Page 48 - MAJALAH 154
P. 48

KUNKER


                                                                                  “Banyak hal-hal didalam undang-
                                                                               undang tersebut yang harus segera
                                                                               dilakukan  perubahan  misalnya  definisi
                                                                               pengguna atau pemakai dan pengedar
                                                                               yang masih belum jelas. Jenis-jenis
                                                                               narkoba baru yang belum tercantum
                                                                               dalam undang-undang. Siapa yang harus
                                                                               direhabilitasi dan apakah pihak yang
                                                                               sudah direhabilitasi statusnya sudah
                                                                               tersangka. Itu juga belum jelas. Dan masih
                                                                               banyak lagi ketidakjelasan yang ada dalam
                                                                               undang-undang tersebut,” jelas politisi
                                                                               fraksi PDI perjuangan ini.
            foto : Ayu/iw                                                      yang dipimpin Wakil Ketua Baleg DPR
                                                                                  Sementara itu, tim Kunker ke Kepri

            Tim Kunspek  Baleg  DPR  berfoto bersama jajaran  Polda dan BNNP  usai melakukan  evaluasi   RI Firman Soebagyo mengusulkan,
            pelaksanaan UU no.35 Tahun 2009 tentang Narkoba di Makassar.       konsep permasalahan narkoba sudah

             Indonesia Darurat Narkoba, UU                                     harus ditingkatkan menjadi pertahanan
                                                                               keamanan negara, mengingat peredaran
                                                                               dan transaksionalnya sudah melewati
                  Narkotika Segera Direvisi                                    lintas negara.

                                                                                  “Provinsi Kepulauan Riau menjadi
                                                                               provinsi yang dipilih Baleg untuk
            Tiga tim kunjungan kerja (Kunker) spesifik Badan Legislasi         menyerap aspirasi dan masukan terkait
            (Baleg) DPR RI yang melakukan pemantauan dan peninjauan            RUU Narkotika dikarenakan letak
            Undang-Undang No. 35 Tahun 2009  Tentang Narkotika                 geografis Kepulauan Riau yang berbatasan
            menyambangi tiga daerah  untuk  melihat secara  langsung           langsung dengan negara tetangga yaitu
            capaian stakeholder terkait dalam  penanganan pencegahan           Singapura dan Malaysia, dimana pintu
            narkoba dan mekanisme rehabilitasi bagi pengguna narkoba,          masuk pelabuhan menjadi pintu masuk
            juga sekaligus mendapatkan masukan soal Undang-Undang              bagi peredaran gelap narkotika,” papar
                                        terkait.                               politisi Golkar ini.
            K       etiga daerah itu Sulawesi Selatan   BNN dan sempat masuk Prolegnas   dapil Jateng ini,  di Kepri terdapat 3
                                                                                  Yang menarik, ungkap legislator

                            Kepulauan
                    (Sulsel),
                                       Riau
                                                                               wilayah pintu masuk yang sangat rawan
                                              (program legislasi nasional). Namun
                    (Kepri), dan Papua pada awal
            Oktober lalu. Wakil Ketua Badan Legislasi   belum terlaksana karena ketika itu memang   bagi peredaran narkoba, yakni Karimun,
                                                                               Bintan, dan Batam. Diduga, masuknya
                                              terlihat belum cukup matang materinya.
            DPR RI Arief Wibowo memimpin      Malah  kodifikasi  dan  harmonisasi   narkoba bukan dari Singapura, tapi dari
            delegasinya ke Sulsel. Di Provinsi ini,   banyaknya  aturan-aturan,    pelaksanaan   Johor, Malaysia.
            dirinya menilai kondisi saat ini sangat   undang-undang yang terkait,” papar Arief.  “Oleh karena itu, dengan adanya
            mendesak untuk dilakukan Perubahan   Menurut data BNN setiap tahunnya   persoalan-persoalan yang ada di lapangan
            UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.  ada 250 ton narkotika masuk ke Indonesia.   Kapolda Kepri tadi menyampaikan juga
               Di Sulsel, Baleg DPR RI melakukan   Bahkan sempat ditemukan juga pabrik   bahwa minimnya sarpras, minimnya
            pertemuan dengan jajaran aparat penegak   pembuat narkoba di Indonesia. Sehingga   SDM, minimnya anggaran ini menjadi
            hukum terkait. Dalam kesempatan itu   dalam setiap harinya ada 50 generasi   kendala utama. Baik itu di Kemenkumham
            Arief memaparkan, bahwa rencana revisi   muda bangsa ini yang meninggal dunia   maupun BNN juga Polda. Oleh karena
            UU No. 35 Tahun 2009 sempat beberapa   karena narkotika. Oleh karena itu Arief   itu kita akan mencoba memformulasikan
            kali diusulkan berbagai pihak.    menilai perlunya segera perubahan atas   terhadap masalah yang berkaitan dengan
               “Salah satunya oleh pemerintah atau   UU No.35 Tahun 2009 ini.  revisi UU ini,” terangnya.


            48  | PARLEMENTARIA n Edisi : 154 TH. XLVII 2017
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53