Page 49 - Stabilitas Edisi 208 Tahun 2024
P. 49

meski LPS menetapkan tingkat bunga
          penjaminan untuk simpanan di bank
          umum sebesar 4,25 persen, dan untuk
          BPR sebesar 6,75 persen. Namun jika
          nasabah yang mendapatkan tingkat
          bunga di atas bunga penjaminan maka
          simpanan tersebut di luar tanggung
          jawab pemerintah jika terjadi gagal
          bayar.
            Sesuai amanat UU, LPS menjamin
          setiap rekening simpanan nasabah
          perbankan di Indonesia hingga
          Rp2 miliar per nasabah per bank.
          Berdasarkan data Agustus 2024, jumlah
          rekening nasabah bank umum yang
          dijamin seluruh simpanannya (simpanan
          sampai dengan Rp2 miliar) sebesar 99,27
          persen dari total rekening atau setara
          dengan 592,42 juta rekening.
            Sedangkan pada BPR/BPRS,
          jumlah rekening yang dijamin seluruh
          simpanannya (simpanan sampai dengan
          Rp2 miliar) sebesar 99,78 persen dari
          total rekening atau setara dengan 15,81
          juta rekening. “Cakupan simpanan
          perbankan tersebut nilainya berada di
          atas amanat UU LPS sekurang-kurangnya
          sebesar 90 persen di atas rata-rata
          negara-negara anggota International of
          Deposit Insurers atau IADI yang berkisar
          di 80 persen,” ucapnya.
            Kebijakan terhadap BPR sejatinya
          bisa dibilang sudah mumpuni baik dari   dalam rangka menghadapi berbagai
          bisnis hingga tata kelola. Regulator   tantangan internal dan eksternal yang   Pada tahun ini BPR
          jasa keuangan telah menerbitkan   semakin kompleks. “Berdasarkan        diwajibkan memenuhi
          Peraturan OJK Nomor 9 Tahun 2024   hasil pengawasan yang kami lakukan,   aturan modal inti
          tentang Penerapan Tata Kelola bagi   kegagalan dalam penerapan Tata Kelola   minimum sebesar Rp6
          Bank Perekonomian Rakyat dan Bank   yang Baik pada BPR dan BPR Syariah   miliar.
          Perekonomian Rakyat Syariah (POJK Tata   seringkali menjadi salah satu penyebab
          Kelola).                          utama kegagalan BPR dan BPR Syariah,”
            POJK tersebut diterbitkan untuk terus   kata Dian,  Anggota Komisioner OJK.
          mendorong agar BPR dan BPR Syariah   Sementara itu, Ricardo Simatupang,
          dapat tumbuh dan berkembang menjadi   Ketua Perbarindo DKI Jakarta,
          lembaga keuangan yang berintegritas,   mengatakan industri BPR harus secara
          adaptif, dan berdaya saing dalam   cermat mencari ceruk pasar di tengah
          menyediakan layanan keuangan kepada   persaingan bisnis dan pasar yang digarap
          masyarakat terutama pelaku usaha mikro   oleh bank-bank umu. “Pasti ada ceruk
          dan kecil di wilayahnya.          pasar yang kita bisa masuk. Inilah yang
            Penerbitan POJK ini diharapkan   menjadi alasan kerja sama antat BPR dan
          dapat meningkatkan kepercayaan    lembaga jasa keuangan lainnya harus
          masyarakat terhadap BPR atau      selalu solid. Kalau tidak maka semua
          BPR Syariah. Ketentuan ini penting   akan terlambat,” kata dia.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 209 / 2024 / Th.XIX 49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54