Page 69 - Stabilitas Edisi 205 Tahun 2024
P. 69
Meskipun ia mengakui Bata sempat
mengalami “masa kejayaan” pada era
70-an hingga 80-an, kini masa itu sudah
berlalu. Akibatnya, Yuswohady menyebut
ceruk pasar dari merek tersebut adalah
mereka yang masih mengingat masa
kejayaan itu, yakni Gen X dan Boomer.
Sementara, Gen X dan Boomer
sudah mulai memasuki masa pensiun,
sehingga daya beli mereka berkurang. GEN X DAN BOOMER
Oleh karena itu, merek-merek harus SUDAH MULAI MEMASUKI
bisa menggaet generasi-generasi dengan MASA PENSIUN,
daya beli yang semakin meningkat,
khususnya milenial dan Gen Z. SEHINGGA DAYA BELI
“Pendapatan yang besar, adanya itu di MEREKA BERKURANG.
milenial. Ketika milenial itu menguasai
pasar, tetapi Bata tidak mampu PENDAPATAN YANG
melakukan regenerasi konsumen. BESAR, ADANYA DI
Makanya dia penjualannya menurun,”
kata Yuswohady. MILENNIAL. KETIKA
Ia menjelaskan milenial kurang MILENIAL ITU MENGUASAI
tertarik dengan Bata karena citranya PASAR, TETAPI BATA TIDAK
sebagai merek “jadul atau ketinggalan Yuswohady,
zaman”. Sementara, mereka lebih MAMPU MELAKUKAN Pengamat Pemasaran
menyukai merek-merek lokal yang REGENERASI KONSUMEN.
diproduksi oleh anak-anak muda
sehingga memiliki desain dan gaya MAKANYA PENJUALANNYA
pemasaran yang kekinian. “Semua yang MENURUN.
merancang [merek-merek lokal baru]
adalah orang-orang milenial. Sehingga
dia otomatis gaya sepatunya semua
adalah gaya anak muda. Jadi setiap
merek ada zamanya,” ujarnya.
Selain itu, Yuswohady juga menyoroti sejak 1994 di Purwakarta, Jawa Barat, (yoy), serta kinerja Indeks Kepercayaan
strategi pemasaran Bata yang lebih merupakan langkah yang kurang tepat di Industri (IKI) yang terus mengalami
mengandalkan gerai atau toko fisik tengah tumbuhnya industri sepatu dalam kenaikan secara berturut-turut mulai
dibandingkan gaya pemasaran digital. negeri. Direktur Industri Tekstil, Kulit, November 2023 hingga Februari 2024.
Bata memang telah memiliki lini masa dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian Dia menyampaikan kebijakan
media sosial seperti Instagram dan Perindustrian Adie Rochmanto lartas yang diterapkan oleh pemerintah
TikTok, serta menjual pada situs- Pandiangan menjelaskan industri sepatu seharusnya dianggap sebagai angin segar
situs pemasaran. Namun Yuswohady nasional tumbuh hingga 5,9 persen bagi industri dalam negeri agar terus
menilai channel-channel tersebut belum secara tahunan (yoy) pada kuartal-I meningkatkan produksinya.
dioptimalkan secara maksimal oleh Bata. 2024. Pertumbuhan itu didorong oleh Meski demikian ia menyampaikan
“Ketika toko fisik terkena pandemi, kebijakan pengendalian terhadap impor setelah kondisi perusahaan membaik,
orang sudah tidak lagi ke toko. Langsung barang jadi, jaminan bahan baku, serta pihaknya berharap Bata bisa membuka
dampaknya ke pendapatan. Makanya ada regulasi larangan dan pembatasan kembali pabriknya di Indonesia dengan
empat tahun terakhir itu betul-betul (Lartas) untuk barang konsumsi alas kapasitas yang lebih besar. “Untuk Bata,
kena,” ungkapnya. kaki. pemerintah juga terus mendorong agar
Menurutnya pertumbuhan tersebut meningkatkan ekspor dari produksi
Ekspor Naik juga dapat dilihat dari peningkatan dalam negeri sebagai bagian dari rantai
Kementerian Perindustrian menilai ekspor sebesar 0,95 persen (yoy), pasok global merek Bata bersama
penutupan pabrik yang sudah beroperasi penurunan impor hingga 1,38 persen afiliasinya di luar negeri,” katanya.*
www.stabilitas.id Edisi 205 / 2024 / Th.XVIII 69