Page 73 - Stabilitas Edisi 205 Tahun 2024
P. 73
Rp34,22 miliar. Menurut Direktur Keuangan WSKT
Sekretaris Perusahaan PTPP Wiwi Suprihatno, hingga kuartal pertama
Bakhtiyar Efendi mengatakan, 2024, pendapatan usaha Waskita turun
pendapatan PTPP naik karena akibat progress konstruksi yang masih
mempunyai cukup banyak proyek carry belum optimal pada proyek-proyek yang
over dan akan diselesaikan di tahun berjalan dan pencapaian Nilai Kontrak
2024 ini, seperti pembangunan IKN, Baru yang menurun dibandingkan tahun
Bali International Hospital, dan lainnya. sebelumnya. Di samping itu, adanya
“Penggerak kinerja PTPP didominasi kenaikan beban keuangan setelah
oleh sektor konstruksi, proyek-proyek pengakuan beban bunga selama masa
infrastruktur, bangunan gedung, dan standstill turut berkontribusi dalam
beberapa EPC,” ungkap dia. penurunan kinerja Waskita. Beban
Kemudian ADHI mengantongi keuangan WSKT naik ke Rp1,09 triliun di
pendapatan usaha sebesar Rp2,63 triliun kuartal pertama 2024, dari sebelumnya
di kuartal pertama 2024, turun 1,21 Rp703,96 miliar di kuartal pertama 2023.
persen yoy dari semula Rp2,66 triliun. Namun demikian, lanjut Wiwi,
ADHI mencatat laba bersih Rp10,15 perseroan menargetkan master
miliar di kuartal pertama 2024, naik 20,14 restructuring agreement (MRA) dapat
persen dari laba di kuartal pertama 2023 efektif pada semester pertama 2024. “Ini
yang sebesar Rp8,45 miliar. akan memperbaiki posisi modal kerja
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Sukarno Alatas, Analis Kiwoom untuk mendukung progres konstruksi,
Farid Budiyanto memaparkan, hingga Sekuritas Indonesia serta dapat menurunkan tingkat beban
Maret 2024, ADHI telah memperoleh bunga yang ditanggung WSKT,” paparnya.
kontrak baru sebesar Rp5,6 triliun. Saat ini, kata Wiwi, usulan skema
“Kontribusi perolehan kontrak baru restrukturisasi tengah dalam proses
di tahun 2024 akan tercermin pada persetujuan oleh seluruh kreditur
pendapatan dan laba di pertengahan perbankan. Usulan restrukturisasi juga
tahun nanti,” katanya. Sentimen penggerak disampaikan kepada pemegang obligasi
Untuk laba bersih ADHI di triwulan kinerja terkait dengan dan telah disetujui oleh pemegang
pertama yang naik 20,14 persen yoy, tiga seri obligasi. Dengan disetujuinya
disumbang dari peningkatan laba ventura pemulihan ekonomi dan restrukturisasi oleh seluruh kreditur,
bersama dan peningkatan laba di lini Waskita optimistis posisi keuangan dapat
usaha manufaktur. Sedangkan, untuk arus peningkatan belanja lebih stabil untuk keberlangsungan bisnis.
kas operasi, ADHI mencatatkan kas operasi pemerintah. Sentimen Secara terpisah Analis Kiwoom
positif sebesar Rp 1,8 triliun setelah Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas
adanya penerimaan dari pekerjaan LRT pemberatnya terkait proyek melihat, emiten BUMN Karya yang
Jabodebek di bulan Maret 2024. mangkrak dan posisi utang mencatatkan kinerja paling baik
Di sisi lain, pendapatan bersih WIKA adalah PTPP dan ADHI. PTPP berhasil
menurun 18,75 persen yoy menjadi tinggi membebani laba mendapatkan perolehan kontrak baru
Rp3,53 triliun per Maret 2024. Alhasil, yang solid dan melakukan efisiensi
WIKA harus menanggung rugi yang dapat bersih. biaya, sehingga berhasil meningkatkan
diatribusikan kepada pemilik entitas margin. Sementara, ADHI ditopang proyek
induk meningkat menjadi Rp1,13 triliun. infrastruktur strategis dan ekspansi ke
Demikian dengan WSKT mencatatkan bisnis properti.
kerugian yang membengkak 150,59 Sentimen penggerak kinerja emiten
persen menjadi Rp939,55 miliar di kuartal BUMN Karya di kuartal pertama 2024
I 2024, dari sebelumnya rugi Rp396,60 terkait dengan pemulihan ekonomi
miliar di kuartal I 2023. WSKT pun dan peningkatan belanja pemerintah.
mengantongi penurunan pendapatan “Sentimen pemberatnya terkait proyek
usaha 20,27 persen yoy sebesar Rp2,17 mangkrak dan posisi utang tinggi mem-
triliun di kuartal I 2024, dari Rp2,73 triliun bebani laba bersih,” papar Sukarno.*
di kuartal I 2023.
www.stabilitas.id Edisi 205 / 2024 / Th.XVIII 73