Page 68 - MAJALAH 175
P. 68
TO KO H
Dokter Bertarif Botol Plastik
Bekas dan Lagu Kebangsaan
Secara umum, untuk mendapatkan layanan kesehatan yang Dalam kondisi ekonomi yang
berkualitas biasanya seseorang harus mengeluarkan biaya besar. memprihatinkan tersebut, Yusuf
Tentu saja, kondisi itu memberatkan bagi warga yang kurang bercerita, sejak kecil ada satu
mampu. Namun, di Cianjur terdapat sebuah klinik kesehatan yang ketakutan yang terus menghantui
dirinya yaitu takut apabila sakit.
menggemparkan dunia kedokteran nasional dengan memberikan Karena, bukan hanya takut
layanan kesehatan nyaris secara gratis bagi warga. masalah penyakitnya saja tetapi
juga tentang berapa biaya yang
harus dibayarkan.
“Sehingga, setiap sakit kami
selalu merasa was-was. Namun
dari situlah, pada usia 10 tahun
saya mulai bercita-cita menjadi
dokter. Saya bernadzar, apabila
suatu saat saya menjadi dokter,
saya ingin membantu masyarakat
yang tidak mampu dengan
pengobatan gratis,” ujar Yusuf.
Tak disangkanya, pada tahun
1999, Yusuf Nugraha berhasil
diterima di Fakultas Kedokteran
(FK) Universitas Jendral Achmad
Yani (UNJANI) Cimahi. Akan
tetapi, kebahagiaan yang
dirasakan Yusuf harus bercampur
dengan kegelisahan. “Saat itu,
kami tidak mempunyai biaya
dr. Yusuf Nugraha bersama tumpukan botol plastik bekas. Foto: Dok. karena mencapai Rp.10.000.000.
Akhirnya, Ibu memutuskan untuk
empat itu adalah Klinik kepada Parlementaria. menggadaikan rumah yang kami
Harapan Sehat di Desa Yusuf mengawali ceritanya, tempati ke bank untuk memenuhi
Sukasari, Kabupaten dirinya adalah anak ke-5 dari biaya masuk FK,” jelas Yusuf.
Cianjur, Jawa Barat 5 bersaudara dengan kondisi Semua itu dilalui Yusuf dengan
Tyang didirikan oleh keuangan keluarga yang saat itu tegar karena dirinya selalu
Dokter Yusuf Nugraha sejak tahun serba kekurangan. teringat akan pesan dari Ibunya.
2008. Uniknya, para pasien yang “Pada usia 5 tahun, Ibu dan Ibunya berpesan, meski hidup
datang ke klinik tersebut cukup Bapak saya bercerai. Kondisi susah namun jangan pernah
memberikan sejumlah 10 botol keuangan kami saat itu juga menyusahkan orang lain. “Satu hal
plastik bekas. “Masyarakat umum sangat kekurangan. Keseluruhan yang saya paling saya ingat dari
bisa datang dengan membawa hidup kami dibiayai oleh Ibu saya kata-kata Ibu adalah meskipun
10 botol plastik bekas untuk bisa sendirian sebagai single parent,” keluarga kami susah namun
berobat secara gratis,” ujar Yusuf ungkap Yusuf. jangan pernah menyusahkan
PARLEMENTARIA EDISI 175 TH. 2019
68 68 PARLEMENTARIA EDISI 171 TH. 2019