Page 72 - Stabilitas Edisi 185 Tahun 2022
P. 72

MANAJEMEN RISIKO




                                            APBN. Dan juga yang sudah dilakukan   baru pada triwulan IV­2021 meningkat
                                            adalah menaikkan Giro Wajib Minimum   dibandingkan dengan periode
                                            (GWM) rupiah sebesar 300 bps untuk   sebelumnya.
                                            Bank Umum Konvensional (BUK), dan     Hal tersebut tercermin dari
                                            150 bps untuk Bank Umum Syariah    nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
                                            (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).  permintaan kredit baru sebesar 87,0
                                               Langkah normalisasi melalui GWM   persen, lebih tinggi dari SBT 20,9 persen
                                            ini akan dilakukan secara bertahap mulai   pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan
                                            Maret, hingga September. Sementara itu,   penyaluran kredit baru terindikasi
                                            suku bunga kebijakan dipertahankan   terjadi pada seluruh jenis penggunaan,
                                            rendah sampai terdapat tanda­      tercermin dari nilai SBT yang tercatat
                                            tanda awal kenaikan inflasi. Terkait   positif. Namun, pada triwulan I­2022
                                            kebijakan makroprudensial akomodatif   pertumbuhan kredit baru diperkirakan
                                            yang diperkuat untuk mendorong     melambat, terindikasi dari SBT prakiraan
                                            pertumbuhan kredit/pembiayaan kepada   penyaluran kredit baru sebesar 52,0
                                            sektor prioritas dan pembiayaan inklusif   persen.
                                            dalam rangka mengatasi scarring effect   Kemudian standar penyaluran kredit
                                            dan mendorong pemulihan pertumbuhan   pada triwulan I­2022 diperkirakan
                                            ekonomi dengan tetap menjaga SSK pun   sedikit lebih ketat dibandingkan periode
                                            ditempuh melalui berbagai langkah.  sebelumnya. Hal itu terindikasi dari
                                               Pertama, memberikan insentif bagi   Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,4
                                            bank-bank yang menyalurkan kredit/  persen, lebih tinggi dibandingkan dengan
                               Sri Mulyani  pembiayaan kepada sektor prioritas dan   2,6 persen pada triwulan sebelumnya.
                                            pembiayaan inklusif dan/atau bank-bank   Kondisi tersebut dipengaruhi oleh
                                            yang memenuhi target Rasio Pembiayaan   perkiraan peningkatan suku bunga kredit
                      Dalam rangka          Inklusif Makroprudensial (RPIM) berupa   yang dilakukan oleh sebagian bank.
                                            pengurangan kewajiban GWM harian
                                                                                  Akan tetapi, hasil survei
                 turut mendukung            sampai dengan sebesar 100 bps dan   menunjukkan responden tetap optimistis
                kinerja perbankan           mulai berlaku 1 Maret 2022.        terhadap pertumbuhan kredit ke depan.
                                               Kedua, melanjutkan kebijakan
                                                                               Responden memperkirakan pertumbuhan
           sekaligus mendorong              makroprudensial akomodatif dengan   kredit pada 2022 sebesar 8,7 persen
                       intermediasi,        mempertahankan asio Countercyclical   atau meningkat dibandingkan dengan
                                                                               pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2
                                            Capital Buffer (CCyB) sebesar nol persen,
                         pemerintah         Rasio Intermediasi Makroprudensial   persen. Optimisme tersebut antara lain
                          melakukan         (RIM) pada kisaran 84-94 persen    didorong oleh kondisi moneter dan
                                            dengan parameter disinsentif batas
                                                                               ekonomi, serta relatif terjaganya risiko
                penempatan dana             bawah sebesar 84 persen sejak 1 Januari   penyaluran kredit.
                di perbankan yang           2022, dan rasio Penyangga Likuiditas   Sementara pemerintah juga tak
           memberikan multiplier            Makroprudensial (PLM) sebesar enam   mau ketinggalan. “Dalam rangka turut
                                                                               mendukung kinerja perbankan sekaligus
                                            persen dengan fleksibilitas repo sebesar
                    effect terhadap         enam persen dan rasio PLM Syariah   mendorong intermediasi, pemerintah
                penyaluran kredit           sebesar 4,5 persen dengan fleksibilitas   melakukan penempatan dana di
                                            repo sebesar 4,5 persen. “Ketiga,
                                                                               perbankan yang memberikan multiplier
                                            memperkuat kebijakan transparansi Suku   effect terhadap penyaluran kredit hingga
                                            Bunga Dasar Kredit (SBDK),” kata Perry.  Rp458,22 triliun bagi 5,49 juta debitur
                                               Guyuran insentif oleh bank sentral   per 17 Desember 2021,” kata Menteri
                                            tentu bukan tanpa alasan. Berdasarkan   Keuangan Sri Mulyani Indrawati, akhir
                                            survei BI bertajuk ‘Survei Perbankan   Januari 2022.
                                            Triwulan IV 2021: Pertumbuhan
                                            Kredit Baru Terindikasi Meningkat’   Dukungan OJK
                                            terungkap bahwa ada indikasi secara   Selain Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
                                            triwulanan (qtq) pertumbuhan kredit   juga tidak tinggal diam mengambil


         72   Edisi No.185 / Tahun 2022  www.stabilitas.id
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77