Page 33 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 33

arus diakui, Indonesia   yang akan berdiri independen beserta
                    agak terlambat merespons   rumusan sanksi-sanksinya.
                    perkembangan digital.      Dalam perkembangan terakhir
          HKetika perebutan data            disepakati pembentukan lembaga yang
          menjadi fenomena yang tidak bisa   bersifat independen itu akan diserahkan
          dihindari lagi di tengah kesadaran   kepada Presiden. Nantinya, lembaga
          betapa pentingnya sebuah informasi   pengawas ini akan bertanggung jawab
          warga negara pada zaman ini, Indonesia   langsung kepada Presiden. “Lembaga
          menjadi bulan-bulanan pihak lain. Hal   independen yang akan terbentuk nanti
          itu bisa dilihat dengan gamblang di   dapat bekerja efektif dalam melindungi
          saat seringnya data warga negara yang   data pribadi masyarakat. Masyarakat
          dibobol dan bocor serta dijual di dunia   menaruh harapan besar kepada Negara
          maya.                             agar data pribadi mereka aman, dan agar
            Kebocoran data pelanggan        rakyat Indonesia maupun bangsa ini
          perusahaan listrik dan IndiHome,   terlindungi dari serangan siber,” kata
          perusahaan penyedia jaringan internet   Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada
          dan TV Kabel yang baru tejadi Agustus   Hafid.
          lalu hanyalah puncak gunung es dari   Adapun naskah final RUU PDP
          banyaknya kasus serupa di Indonesia.   terdiri dari 371 Daftar Inventarisasi
          Sebelumnya secara bertubi-tubi dalam   malah (DIM) dan menghasilkan 16 Bab
          tiga tahun belakangan, kebocoran data   serta 76 pasal. Jumlah pasal di RUU
          juga sudah terjadi mulai dari perusahaan   PDP ini bertambah 4 pasal dari usulan   Pratama Dahlian Persadha
          marketplace hingga aplikasi pinjaman   awal pemerintah pada akhir 2019 yakni
          online, dari perusahaan negara hingga   sebanyak 72 pasal.
          perusahaan swasta.                   Salah satu pasal krusial yang bisa   Masalah utama
            Hampir semua pihak yang menjadi   meningkatkan pemahaman masyarakat
          pemangku kepentingan keamanan data   akan pentingnya data ada pada Pasal   masih banyaknya
          sepakat bahwa penyebab utama dari   4 naskah tersebut. Di situ disebutkan   kebocoran adalah
          kondisi kerentanan data di Indonesia   bahwa Pemilik Data Pribadi berhak
          adalah ketiadaan aturan primer yang bisa   meminta Informasi tentang kejelasan   belum adanya uu
          menjadi pedoman. Ya, memang undang-  identitas, dasar kepentingan hukum,   Perlindungan Data
          undang yang mengatur bagaimana    tujuan permintaan dan penggunaan
          seharusnya data pribadi warga itu dijaga,   Data Pribadi, dan akuntabilitas pihak   Pribadi. uu PDP ini
          serta sistem yang seharusnya dimiliki   yang meminta Data Pribadi. Selama   bila benar-benar
          oleh semua institusi pemegang data   ini masyarakat merasa tidak punya
          warga, masih belum terbit.        hak untuk meminta informasi kepada    nanti powerful
            “Masalah utama masih banyaknya   lembaga pengelola data mereka        harusnya bisa
          kebocoran adalah belum adanya UU   mengenai penggunaannya. Pada akhirnya
          Perlindungan Data Pribadi. UU PDP   disinyalir inilah yang membuat data   menjadi senjata
          ini bila benar-benar nanti powerful   tersebut dengan mudah berpindah   ampuh untuk
          harusnya bisa menjadi senjata ampuh   tangan secara bebas.              melindungi data
          untuk melindungi data pribadi        Selain itu ada juga dalam Pasal 67
          masyarakat maupun data milik Negara,”   yang menyatakan “Setiap orang yang   pribadi masyarakat
          kata Pratama Dahlian Persadha     dengan sengaja, dan melawan hukum     maupun data milik
          Chairman Lembaga Riset Keamanan   memperoleh atau mengumpulkan data
          Siber dan dan Komunikasi (CISSReC)  pribadi yang bukan miliknya dengan   negara.
            Rancangan UU Perlindungan Data   maksud untuk menguntungkan diri
          Pribadi sebenarnya sudah dibahas   sendiri atau orang lain yang dapat
          sejak 2016. Setelah pembahasan selama   mengakibatkan subjek data pribadi
          6 masa sidang, DPR dan Pemerintah   terancam pidana penjara maksimal 5
          menyepakati sejumlah isu krusial. Salah   tahun. Atau denda paling banyak Rp 5
          satunya terkait Lembaga Pengawas PDP   miliar,” Kemudian pada ayat berikutnya


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII  33
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38