Page 49 - Stabilitas Edisi 192 Tahun 2023
P. 49

agaimana jadinya jika sesuatu
                 yang digadang-gadang akan
                 memberikan hasil optimal,
          Bpada kenyataannya malah
          berbuah hasil mengecewakan? Tidak
          ada yang bisa menjawabnya secara pasti
          jika itu berkenaan dengan pergerakan
          saham emiten yang berlatarbelakang
          perusahaan unicorn.
            Ya, startup yang sudah meraksasa
          seperti Gojek dan Tokopedia, ketika
          bersatu dan memutuskan untuk melantai
          di bursa tentu menerbitkan ekspektasi
          tinggi dari semua pihak. Namun
          kenyataannya belum setahun berlalu,
          harapan pada saham berkode GOTO itu
          mulai meredup.
            Berdasarkan jumlah dana yang
          dihimpun, pelepasan saham perdana
          GoTo, gabungan dari Gojek dan
          Tokopedia, April 2022 lalu merupakan
          yang terbesar ketiga di Asia dan             Salah satu alasannya adalah memperluas
          kelima di dunia untuk tahun tersebut.
          Langkah itu tersebut juga menarik            basis investor atau pemegang saham. Kalau
          partisipasi sekitar 300 ribu investor, yang   suatu emiten masuk indeks global artinya
          merupakan rekor tertinggi investor pada      ada peluang saham tersebut dibeli oleh
          proses pelepasan saham perdana dalam
          sejarah pasar modal Indonesia.               investor asing. Nantinya saham tersebut
            Akan tetapi semua orang                    bisa mendapatkan inflow.
          pada akhirnya disadarkan, bahwa
          sebagaimana sifat dari perusahaan
          berbasis teknologi, sedari awal mereka       Farras Farhan, Analis Samuel Sekuritas
          memang tidak bernafsu untuk mencetak
          laba. Sementara di pasar modal yang
          jadi perhitungan utama adalah kinerja
          keuangan, terutama laba.
            Setelah melantai di bursa,         CEO Grup GoTo Andre Soelistyo   teknologi. Adapun GoTo menerapkan
          kontradiksi inilah yang pada akhirnya   mengatakan, meski kondisinya masih   standar akuntansi keuangan Indonesia
          bertemu. Investor mulai sadar bahwa   suram, namun GoTo tetap akan konsisten   (SAK Indonesia), di mana kompensasi
          GoTo bukanlah emiten yang bisa    berfokus pada dua prioritas utama   berbasis saham dicatat lebih banyak
          mendatangkan cuan di pasar saham,   untuk mempercepat langkah menuju   pada tahun pertama dan akan turun di
          setidaknya secara relatif lebih cepat.   profitabilitas. Prioritas pertama yaitu   tahun-tahun berikutnya. Total beban gaji
          Selain itu pula, terungkap pula bahwa   fokus pada pertumbuhan berkualitas   tunai manajemen GoTo selama sembilan
          perusahaan mempunyai utang terbilang   tinggi. Fokus kedua, optimalisasi beban   bulan terakhir adalah Rp22,9 miliar.
          besar. Kondisi itu yang akhirnya   usaha secara konsisten. Dia menjelaskan   Sementara total beban pendapatan bersih
          membuat para investor saham galau   bagian besar dari rugi bersih tersebut   manajemen GoTo mencapai Rp8 triliun.
          dan tak sedikit yang melepasnya. Dalam   disebabkan kompensasi berbasis saham
          laporan keuangannya, perusahaan masih   (non-kas).                   Gerak saham
          membukukan rugi bersih senilai Rp20,3   Komponen kompensasi berbasis    Entah karena laporan keuangannya
          triliun hingga September 2022. Angka   saham itu menjadi faktor penting,   yang tak begitu cantik atau ada faktor
          itu naik dari Rp11,5 triliun pada periode   kata dia, karena sumber daya manusia   lain, tapi yang penting gerak saham
          yang sama tahun sebelumnya.       adalah aset penting bagi perusahaan   GoTo terus melorot dari waktu ke waktu.


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 192 / 2023 / Th.XVIII  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54