Page 43 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 43

harus berada di posisi yang kuat dalam
                                                                               hirarki kenegaraan.
                                                                                  Komisi PDP adalah ujung tombak
                                                                               UU PDP itu sendiri, sehingga harus
                                                                               ditempatkan di posisi setinggi mungkin
                                                                               agar bisa menjalankan amanah UU
                                                                               dengan maksimal. Komisi PDP
                                                                               adalah organisasi yang dibentuk atas
                                                                               dasar Undang-Undang, sedangkan
                                                                               pembentukan BSSN sendiri berdasarkan
                                                                               Perpres. Dikhawatirkan ini akan
                                                                               menimbulkan masalah dikemudian hari.
                                                                                  Apalagi semangat UU PDP
          adanya ancaman denda maupun pidana   Tanah Air, yang menyasar pencurian   adalah menertibkan penggunaan dan
          bila terjadi kebocoran data dan terbukti   data pribadi.             penyalahgunaan data, yang ini dilakukan
          lalai mengimplementasikan amanat UU   Aturan yang dipakai sekarang adalah   oleh banyak organisasi besar baik swasta
          PDP.                              Permenkominfo No. 20 tahun 2016    maupun lembaga negara itu sendiri.
            Karena itu dengan rampungnya UU   dimana diatur bila ada sengketa terhadap   Karena resiko menghadapi kekuatan
          Perlindungan Data Pribadi (PDP) akan   perlindungan data pribadi hukumannya   besar itulah, posisi dan wewenang
          sangat berdampak luas pada pengelolaan   hanya berupa peringatan lisan dan   Komisi PDP harus diberikan di tempat
          dan keamanan data di Tanah Air. Di   tertulis, penghentian sementara kegiatan   terbaik dan terkuatnya.
          Indonesia sendiri pengamanan data   PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik)   Penempatan Komisi PDP di bawah
          pribadi belum mendapatkan payung   dan ancaman akan diumumkan ke publik   Kominfo maupun BSSN akan sangat
          hukum yang memadai. Potensi kasus   lewat website.                   berpotensi bertabrakan dengan berbagai
          kebocoran data di Tanah Air masih    Ancaman hukuman semacam ini jelas   kepentingan karena tidak kuatnya posisi
          sangat besar, karena Indonesia sendiri   tidak bisa memaksa para PSE ini untuk   Komisi PDP itu sendiri. Bila Komisi
          masih dianggap rawan peretasan yang   menghadirkan sistem yang aman dengan   PDP ini lemah, maka sama saja nantinya
          memang kesadaran keamanan siber   teknologi terkini dan SDM terbaik dalam   UU PDP ini juga akan sangat lemah
          masih rendah.                     mengelola data masyarakat yang mereka   penegakannya.
            Di Korea Selatan misalnya, baru   himpun.                             Perbankan besar di tanah air kami
          dibentuk Agustus 2020, Komisi PDP    Jadi aturan yang tidak tegas membuat   lihat terus melakukan perbaikan
          disana sudah menjatuhkan denda    sistem informasi di tanah air ini sering   diri di sisi keamanan siber, karena
          puluhan miliar dollar AS pada Facebook,   menjadi bulan-bulanan. Bahkan sistem   realitasnya mereka dituntut melakukan
          Netflix dan juga Microsoft karena   informasi milik instansi negara yang   digitalisasi untuk survive. Karena itu
          kedapatan memanfaatkan data pribadi   lemah sering menjadi tempat latihan bagi   konsekuensinya soal keamanan siber
          masyarakat Korsel diam-diam tanpa   para script kiddies atau peretas pemula.  harus diperkuat.
          persetujuan.                         Lalu juga soal wacana menempatkan   Apalagi saat ini media sosial begitu
            Masalah kebocoran data, dan     Komisi PDP dibawah BSSN, hal tersebut   luar biasa. Ada satu kasus uang nasabah
          bahayanya itu bertambah karena    muncul dari Komisi 1 DPR dalam     hilang, maka akan cepat viral dan
          sebagian besar lembaga negara di   pembahasan RUU PDP. Usulan tersebut   menurunkan kredibilitas sebuah bank.
          Tanah Air ini masih sangat kurang   muncul setelah adanya perbedaan     Namun sekali lagi, belum adanya
          soal keamanan siber pada sistem   pendapat Komisi 1 DPR dan Kominfo   UU PDP membuat perbankan juga
          informasinya. Lagi-lagi butuh UU   terkait dimana posisi Komisi PDP   tidak maksimal dalam melakukan
          PDP untuk memaksa lembaga negara   nantinya.                         peningkatan keamanan sibernya. Selain
          maupun swasta untuk mau menerapkan   Semangat kelahiran UU PDP harus   itu BI dan OJK juga masih setengah-
          keamanan siber tingkat tinggi pada   dibuat sangat powerful dan tidak ambigu,   setengah dalam menegakkan aturan
          sistemnya, sehingga mengurangi    sehingga bisa menjalankan fungsinya   untuk mencegah fraud. Misalnya soal
          kemungkinan kebocoran data.       secara maksimal. Misalnya untuk    aturan pemakaian chip pada kartu
            Sekali lagi Indonesia butuh UU PDP   mengatur kewajiban bagi korporasi dan   ATM, nyatanya semua bank juga masih
          yang isinya tegas dan ketat seperti di   lembaga negara dalam mengamankan   menyertakan strip magnetik pada kartu
          Eropa. Ini menjadi faktor utama selama   dan mengatur data pribadi masyarakat   ATM keluaran terbaru. Tentu ini juga
          pandemi banyak peretasan besar di   yang mereka kelola, jadi Komisi PDP   menjadi risiko tersendiri.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII  43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48