Page 33 - Stabilitas Edisi 187 Tahun 2022
P. 33
ada QRIS, semua itu adalah upaya kita menggunakan QR itu juga sudah hadir di situ orang harus punya uang digital.
menjaga hal tersebut. Indonesia. Artinya memang ketertarikan Mungkin karena kita hanya mengenal
Digitalisasi saat ini bukan digitalisasi atau preferensi dari konsumen atau uang hanya untuk bayar yang bekerja dan
yang berbeda dengan sebelumnya. Dalam user dari Indonesia terhadap digitalisasi semakin berkembang dengan berbagai
skema tersebut, yang berbeda adalah cukup besar dan itu meliputi seluruh usage yang semakin luas, maka dunia
teknologi. Dimana teknologi tersebut ini akan paralel, berjalan di dua rel yang
memungkinkan adanya independensi Mungkin karena kita berbeda.
dalam transasaki peer-to-peer dan hanya mengenal Lalu kalau hukum ekonomi dan
pola borderless, programable dengan uang hanya untuk finance sama, apakah manajemen risiko
settlement probabilistik. bayar yang bekerja di dunia digital perlu dijaga, perlu
Yang terakhir adalah teknlogi dikendalikan secara hati-hati?
juga menyebabkan pergerakan dari dan semakin Jelas bahwa yang namanya
sentralisasi ke desentralisasi dan berkembang dengan digitalisasi ini banyak sekali membawa
hilangnya peran intermedialis. Apa berbagai usage manfaat bagi dunia. Pertama adalah
impilkasinya? Ada dua hal. Pertama, kontrol dari individu yang jauh lebih
lahirnya fintech yang bigtech. Ini yang semakin luas, besar. Lalu ada dari preposition yang
sebenarnya memunculkan sebuah maka dunia ini akan menyebut this not single point of failure.
challenge baru. Sebenarnya desentralisasi paralel, berjalan Karena fakta sebenarnya ada juga
ini ujungnya adalah konsentrasi, dimana beberapa kasus di mana tetap ada single
persaingan usaha mengerucut pada satu- di dua rel yang point failure di dalam dunia digital.
dua pihak saja, dan dalam konteks inilah berbeda. Kedua, ada inclusivity, efisiensi dan
lahirnya bigtech. Persaingan ini harus sebagainya. Lawannya adalah yang saya
bisa direspons secara hati-hari, karena aspek, sampai dengan uang digital. sebut tadi, bahwa ada hukum ekonomi
ekonomi bisa bergerak secara tidak Memang perdebatan berada di dan hukum finance telah berlaku di situ.
efisien. seputar apakah uang digital itu sudah Kita baru-baru ini melihat apa yang
Kedua adalah digitalisasi sudah digunakan sebagai alat pembayaran atau terjadi pada luna dan tera, bahwa value
mengarah pada munculnya alat belum atau hanya sebagai sebuah aset proposition bahwa kripto adalah stable
pembayaran baru atau munculnya uang investasi, itu merupakan perdebatan coin ternyata tidak begitu stable. Itu
digital. Penggunaaan uang digital sudah yang memang harus terus didiskusikan. sangat dapat mengejutkan, janji bahwa
begitu besarnya, terutama usai pandemi. Kalau kita bicara sistem pembayaran, dia itu stable, ternyata tidak seperti itu.
Saat ini sudah ada 13.417 koin yang maka harus ada pertemuan two-sided Apakah ini kasus per kasus atau
ditransaksi secara global ,dengan angka market, antara pembayar dengan memang nanti akan terjadi secara umum?
kapitalisasi yang tumbuh drastis hingga pembeli, pengirim dengan penerima, Itu yang masih kita tunggu.Tetapi paling
560 persen. dan sebagainya. Pertemuan ini sebagai tidak ini memberikan peringatan bahwa
Isu berikutnya juga ada kaitannya pengertian umum bahwa uang pada risiko itu tetap sama dan juga mungkin
dengan cross border di mana uang digital prinsipnya seperti itu, baik itu uang ada risiko-risiko yang lain terkait dengan
ini, salah satu preposisinya itu adalah digital maupun fisik. money laundering, terrorist financing dan
mengefisienkan prosedur transaksi yang Memang penggunaan kripto sebagainya.
memang sudah sekian lama dikenal asset sangat luas, rasanya belum bisa Pertanyaannya adalah, kalau kita
sangat lambat, aksesnya terbatas, biaya mnggunakan kripto untuk membeli sudah mengetahui benefit dan risikonya,
tinggi dan kurang transparan. barang dan jasa. Tetapi bagaimana ke how to strike the balance between
Lalu bagaimana dengan Indonesia? depannya? Bahwa sebenarnya dunia them, itu yang menjadi challenge bagi
Indonesia saat ini digitalisasi tumbuh terpecah jadi dua antara dunia yang regulator. Bagaimanapun kita tidak
dengan pesat, terutama pasca pandemi fisik dengan digital, di mana dalam mau membunuh inovasinya, karena
dengan pembatasan mobilitas penduduk, dunia digital seluruh fungsi tradisional inovasinya itu memberikan benefit.
juga kebutuhan yang lebih besar direplikasi sama seperti munculnya Tetapi pada saat yang sama ini semua
terhadap transaksi barang dan jasa. metaverse yang menjadi happening benar-benar keluar dari rel yang selama
Dalam kondisi restriksi tersebut, maka di Indonesia. Itu semua hanya bisa ini kita ketahui. Hal yang selama ini kita
solusi digital itu menjadi sangat dicari. bertransaski dalam ekosistem digital ketahui problemnya adalah ternyata
Jadi adopsi digital di Indonesia itu dengan uang digital, tidak bisa risikonya juga kurang lebih sama
juga tumbuh dengan pesat. Bahkan mnggunakan uang yang kita kenal saat sehingga manajemen risikonya itu juga
desentralistis exchange yang memang ini. Dengan kata lain untuk bisa masuk ke harus dipastikan ada.*
www.stabilitas.id Edisi 187 / 2022 / Th.XV 33

