Page 51 - MAJALAH 154
P. 51

foto : Ria/iw


            Tim Pengawas TKI DPR RI foto bersama dengan Gubernur Kalimantan Barat usai mensosialisasikan RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri
            (PPILN) di Kantor Gub. Kalbar.

            akrab disapa Erma ini mengatakan agar   Pontianak, Rabu (04/10).   paling banyak. “Atase ini merupakan
            anggaran tersebut tidak sepenuhnya   RUU Perlindungan Pekerja Migran   diplomat yang dipekerjakan di luar negeri,
            dialokasikan untuk pendidikan formal   Indonesia (PPMI) ini juga mewajibkan   tetapi bekerjanya khusus mengurus
            tapi juga untuk pendidikan dan pelatihan   pendirian Layanan Terpadu Satu Atap   TKI terutama di negara yang banyak
            bagi calon TKI.                   (LTSA)  dimulai  dari  level  kabupaten/  di minati masyarakat kita,” jelasnya
               “Tentunya   mereka    berhak   kota, dengan sejumlah dinas yang   seraya  mengatakan  untuk  penguatan
            mendapatkan pelatihan dan pendidikan   berhubungan dengan pengiriman TKI   perlindungan TKI, UU PPMI ini telah
            agar kekerasan terhadap TKI dapat   berada dalam LTSA.             mengatur mengenai sanksi pidana serta
            diminimalisir.  Oleh  karena  itu  kita   “Jadi perekrutan melalui  satu  pintu,   denda.
            berharap fungsi Pemerintah Daerah dan   tetapi ada peran pemerintah daerah   “Kami perbanyak penguatan di
            Pemerintah Pusat menjadi satu kesatuan   yang mengawasi, jangan ada lagi TKI   bidang hukum. Kami berharap UU ini
            yang tidak terpisahkan agar dapat   yang  berangkat  ke  luar  negeri  tetapi   bisa memaksimalkan upaya kita untuk
            bersama-sama melaksanakan hal tersebut   kepala desanya tidak tahu,” ungkapnya   melindungi  tenaga  kita  di  luar  negeri,”
            secara maksimal,” harapnya.       seraya menjelaskan Pemda juga diminta   tambahnya
               Hal yang sama juga disampaikan   melakukan pelatihan kepada jalan TKI,   Usai pertemuan, Wakil Gubernur
            anggota  Timwas  TKI  Saleh  Partaonan   pasalnya masih banyak TKI yang dikirim   Kalimantan Barat, Chirstiandy  Sanjaya
            Daulay saat melakukan kunjungan ke   hanya lulusan SD dan SMP.     mengatakan sangat mendukung Revisi
            Kalimantan Barat.  Saleh  menjelaskan   Selain itu, politisi F-PAN itu juga   UU tentang TKI dalam konteks
            peran penting Pemerintah Daerah yang   menyelaskan beberapa peraturan  baru   penguatan  perlindungan.  Misalnya
            diatur dalam Revisi Undang-Undang   dalam RUU PPMI. Pertama, mengenai   mengenai peran utama Kepala Desa
            (RUU) nomor 39/2004 tentang TKI   asurasi untuk calon TKI yang hanya boleh   (Kades) dalam mengawasi warganya.
            kepada Wakil Gubernur Kalimantan   dikelola Badan Penyelenggara Jaminan   Bahwa jangan sampai warganya sudah
            Barat Christiandy Sanjaya.        Sosial (BPJS) bidang Ketenagakerjaan.   menjadi TKI di luar negeri, tapi tidak
               “Peran  serta  masyarakat  luas untuk   Kedua, pembagian  kewenangan antar   diketahui kepala desa.
            menyadari  pentingnya  meregistrasi  lembaga agar tidak terjadi lagi tumpang   “Ini juga sinergi dengan kita
            kepergian ke luar negeri menjadi   tindih kewenangan antara Kementerian   mengupayakan adanya Kades-Kades
            perhatian kita, makanya di RUU ini kami   Ketenagakerjaan dan BNP2TKI.   dengan pengucuran anggaran desa yang
            minta aparat desa berpartisipasi dan   Terakhir, yang di atur dalam UU   besar. Kan kita sedang menggebu-gebu
            pemerintah daerah mengawasi terutama   dalam konteks penguatan perlindungan   mempersiapkan sumber daya manusia
            soal dokumen,” jelas Saleh di Balai Peritig,   yaitu adanya atase-atase ketenagakerjaan   di  desa.  Saya  kira  nanti  mereka  bisa
            Kantor Gubernur, Jalan Ahmad Yani   yang ditempatkan  di negara  yang  TKI   melaksanakannya,” tambah Saleh.n(tra, rnm)


                                                                              Edisi : 154 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA  |  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56