Page 60 - Stabilitas Edisi 192 Tahun 2023
P. 60

Sejak masa pemerintahan Presiden
                                                                               Susilo Bambang Yudhoyono, kehadiran
                                                                               mereka mulai diakui oleh negara. Mereka
                                                                               mendapatkan hak memanfaatkan areal
                                                                               hutan untuk kegiatan ekonomi, tapi wajib
                                                                               menjaganya tetap menjadi hutan, bukan
                                                                               dengan mengkonversinya menjadi ladang
                                                                               atau kebun.
                                                                                  Pada masa Presiden Joko Widodo,
                                                                               program ini dipercepat dengan
                                                                               penyempurnaan kelembagaan dan tata
                                                                               regulasinya. Program ini dihelat oleh
                                                                               Kementerian LHK melalui program
                                                                               Perhutanan Sosial dan menyiapkan lahan
                                                                               hutan seluas 12,5 juta ha.
                                                                                  Ketika pada 2014 program
                                                                               perhutanan sosial ini baru meliputi
                                                                               lahan seluas 14 ribu ha, pada 2022 lalu
                                                                               cakupannya sudah mencapai 5,1 juta ha
                                                                               dan melibatkan hampir 1,2 juta keluarga.
                                                                               Masing-masing keluarga memegang
                                                                               izin pemanfaatan hutan untuk 35 tahun
                                                                               dan bisa diperpanjang. Di sana mereka
                                                                               bisa menanam kopi, kayu manis, lada,
                                                                               pala, dan beternak lebah. Ada pula yang
                                                                               memanfaatkan rumput dan dedaunan
                                                                               hutan untuk beternak kambing, sapi, atau
                                                                               masih banyak usaha yang lainnya.
                                                                                  Adanya legalitas sebagai pengelola
                                                                               area hutan, membuat peserta program
                                                                               perhutanan sosial itu punya akses ke
                            Sejak masa      terjadi. Hanya saja, dampaknya     kredit bank, utamanya dari himpunan
                        pemerintahan        menyusut ke level yang setara dengan   bank negara (Himbara). Suntikan modal
                       Presiden Susilo      emisi 28 ribu ton Co2. Bahkan, pada 2022   itu rupanya bisa membuat usaha mereka
                             Bambang        ini diperkirakan skala karhutla menyusut   berkembang. ‘Produk mereka juga dapat
                           Yudhoyono,       ke level 22 ribu ton.              bersaing di pasar ekspor,” kata Nurbaya.
                                               Persoalan karhutla ini pun bukan
                                                                                  Sebutlah, kopi, rotan olahan, madu,
                      perambah hutan        urusan sepele. Untuk penanggulangannya   pala, lada, kayu manis, dan beberapa
                   diakui oleh Negara       perlu berbagai tindakan nyata. Mulai dari   lainnya. Perhutanan sosial ini masih
                    dan mendapatkan         penegakan hukum, edukasi kepada para   berpotensi dapat meluas, dan hanya
                   hak memanfaatkan         pemangku kepentingan, termasuk warga   diberlakukan di kawasan hutan sekunder
                     areal hutan untuk      penghuni kawasan pinggiran hutan,   yang tegakan kayunya tak terlalu rapat.
                    kegiatan ekonomi        hingga penyempurnaan regulasinya.    Hal itu bisa mengurangi secara signifikan
                                               Dalam upaya penanggulangan      risiko terjadinya deforestasi.
                                            karhutla, pemerintah telah melibatkan   Berkaitan dengan Perhutan Sosial,
                                            masyarakat pinggiran hutan yang selama   uapaya pengembangan area hutan bisa
                                            ini menggantungkan hidup pada hasil   dilakukan melalui konsep multiusaha
                                            hutan. Pada masa yang lalu, mereka   kehutanan. Soal ini, Dekan Fakultas
                                            sering disebut perambah hutan. Mereka   Kehutanan dan Lingkungan IPB
                                            sering mempraktekkan budi daya     University, Dr Rinekso Soekmadi
                                            perladangan berpindah di areal hutan   menjelaskan, pengembangan multiusaha
                                            negara.                            kehutanan merupakan pergeseran


         60   Edisi 192 / 2023 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65