Page 68 - MAJALAH 174
P. 68
TO KO H
Kebaikan Itu Perlu sekarang masih ada bercak air
laut pada buku-buku tersebut,”
Diviruskan Dan kisahnya.
Seiring berjalannya waktu,
kegiatan Perahu Pustaka Lampung
Diviralkan tak hanya membawa buku bacaan
bagi anak-anak nelayan di pesisir
pantai. Kegiatan lain seperti
membangun perpustakaan kecil
Pada dasarnya setiap anak- yang diberi nama Pojok Baca
anak di desa itu gemar atu hal yang terbilang didirikan agar akses membaca
buku di pesisir dan pulau terpencil
konyol waktu itu adalah
membaca, namun media baca ketika akhir 2016 lalu, itu dapat terpenuhi.
atau buku terutama bagi Radmiadi merogoh Seperti diterangkan Radmiadi,
anak-anak di perkampungan Skocek pribadinya untuk permasalahan membaca buku di
sangat susah didapat. membeli perahu bekas senilai Rp untuk anak-anak nelayan bukan
ihwal minat bacanya rendah.
25 juta dari salah seorang nelayan.
Kalaupun ada, harganya juga Ia harus memperbaiki kembali Namun, akses mendapatkan buku
terbilang mahal. Seperti itulah perahu yang dalam kondisi bocor bacaan sangat susah. Fasilitas
yang diceritakan Radmiadi dan berkarat itu. Mesin perahu seperti listrik dan sekolah sangat
khusus kepada reporter diservis kembali guna menunjang minim, sehingga mereka jarang
aktivitas berkeliling menjangkau
membaca buku.
Parlementaria Erlangga daerah-daerah terpencil. “Ketersediaan buku yang paling
dan Erman, perjalanan Dengan perahu itulah Radmiadi utama. Bukan minat anak-anak
hidup seorang anak nelayan mengajak rekannnya Hamdani dan rendah tapi fasilitasnya nggak
yang hidup di pesisir pantai Ardianto untuk bersama menyisir ada. Makanya di tempat kita itu
tidak mewah, hanya beberapa rak
pantai dengan membawa kardus
lampung selatan dimana yang berisi buku bacaan sembari buku, sederhana, tapi anak-anak
sebagian masa kecilnya menebarkan virus membaca itu senang untuk membaca buku,”
dihabiskan menjadi “anak kepada anak-anak nelayan di ungkapnya.
koin”. pesisir pantai lampung selatan, “Selesai membaca, biasanya kita
pesisir Pelabuhan Merak, hingga adakan kuis tanya jawab kepada
beberapa pulau kecil di sekitaran anak-anak. Bisa juga mereka
selat sunda. menceritakan yang mereka baca
Ragam tanggapan ketika awal tadi, setelah itu kita bagikan
mula Perahu Pustaka mengelilingi peralatan tulis, yang penting
pesisir pantai Lampung Selatan. mereka senang dan akrab dengan
Ada yang mengira Radmiadi dan buku,” jelasnya.
rekan-rekannya berjualan buku, Berbicara literasi tidak
bahkan ada pula yang mengira sesempit hanya membaca buku
mereka adalah sekelompok orang dan menulis, tapi lebih dari itu.
penculik anak. “Pernah kami “Filosofi literasi itu jangkauannya
ini dikira culik, saya bilang saja kan luas, bisa menulis, bisa
ke orang tuanya agar mereka membuat kegiatan yang
menunggui anaknya membaca,” menumbuh kembangkan generasi
tutur Radmiadi. itu lebih kreatif, inovatif, dan
Pernah pula ketika sedang berbudi luhur,” tutur Radmiadi.
melaksanakan ‘tugas sosial’, Seperti yang diutarakan
Perahu Pustaka diterjang ombak Hamdani, kebaikan selain
besar. “Kami sampai tidak diviruskan, juga perlu diviralkan,
bisa pulang, buku-buku yang itu pula yang dilakukan oleh
tercemplung ke laut, kami pungut pegiat Perahu Pustaka. Saat ini
kembali dan kami jemur. Sampai banyak relawan (volunteer) yang
68 68 PARLEMENTARIA EDISI 171 TH. 2019
PARLEMENTARIA EDISI 174 TH. 2019

