Page 47 - Stabilitas Edisi 192 Tahun 2023
P. 47
yang ada sekarang ini dipakai untuk
peningkatan cadangan yang lebih besar,”
kata Mirza.
Di sisi lain, wasit jasa keuangan itu
untungnya cukup peka terhadap kondisi
pelaku industri keuangan di Tanah Air
yang salah satunya memberi angin segar
berupa perpanjangan restrukturisasi
kredit. Kebijakan perpanjangan itu
diharap meringankan beban dan risiko
yang dihadapi pelaku lembaga keuangan
di Indonesia.
Terkait hal tersebut, OJK menilai
saat ini ketidakpastian ekonomi global
tetap tinggi, utamanya disebabkan
normalisasi kebijakan ekonomi global
oleh The Fed, ketidakpastian kondisi
geopolitik, serta laju inflasi yang tinggi.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi
dunia ke depan tidak terhindarkan
sebagaimana diprakirakan oleh berbagai
lembaga internasional. Di sisi lain, Kondisi tersebut tentu menjadi
pemulihan perekonomian nasional terus
berlanjut seiring terkendalinya pandemi kekhawatiran tersendiri. Bagaimanapun
dan normalisasi kegiatan ekonomi bank mesti hati-hati di tengah terpaan
masyarakat. resesi, NPL akan tinggi, bank juga harus
Sekalipun demikian, berdasarkan
analisis mendalam dijumpai beberapa siapkan CKPN [cadangan kerugian
pengecualian akibat dampak penurunan nilai] yang besar.
berkepanjangan pandemi covid-
19 (scarring effect). Sehubungan
dengan perkembangan tersebut dan Moch amin nurdin, Pengamat LPPI
menyikapi akan berakhirnya kebijakan
restrukturisasi kredit/pembiayaan pada
Maret 2023 yang akhirnya membuat
OJK mengambil kebijakan mendukung keuangan mempersiapkan buffer yang situasi tersebut.
segmen, sektor, industri, dan daerah memadai untuk memitigasi risiko-risiko Meski demikian, Jokowi mendorong
tertentu (targeted) yang memerlukan yang mungkin timbul. seluruh jajaran pemerintah untuk
periode restrukturisasi kredit/pembiayaan “OJK juga akan merespons secara optimistis menghadapi situasi
tambahan selama satu tahun sampai proporsional perkembangan lebih perekonomian global di 2023 yang
31 Maret 2024. “Kebijakan ini lanjut dengan tetap mengedepankan masih penuh dengan ketidakpastian. Tak
dilakukan secara terintegrasi dan stabilitas sistem keuangan serta menjaga lupa, Presiden mengingatkan jajarannya
berlaku bagi perbankan dan perusahaan momentum pemulihan ekonomi untuk tetap waspada dan berhati-hati.
pembiayaan,” kata Direktur Humas OJK nasional,” pungkasnya. “Kita semuanya harus memiliki sense
Darmansyah. Bahkan pentingnya kehati-hatian of crisis. Betul-betul siap atas segala
Ia menambahkan OJK akan bagi perbankan juga menjadi perhatian berbagai kemungkinan yang mungkin
terus mencermati perkembangan Presiden Joko Widodo. Dalam beberapa terjadi, yang tanpa kita prediksi, yang
perekonomian global dan dampaknya kesempatan, Presiden terus meminta agar tanpa kita hitung, semuanya kita harus
terhadap perekonomian nasional, semua sektor berhati-hati menghadapi siap. Bukan hanya untuk mampu
termasuk fungsi intermediasi dan gejolak ekonomi global di 2023. Bahkan, bertahan, tetapi juga bisa memanfaatkan
stabilitas sistem keuangan. Dalam kaitan ia menilai, tidak ada pemimpin negara- setiap peluang yang ada,” ujarnya, awal
itu, OJK tetap meminta agar lembaga jasa negara kaya yang bisa memprediksi Desember 2022.*
www.stabilitas.id Edisi 192 / 2023 / Th.XVIII 47