Page 43 - Stabilitas Edisi 205 Tahun 2024
P. 43
ehadiran layanan keuangan
berbasis teknologi digital
awalnya memang ditujukan
Kuntuk menggaet nasabah
personal yang biasanya memang tidak
terjangkau sistem perbankan. Tidak
mengherankan, karenanya, istilah yang
dipakai adalah peer to peer lending.
Namun kini praktik pembiayaan yang
makin berkembang itu mulai akan naik
kelas ketika otoritas menyiapkan sebuah
aturan baru.
Sebagai sebuah fasilitas pinjaman
individual memang besaran jumlah dana
yang disediakan menjadi isu utama, ia
harus dibatasi agar tidak menimbulkan
risiko besar. Oleh karena itu berdasarkan
ketentuan sejak layanan pinjaman
online merebak jumlah dana yang boleh
disalurkan per individu dibatasi hingga
Rp2 miliar. Hal itu berlaku hingga kini. Limit pendanaan sektor produktif
Kini Otoritas Jasa Keuangan sebesar Rp 2 miliar saat ini membatasi
sedang menyiapkan regulasi yang
bisa me-leverage praktik pinjaman penyelenggara P2P lending. Tantangan
online tersebut. “Salah satu substansi lainnya yang dihadapi pendanaan produktif
pengaturan yang mengalami perubahan
adalah batas atas pendanaan produktif yakni proses bisnis yang lebih kompleks
yang saat ini dapat dilakukan sampai dibandingkan konsumtif, serta kondisi
dengan Rp2 miliar,” ujar Agusman, ekonomi yang masih fluktuatif.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura,
Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Entjik S. Djafar, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan
Jasa Keuangan Lainnya OJK, April lalu. Indonesia (AFPI)
Meski akan mengalami kenaikan
batas pinjaman, namn OJK tidak atas pendanaan yang saat ini Rp 2 miliar. Pada pertengahan 2023, kenaikan
serta merta membebaskan semua Entjik menambahkan selama ini AFPI batas pendanaan fintech lending sempat
pemain bisa menggunakan fasilitas itu. mengadvokasi untuk menaikkan batas diwacanakan mencapai lebih dari
Menurut Agusman, kenaikan batas atas atas pendanaan tersebut mencapai Rp10 Rp10 miliar. Namun sebelumnya, OJK
tersebut hanya akan blerlaku untuk miliar dengan berdasarkan pada kondisi menyatakan belum ada keputusan pasti
penyelenggara P2P lending (fintech fundamental kebutuhan pasar. terkait batas pendanaan menjadi Rp10
lending) yang memiliki tingkat wan Menurutnya, limit pendanaan sektor miliar ke sektor produktif. Otoritas
prestasi (TWP) 90 maksimal 5 persen produktif sebesar Rp 2 miliar saat ini hingga kini masih menjadikan hal itu
dalam kurun waktu 6 (enam) bulan membatasi penyelenggara P2P lending sebagai kajian.
terakhir. Selain itu perusahaan tersebut untuk memperbesar pinjamannya. Hal Namun yang menjadi dasar
tidak sedang dalam pengenaan sanksi in juga membatasi penyelenggara untuk keinginan dan harapan dari regulator
pembatasan kegiatan usaha dari OJK. membantu pelaku usaha menengah adalah agar pemain fintech lending dapat
Tentu saja rencana ini mendapatkan untuk memperbesar skala bisnisnya. lebih banyak menyalurkan pendanaan
sambutan antusias dari pelaku “Tantangan lainnya yang dihadapi ke sektor produktif secara merata, bukan
bisnis. Ketua Umum Asosiasi Fintech pendanaan produktif yakni proses bisnis hanya berpusat di wilayah Jawa.
Pendanaan Indonesia (AFPI) Entjik S. yang lebih kompleks dibandingkan Dalam mendukung penyaluran
Djafar mengatakan pihaknya menyambut konsumtif, serta kondisi ekonomi yang pembiayaan produktif, OJK juga
baik rencana OJK untuk menaikkan batas masih fluktuatif,” kata Entjik. sebelumnya mengatur batas maksimum
www.stabilitas.id Edisi 205 / 2024 / Th.XVIII 43