Page 38 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 38

pencurian barang yang mengandung data
                                                                               sensitif, kerentanan perangkat lunak, dan
                                                                               penggunaan kata sandi bawaan (default
                                                                               password).
                                                                                  Diakui, bahwa lima tahun
                                                                               belakangan, peretasan yang terjadi lebih
                                                                               sering disebabkan factor kemampuan
                                                                               teknis dari penjahat siber. Setelah itu
                                                                               muncul modus baru yang menggunakan
                                                                               rekayasa sosial. Soal social engineering
                                                                               atau Socen, belakang ini menjadi
                                                                               salah satu penyebab yang paling
                                                                               banyak ditemukan. Di tahun 2019 lalu,
                                                                               mengutip sebuah laporan bahwa di
                                                                               area Jabodetabek saja, terjadi 2.300
                                                                               kasus Socen yang berujung pada kasus
                                                                               penipuan online. Di tahun 2022 ini,
                                                                               juga kembali ramai dikeluhkan oleh
                                                                               masyarakat sola modus Socen ini yang
                                                                               juga menggangu sektor perbankan.
                                                                                  Kejahatan perbankan dengan modus
                                                                               social engineering merupakan tindak
                                                                               kejahatan yang memanipulasi psikologis
                                                                               korban untuk membocorkan data pribadi
                          Modus social      lalu lintas data yang tidak biasa, misalnya   dan data perbankan yang bersifat rahasia.
                     engineering atau       dengan serangan DDoS,” jelas Pratama   Media yang digunakan pelaku untuk
                       rekayasa sosial      Persadha, Pakar Keamanan Siber     mendekati dan mengelabui korban pun
                    menjadi cara baru       dai CISSReC menanggapi fenomena    beragam, mulai dari pesan singkat/chat
                   bagi penjahat siber      kebocoran data saat ini.           online, telepon, SMS, e-mail, media sosial,
                untuk membobol data            Menurutnya, potensi kebocoran data   dan lainnya.
                               nasabah      di Indonesia masih sangat besar karena
                                            kesadaran keamanan siber masih rendah.   Kasus BRI
                                            “Potensi kasus kebocoran data di tanah   Aparat kepolisian pun berhasil
                                            air masih sangat besar, karena Indonesia   membongkar aksi rekayasa sosial dengan
                                            sendiri masih dianggap rawan peretasan   melakukan penangkapan tiga terduga
                                            yang memang kesadaran keamanan siber   penipuan yang mengatasnamakan BRI di
                                            masih rendah,” katanya.            Bandung, Jawa Barat serta Palembang,
                                                                               Sumatera Selatan. Dalam kasus BRI,
                                            Rekayasa Sosial                    pelaku kejahatan social engineering
                                               Lemahnya kesadaran akan         menggunakan modus informasi
                                            keamanan data harus berhadapan     perubahan tarif transfer antar bank
                                            dengan intensifnya para penjahat siber   dari Rp6.500 per transaksi menjadi
                                            melakukan ancaman pembobolan data   Rp150.000 per bulan untuk menipu
                                            pribadi. Hingga kini terus bermunculan   korban melalui WhatsApp.
                                            modus-modus pencurian data.           Dalam pesan tersebut, pelaku
                                               Melansir situs UpGuard, terdapat   melampirkan tautan di mana korban
                                            enam penyebab paling umum terjadinya   diharuskan mengisi data pribadi dan data
                                            kebocoran data belakangan ini. Di   perbankan untuk membobol rekening.
                                            antaranya adalah kesalahan konfigurasi   Pengisian formulir tersebut menjadikan
                                            software, penipuan melalui rekayasa   pelaku penipuan memiliki akses atas
                                            sosial (social engineering), password atau   rekening korban.
                                            kata sandi yang digunakan berulang,   Direktur Kepatuhan BRI Ahmad


         38   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43