Page 47 - Stabilitas Edisi 208 Tahun 2024
P. 47
ajah bertarung lawan gajah,
pelanduk mati di tengah-
tengah. Peribahasa itu
Gtampaknya sangat tepat
menggambarkan keberadaan bank-bank
kecil dan beroperasi terbatas yang kini
disebut dengan Bank Perekonomian
Rakyat.
Di tengah persaingan bank-bank
besar dalam mengeksploitasi bisnis
keuangan dan perkembangan teknologi
yang melahirkan bank digital, bank-bank
yang dulunya bernama Bank Perkreditan
Rakyat ini megap-megap. Eksistensinya
mulai terpinggirkan dan jumlahnya kian
menyusut.
Pada 2015, menurut data Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) jumlah BPR baik
yang konvensional dan syariah mencapai
1.637, dan pada akhir 2021 jumlah
menyusut menjadi 1.468 unit. Angkanya
pada 2022 menurun lagi menjadi 1.441 Kejatuhan BPR karena kalah bersaing dengan
unit, kemudian, pada Desember 2023
kembali susut menjadi 1.402 unit. bank komersial yang lebih besar yang masuk
Hingga akhir tahun ini diperkirakan ke segmen kredit mikro. Persaingan di
jumlah BPR yang bangkrut mencapai 20 segmen kredit mikro ini juga semakin keras
unit.
Menurut Direktur Institute For dengan masuknya pemain baru seperti bank
Demographic and Poverty Studies digital dan fintech.
(IDEAS) Yusuf Wibisono, menyusutnya
jumlah BPR dikarenakan kalah saing
dengan bank komersial dan juga bank- Yusuf Wibisono, Direktur Institute For Demographic and
bank digital yang modalnya lebih kuat. Poverty Studies (IDEAS)
“Kejatuhan BPR karena kalah bersaing
dengan bank komersial yang lebih besar
yang masuk ke segmen kredit mikro,” penggelapan dana nasabah deposan oleh itu boleh listing atau BPR itu boleh
ujar dia. Persaingan di segmen kredit pemilik BPR,” jelas Yusuf. ikut sistem pembayaran atau tidak, ini
mikro ini juga semakin keras dengan Dalam aturan terbaru, BPR yang sedang kita lakukan dan akan
masuknya pemain baru seperti bank diwajibkan memenuhi aturan modal terus dilakukan,” jelas Kepala Eksekutif
digital dan fintech peer to peer (P2P) inti sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024. Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana
lending atau pinjaman online.” BPR juga diwajibkan memenuhi modal Rae.
Penyebab lainnya yang juga tak inti minimum sebesar Rp 6 miliar paling Namun demikian OJK tidak
kalah serius membuat banyak BPR lama di akhir tahun 2024. menampik kondisi berat yang dihadapi
tutup adalah masalah lemahnya tata OJK juga terus mendorong BPR BPR saat ini dan tidak tinggal diam
kelola perusahaan yang baik atau Good untuk melakukan merger dan konsolidasi melihat kondisi tersebut. Otoritas
Corporate Governance (GCG). Harus untuk memperkuat permodalannya. terus melakukan berbagai macam
diakui, di BPR masih kerap terjadi kasus “Untuk memastikan BPR ini siap di upaya penyehatan agar jumlah BPR/
fraud atau tindakan penyimpangan dalam implementasi UU P2SK yang BPRS yang mengalami kebangkrutan
dari aturan, kecurangan, sengaja memberikan kewenangan yang lebih, tidak bertambah dari waktu ke waktu.
untuk menipu, atau memanipulasi jadi nanti OJK akan mengeluarkan Upaya yang dilakukan baik melalui
bank, nasabah, dan pihak lain. “Fraud klasifikasi BPR-BPR berdasarkan penambahan modal maupun pencarian
ini banyak terjadi dengan kasus permodalan, itu akan menentukan BPR investor baru.
www.stabilitas.id Edisi 209 / 2024 / Th.XIX 47