Page 17 - Stabilitas Edisi 208 Tahun 2024
P. 17
arus diakui, perhatian memberikan gambaran bagi BPD dalam
otoritas kepada bankbank menghadapi tantangan pengembangan
daerah kini lebih besar sumber daya manusia hingga
Hdaripada sebelumnya. teknologi informasi. Menurut dia,
Bukan berarti perhatian kepada peta jalan tersebut telah dirumuskan
bankbank yang sahamnya dikuasai bersama Kementerian Dalam Negeri
pemerintah daerah ini sebelumnya (Kemendagri) yang turut mengawasi
minim. Namun bankbank daerah kinerja keuangan daerah, asosiasi, hingga
ini seringkali disamaratakan dengan BPD itu sendiri.
bankbank umum lainnya meski secara “Ini adalah bagaimana kita
kepemilikan dan kebijakan berbeda. menampilkan desain kita ke depan,
Bisa jadi karena kondisi itu ditambah bagaimana secara bersamasama kita
situasi kompleks secara internal, bank mewujudkan apa yang kita sebut sebagai
pembangunan daerah (BPD) dinilai regional champion,” jelasnya. Selain itu,
masih belum bisa berbicara banyak seiring dengan tantangan perekonomian
dalam persaingan bisnis keuangan di domestik seperti penurunan jumlah
Tanah Air. kelas menengah, Dian menyebut bahwa
Memang tidak bisa dikatakan bahwa BPD dapat menjadi ujung tombak
prospek dari bisnis BPD ini suram ke pengembangan UMKM bagi masyarakat
depannya. Tetapi tidak sulit mengatakan luas.
bahwa bisnis perbankan yang sudah Sejatinya sudah ada setidaknya dua
berbalut teknologi digital saat ini tidak inisiatif untuk mendorong kinerja BPD
akan bisa dimenangkan dengan strategi sebelum peta jalan penguatan BPD ini Mahendra Siregar
yang selama ini dilakukan oleh pengelola diluncurkan. Sewaktu pengawasan bank
bank daerah. masih berada di tangan Bank Indonesia, Mau berapa lama
Bankbank daerah yang banyak pernah ada Program BPD Regional
didirikan pada dekade enam puluhan Champion (BRC) yang diluncurkan lagi kita dalam
memiliki tujuan membantu mendorong pada akhir 2010. Kebijakan itu ingin babak trial and error
perekonomian dan pembangunan daerah mendorong bank daerah meningkatkan
di segala bidang. Sekaligus menjadi pembiayaannya pada sektorsektor (coba-coba) terus
salah satu sumber pendapatan daerah produktif dan juga usaha mikro dan (dalam membangun
dalam rangka meningkatkan taraf hidup kecil, agar lebih berdampak mendorong
rakyatnya. ekonomi daerah. BPD). Sudah tidak
Akan tetapi lebih dari setengah abad Selain itu, dalam program itu, bank ada lagi waktu untuk
berlalu, hanya segelintir saja dari bank harus meningkatkan kemampuan
bank itu yang bisa memenuhi ekspektasi dalam melayani kebutuhan masyarakat itu, apalagi tadi
pemangku kepentingan. Sisanya masih daerahnya. Poin ini berisi program kondisi global sudah
harus terus berjuang pada permodalan, standardisasi dan peningkatan kualitas
tata kelola, dan strategi bisnis. pegawai dan perluasan jaringan kantor demikian. It is now
Otoritas Jasa Keuangan yang sudah untuk mendukung terwujudnya or never.
menjadi pengawas industri perbankan sistem keuangan yang inklusif dengan
sejak 2012, sejatinya sudah memindai meningkatkan akses seluas luasnya
permasalahan yang di bankbank daerah. kemasyarakat setempat melalui
Setelah menemukan pokok masalahnya, pencipataan produk dan jasa yang
otoritas beberapa waktu lalu merilis semakin variatif dan unggul.
Peta Jalan Penguatan BPD agar ada Lima tahun berlalu, kontribusi BPD
penguatan kapasitas dari bank untuk terhadap pembangunan daerah masih
mengembalikan perannya pada ekonomi tetap belum beranjak. Menurut catatan
daerah. Otoritas Jasa Keuangan yang saat itu
Kepala Eksekutif Pengawas sudah menjadi lembaga pengawas
Perbankan OJK Dian Ediana Rae industri perbankan, pangsa pasar
menjelaskan bahwa roadmap ini pembiayaan produktif dari BPD tidak
www.stabilitas.id Edisi 209 / 2024 / Th.XIX 17