angklung
dan mulai menulis puisi pertama-
nya. Naluri sastranya sudah terba-
ngun sejak usia belia. Hampir semua
kegiatan ekstrakulikuler sekolah di-
ikutinya. Dan ada dua pengalaman
menarik semasa SD. Pertama, ia per-
nah mengajar kurang lebih selama
2 bulan di kelasnya menggantikan
wali kelas yang tidak masuk. Setiap
hari ia harus menjadi guru peng-
ganti bagi teman-teman sekelasnya.
Bahkan, Fadli juga yang memberi
tugas ulangan bagi rekan-rekan di
kelasnya itu.
Pengalaman menarik kedua, saat
masih duduk di kelas 3, Fadli pernah
memimpin protes di kelasnya, lanta-
ran sang wali kelas mengurangi nilai
mata pelajaran agama di buku rapor
dari nilai aslinya yang diberikan guru
agama. Daya kritisnya ternyata su-
dah mulai tampak sejak SD. Ia dan
rekan-rekan tak canggung menga-
jukan protes kepada gurunya yang
waktu itu dinilai tak adil. Protes di-
kabulkan. Nilai itu pun dikembalikan
ke posisi nilai aslinya.
“Itulah demonstrasi pertama
saya,” akunya, sambil tertawa. Ke-
nangan masa kecil seperti tak ada
habisnya diungkap. Fadli telah me-
ngukir prestasi cemerlang, me ng-
asah kemampuan seni, dan mem-
pertajam daya kritisnya sejak duduk
di bangku SD. Ia diakui sebagai siswa
teladan dan berjiwa pemimpin. Bila
ditanya apa cita-citanya sedari kecil,
dia menjawab, ingin menjadi ilmu-
PARLEMENTARIA EDISI 119 TH. XLIV, 2014 57