Page 23 - MAJALAH 144
P. 23

Kadin, yang lebih kuantitatif, kalau   perlu mempersiapkan. Pemerintah harus   Bulog itu kerjanya apa dalam konsep
            kita (Komisi VI) kan lebih politis.   menyiapkan road map industri baja,   swasembada pangan. Kan masuk lima
            Teknokratik dan datanya Kadin yang   industri logam,” pinta Azam.   program prioritas pemerintah, termasuk
            lebih tahu,” ujar Aria.                                             swasembada pangan. Perdagangan,
               Dia mengharapkan dalam perjanjian   Pemerintah Disarankan Ciptakan   perindustrian, pertanian ngapain, jadi
            perdagangan internasional Indonesia   Kantong Pangan Nasional       disetiap benak masing-masing Dirut,
            tidak boleh merugi, negara harus     Guna me wujudkan ci ta-        itu harus ada mereknya. Harus ngapain
            mendapat keuntungan. Aria juga    cita kedaulatan pangan nasional,   poinnya. Saya melihat koordinasinya
            memaparkan pentingnya pemangku    pemerintah  disarankan  untuk     masih kurang,” tandas Aria.
            kepentingan industri dan perdagangan   menciptakan kantong-kantong pangan
            nasional mengidentifikasi kemampuan   nasional. Menurut Anggota Komisi VI   Komisi VI Tegur Menkeu Soal
            I ndonesia dalam memasuki         DPR RI Aria Bima, kantong pangan   Kewenangan Bahas PNM
            perdagangan bebas.                nasional di setiap daerah startegis bisa   Be r das ar pada P e r a tur an
               “Kalau perj anjian ini mau     mengintegrasikan supply and demand   Pemerintah Nomor 44 tahun 2005,
            ditandatangani posisi Indonesia akan   pangan nasional.             pembahasan Penyertaan Modal Negara
            mendapat keuntungan di sektor mana”   “Maka pemerintahan Jokowi     (PMN) berada dalam ruang lingkup
            tanya Aria kepada Kadin.                                            kewenangan Komisi VI DPR RI. Hal ini
                                                                                ditekankan Wakil Ketua Komisi VI DPR
                                                                                RI, Azam Azman Natawijana, saat rapat
                                                                                kerja dengan Menteri Keuangan Sri
                                                                                Mulyani dan Deputi BUMN.
                                                                                   Azam menilai langkah Sri tidak
                                                                                tepat, karena telah menghadiri rapat
                       Perjanjian                                               kerja tentang suntikan dana ke BUMN
                  internasional yang                                            atau Penyerahan Modal Negara (PMN)
                dapat membahayakan                                              di Komisi XI beberapa waktu lalu. “Jadi
                                                                                semua aturan itu harus dibaca semua.
                 kepentingan nasional                                           Ini kekeliruan,” tegur Azam saat rapat
                  Dewan Perwakilan                                              kerja dengan Menteri Keuangan yang
                                                                                mewakili Menteri BUMN, di ruang
                Rakyat dapat menolak                                            sidang Komisi VI, Nusantara I.
                                                                                   Sebenarnya Komisi VI sudah
                  atau setuju dengan                                            menyetujui dana PMN BUMN dan
               perjanjian perdagangan                                           foto : Runi/iw  sudah disahkan dalam Sidang
                internasional tersebut,                                         Paripurna DPR RI Rp 54 triliun untuk 24
                                                    Wakil Ketua Komisi VI DPR RI   BUMN. Dana itu sudah masuk ke dalam
                                                     Azam Azman Natawijana      Anggaran Penerimaan dan Belanja
                                                                                Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
               Industri logam menjadi salah satu   ini kalau akan melakukan target   Namun secara tumpang tindih Komisi
            sektor yang diperhatikan Komisi   kedaulatan pangan, harus benar-benar   XI mengundang Menteri Keuangan untuk
            VI dalam menghadapi persaingan    mengintegrasikan supply and demand   membahas PMN empat BUMN, yakni PT
            perdagangan  internasional. Dalam   dalam konteks wilayah nasional. Dan   Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT Krakatau
            rapat disimpulkan bahwa, industri   membuat kantong-katong pangan di   Steel, dan PT Pembangunan Perumahan
            logam menjadi kunci jalannya      setiap wilayah yang menjadi lumbung   senilai Rp 9 triliun. Dasar hukumnya yakni
            perindustrian mesin perkakas.     pangan  di  masing-masing  daerah.   PP Nomor 41 Tahun 2003.
               Wakil Ketua Komisi VI DPR RI   Wilayah timur mana, wilayah tengah   Menanggapi peringatan tersebut
            Azam Azman Natawijana meminta     mana, wilayah barat, harus dibagi-  Sri menjelaskan pada dasarnya, dia
            Kementerian  Perindustrian  untuk   bagi lagi. Itu yang saya kira mengenai   menghormati semua undangan komisi
            membuat persiapan secara matang   capaian kedaulatan pangan dan  harus   dan tidak mau memperkeruh suasana
            agar industri logam dan baja nasional   terukur,” papar Aria di Nusantara I.  antar komisi. Ia mengatakan berusaha
            mampu menghadapi persaingan           Un tuk meng in tegr asikan    menindaklanjuti seluruh undangan
            perdagangan internasional. Pasalnya   ketersediaan dan kebutuhan pangan   yang dilakukan secara resmi.
            dua industri tersebut saat ini dinilai   nasional, Politisi dari Fraksi PDI   “Saya tidak tahu bakal bahas
            belum mampu menghadapi persaingan   Perjuangan ini menekankan kepada   ini,  tapi izinkan  saya jawab. Saya
            perdagangan internasional.        setiap kementerian yang berwenang   menghormati seluruh pimpinan, jadi
               Penilaian tersebut diungkapkan   untuk melakukan koordinasi secara   seluruh lembaga-lembaga atau alat
            setelah Komisi VI DPR RI menyeleng-  kompak dan sinergis. Aria menilai   kelengkapan yang dituntut menjalankan
            garakan Rapat Dengar Pendapat Umum   koordinasi  pada  setiap  pemangku   legistlatif. Saya menghormati pada
            dengan Ketua Asosiasi Industri Mesin   kepentingan masih belum optimal.    komisi yang menjadi wakil rakyat,” ujar   (eko)
            Perkakas Indonesia (ASIMPI). “Pemerintah   “Yang penting itu koordinasi,   Sri menanggapi pertanyaan. 



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 144 TH. XLVI - 2016  l  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28