Page 5 - MAJALAH 95
P. 5

PENGADUAN MASYARAKAT
               ASPIRASI






              PT MMC Laporkan

              Tindakan Premanisme Oleh Pemda Morotai


                  uasa hukum dari Sutrisno Sukendy, Dirut PT. Morotai Marine Culture/PT. MMC) melaporkan adanya
                  tindakan premanisme (kekerasan, pengrusakan, penjarahan, dan pembakaran) yang dilakukan oleh
              Kjajaran Pemda Kab. Morotai terhadap PT MMC pada 23 dan 25 Maret 2012, dan kasus tsb saat ini
              sedang dilakukan proses penyelidikan oleh Polres Tobelo dan Polda Maluku Utara.
                  Bahwa tindakan premanisme tsb disebabkan tidak dipatuhinya SK Bupati Morotai No.500/33/
              PM/2012 tertanggal 13 Febuari 2012 tentang Penghentian Sementara Kegiatan Usaha PT. MMC di Desa
              Ngele-ngele, Kec. Morotai Selatan Barat, Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara dan surat tentang pelaksanaan
              SK  No.500/33/PM/2012.
              Menurut Pemda, dasar penerbitan SK tersebut adalah:
              a.  PT. MMC adalah perusahaan illegal dan tidak memiliki ijin resmi dari Pemerintah, sementara PT. MMC
                 merasa telah memiliki ijin resmi melakukan budi daya ikan dan mutiara di Pulau Ngele-ngele kecil dan
                 Ngele-ngele Besar di Kab. Morotai, Maluku Utara (SIUP No. 5051/DPB/PB.510.D5/X/07, 11 Oktober
                 2007 untuk budidaya mutiara dan ikan Napoleon Wrasse dan SIUP No. 523.30/01/IUP/DKP-HU/V/07
                 untuk budidaya mutiara dan ikan Krapu yang beroperasi sejak 2007 dan telah diresmikan oleh Menteri
                 Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn, yang saat itu
                 masih Kec. Morotai Selatan Barat, Kab. Halmahera Utara (sebelum pemekaran Kab. Morotai 9 bulan
                 lalu).
              b.  PT. MMC dianggap melakukan pelanggaran atas penggunaan lahan budidaya tanpa sepengetahuan
                 Pemda, yaitu perluasan areal usaha pembenihan dan pembesaran Kerang mutiara dari lokasi yang
                 diijinkan. Menurut versi Pemda, PT. MMC hanya memiliki lahan seluas 10 Ha, sementara menurut Peru-
                 sahaan, ijin yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan adalah tiga titik, yang masing-masing
                 titik seluas 78 Ha, sehingga total luas lahan budi daya adalah 234 Ha.
              c.  PT. MMC Tidak memiliki dokumen AMDAL, hanya UPI dan UKL.
              d.  Terdapat penyimpangan di bidang ketenagakerjaan, antara lain Jamsostek hanya bagi tenaga kerja
                 tetap bukan untuk tenaga kerja harian lepas serta hak sebagian tenaga kerja tidak terpenuhi.
              e.  Masyarakat nelayan merasa terusik dan terganggu dalam mencari nafkah terutama di wilayah laut
                 yang diklaim oleh PT MMC sebagai wilayah yang diijinkan untuk pengelolaan bididaya perikanan.
              f.  PT. MMC tidak memenuhi kewajiban kepada daerah atas pungutan-pungutan sebagaimana ketentuan
                 Pasl 2 PP No. 62 tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
                 pada Departemen Kelautan dan Perikanan.   Menurut versi Perusahaan, Pemda Kab Morotai melaku-
                 kan tagihan kepada perusahaan, berupa pajak iklan, karena telah memasang papan nama perusahaan
                 di dalam ruang kantor sebesar 70 X 40 Cm dan pajak restoran terhadap pemberian makan gratis
                 kepada karyawan perusahaan, tanpa dasar hukum yang jelas atas kedua tagihan tsb.
              g.  Bahwa dengan diterbitkannya SK tsb telah mengakibatkan pengangguran bagi karyawan dan perusa-
                 haan mengalami kerugian yang sangat besar.
              h.  Bahwa Klien Pelapor  tidak diijinkan untuk mengeluarkan sisa asset perusahaan dan Pemda mengan-
                 cam akan melakukan penyerangan kembali apabila perusahaan tidak mengikuti perintah Pemda.

              1.    Atas kejadian tersebut, Pelapor memohon kepada Ketua DPR RI:
              a.  Memberikan perlindungan terhadap karyawan dan PT. MMC dari tindakan anarkis dan premanisme
                 aparat Pemda Morotai dan dilakukan pengawasan terhadap proses penyidikan kasus tsb di Polda
                 Maluku Utara.
              b.  Memanggil Bupati Morotai untuk menjelaskan dan membatalkan SK Penghentian sementara perusa-
                 haan maupun tindakan premanisme.
              c.  Memberikan kepastian investasi bagi Klien Pelapor









                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                    |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 | |
                                                                                                                                                                                                     |
                                                                                                                                                                                                     |     PARLEMENTARIA    Edisi 95 TH. XLII, 2012 |

                                                                                                                                                                                                                    Edisi 94
                                                                                                                                                                                                     P
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10