Page 67 - Stabilitas Edisi 194 Tahun 2023
P. 67

isruh pasar modal India
                   akibat dugaan kasus
                   penipuan investasi
          Kperusahaan milik orang
          terkaya di Asia, Gautam Adani
          menerbitkan kekhawatiran menimbulkan
          guncangan ke negara lain, termasuk
          Indonesia.
            Di India sendiri, kasus yang dipicu
          riset Hindenburg di mana short-seller     seLain itU BUrsa
          yang berbasis di Amerika Serikat (AS)    jUga MeMBeriKan
          yang menuduh Grup Adani melakukan
          manipulasi saham, telah menghebohkan         notasi KhUsUs
          pasar modal di negara itu. Melansir      dan seLanjUtnya
          Reuters, akibat krisis ini, terjadi             MeMasUKKan
          kekacauan di parlemen India karena
          beberapa anggota parlemen menuntut                   Ke daLaM
          penyelidikan setelah terjadi penurunan          PeMantaUan
          dramatis pada nilai saham perusahaan
          orang terkaya India Gautam Adani.            KhUsUs KePada
            Adani Group, salah satu konglomerat         sahaM sahaM
          top India, telah menolak kritik tersebut
          dan membantah melakukan kesalahan            tertentU yang             Kristian Sihar Manullang,
          dalam sanggahan terperinci, tetapi gagal   MeMiLiKi catatan            Direktur Pengawasan Transaksi
          menahan penurunan sahamnya yang tak                                    dan Kepatuhan BEI
          kunjung reda.                               KhUsUs terKait
            Tak kurang dari Presiden Joko         fUndaMentaL dan
          Widodo yang menaruh perhatian pada
          kasus penipuan pasar modal tersebut dan   voLatiLitas harga.
          mengingatkan potensi Indonesia terkena
          dampaknya.
            Presiden Joko Widodo atau Jokowi
          mengatakan, krisis ini terjadi saat kondisi
          makro India berada dalam keadaan
          yang bagus. Namun, di sisi mikronya,
          Adani menuai masalah besar dengan   pas dapet ya enak, tapi kalau kepeleset,   yang memiliki catatan khusus terkait
          kapitalisasi pasar perusahaan yang jatuh   bisa seperti Adani di India,” ujarnya.  fundamental dan volatilitas harga,”
          hingga 120 miliar dollar AS atau setara   Pihak bursa langsung bereaksi.   katanya dalam keterangan tertulis.
          Rp 1.800 triliun. “Itu seperempatnya   Direktur Pengawasan Transaksi dan   Sebagai upaya pencegahan, BEI juga
          PDB India, hilang,” kata Jokowi dalam   Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI)   melakukan immediate action terhadap
          pertemuan dengan pelaku industri jasa   Kristian Sihar Manullang menuturkan   nasabah-nasabah melalui Anggota Bursa
          keuangan di Jakarta, Februari silam.  bahwa BEI melakukan pemantauan   (AB) untuk mengingatkan nasabah
            Jokowi pun meminta Otoritas Jasa   atas seluruh transaksi yang terjadi di   terkait perilaku transaksinya. “Bursa
          Keuangan (OJK) untuk betul-betul   Bursa. BEI juga melakukan tindakan   juga mengenakan ARA dan ARB atas
          mengawasi agar kejadian seperti ini   pengawasan, pemeriksaan, dan   order saham yg mencapai level harga
          tidak merembet ke Tanah Air. Jokowi   koordinasi pengawasan transaksi dengan   tertentu. Semuanya ini bertujuan untuk
          menyebut masalah di Adani terjadi   Self-Regulatory Organization (SRO) lain   perlindungan investor,” lanjut Kristian.
          karena aksi memanipulasi saham    dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).     Di samping itu, pihak bursa juga
          yang kemudian membuat terjadi        “Selain itu Bursa juga memberikan   melakukan edukasi dan sosialisasi
          capital outflow atau arus modal keluar.   notasi khusus dan selanjutnya   melalui berbagai media kepada investor.
          “Sehingga harus dilihat betul mana yang   memasukkan ke dalam pemantauan   Hal itu supaya investor memahami
          suka menggoreng. Kalau goreng-goreng   khusus kepada saham saham tertentu   hal hal yang harus diperhatikan


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 194 / 2023 / Th.XVIII  67
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72