Page 65 - Stabilitas Edisi 192 Tahun 2023
P. 65
(persen). Jadi Indonesia tumbuhnya
mendekati dua kali dari global karena
tensi politik, inflasi, suku bunga global,
stagflasi masih kelihatan,” kata Airlangga.
Sebelumnya Organisasi Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), memproyeksi pertumbuhan
ekonomi dunia turun dari 3,1 persen
pada tahun ini menjadi 2,2 persen
pada 2022. Penurunan dipicu lonjakan
inflasi di sejumlah negara. Berdasarkan
rilis terbaru OECD, perekonomian
global disebut menghadapi tantangan
signifikan.
Kemudian, Dana Moneter
Internasional atau International
Monetary Fund (IMF) memangkas
proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi
global di 2023 dari 2,9 persen menjadi
2,7 persen. Sementara itu, proyeksi
pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini
tidak berubah, yakni pada 3,2 persen.
IMF memastikan proyeksi pertumbuhan
ekonomi pada 2023 adalah profil
pertumbuhan terlemah sejak 2001,
kecuali masa pandemi covid-19 dan krisis
keuangan global.
“Faktor utama di balik perlambatan
ini adalah pergeseran kebijakan karena Otoritas masih
bank sentral mencoba menurunkan
inflasi yang melonjak. Meningkatnya memberikan kelonggaran
tekanan harga adalah ancaman paling bagi pembiayaan ke
langsung terhadap kemakmuran. beberapa industri yang
Bank sentral sekarang berfokus pada Adapun, secara mtm, nominal kredit menyediakan lapangan
pemulihan stabilitas harga,” kata perbankan naik sebesar Rp58,61 triliun kerja besar, yaitu industri
Penasihat Ekonomi IMF Pierre-Olivier menjadi Rp6.333,51 triliun. Sementara Tekstil dan Produk Tekstil
Gourinchas, dilansir dari The Business itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada (TPT) serta industri alas
Times. Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41 kaki.
Di sisi lain, Rapat Dewan Komisioner persen yoy menjadi Rp7.927 triliun,
Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkat dari laju pertumbuhan bulan
pada 1 Desember 2022 menilai stabilitas sebelumnya sebesar 6,77 persen yoy,
sektor jasa keuangan tetap terjaga utamanya didorong peningkatan giro.
dan kinerja intermediasi lembaga jasa Sedangkan risiko kredit terus
keuangan konsisten tumbuh meningkat, menurun dengan rasio NPL net
sehingga terus mendukung peningkatan perbankan sebesar 0,78 persen (NPL
kinerja perekonomian nasional di tengah gross: 2,72 persen). Kemudian kredit
tingginya ketidakpastian global. restrukturisasi covid-19 kembali
Berdasarkan data OJK kredit mencatatkan penurunan sebesar Rp5,57
perbankan pada Oktober 2022 tumbuh triliun menjadi Rp514,07 triliun dengan
meningkat menjadi 11,95 persen yoy, jumlah nasabah menurun menjadi 2,55
utamanya ditopang oleh kredit investasi juta nasabah (September 2022: 2,63 juta
yang tumbuh sebesar 13,65 persen yoy. nasabah).*
www.stabilitas.id Edisi 192 / 2023 / Th.XVIII 65