Page 61 - Stabilitas Edisi 192 Tahun 2023
P. 61
paradigma kehutanan melalui konsep
optimalisasi kehutanan, kontribusi
kehutanan untuk Sustainable
Development Goals (SDGs).
“Multiusaha kehutanan ini
harapannya menjadi tonggak sejarah agar
kehutanan bangkit kembali dan menjadi
titik balik agar generasi muda tertarik
kembali belajar tentang kehutanan,”
ungkapnya secara terpisah. MuLtiuSaHa
Kebermanfaatan multiusaha keHutanan
kehutanan ini ditegaskan juga oleh Prof
Dudung Darusman, dosen IPB University Merupakan
dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan pergeSeran
melalui hasil-hasil riset dan simulasi paradigMa
yang membuktikan bahwa multiusaha
kehutanan memang memberikan hasil keHutanan MeLaLui
yang lebih tinggi dibanding single konSep optiMaLiSaSi
product. Bercemin kepada kekeliruan
pengurusan hutan masa lalu yang single keHutanan,
product dan big scale, maka arsitektur kontriBuSi
ekonomi lokal (UMKM berjejaring)
menjadi pilihan yang tepat. “Sistem keHutanan untuk Dr rinekso soekmadi,
ini juga terbukti berhasil menguasai SdgS. MuLtiuSaHa Dekan Fakultas Kehutanan dan
80 persen pasar rotan dunia di masa Lingkungan IPB University
sebelum Orde Baru,” ujarnya. keHutanan ini
HarapannYa Menjadi
Solusi Pendanaan
Dalam dokumen Rencana tonggak SejaraH
Operasional Indonesia’s FoLU Net Sink agar keHutanan
2030, masalah pendanaan menjadi
masalah krusial bagi Indonesia untuk Bangkit keMBaLi.
pengendalian perubahan iklim sektor
lahan. Skema pendanaan pembayaran
berbasis hasil (RBP-REDD+) menjadi
peluang menjanjikan untuk pendanaan
dalam rangka pelaksanaan FoLU Net
Sink 2030. konsultan lokal untuk mendapatkan menyiapkan program kerja sama yang
Investasi dengan tujuan informasi publik secara lokal melalui kredibel dengan dampak yang terukur.
pemulihan kini menjadi jasa yang bisa citra satelit, inventarisasi secara ‘’Kita sekarang tahu, kalau Norwegia
diperdagangkan di pasar karbon. Dengan langsung, dan menilai dokumen tentang itu tertarik dengan isu mangrove. Orang
memuliakan hutan, pemilik konsesi kegiatan perusahaan. Inggris sukanya isu rehabilitasi hutan
bisa mendapatkan kompensasi berupa Memang, pasca pertemuan G20 di dan pencegahan deforestasi. Amerika,
perdagangan tiap unit serapan emisi Bali 2022 lalu, muncul tawaran bantuan Jepang, Uni Emirat Arab tertarik ke
karbon. Hal yang menjadi kendala terkait senilai 20 miliar dollar AS untuk progran isu energi baru dan terbarukan,’’ kata
peminjaman modal berbasis keuangan iklim. Uang itu tentunya tak serta-merta Nurbaya.
berkelanjutan dan skema perdagangan tersedia di laci meja. Namun, menurut Sebagian kerja sama sudah berjalan
karbon ini adalah monitoring dan Siti Nurbaya, Indonesia dianggap namun Kementerian Kehutanan
evaluasi kegiatan usaha yang dilakukan memiliki komitmen tinggi dalam mengaku tak mungkin bekerja sendirian.
suatu perusahaan di dalam hutan. pembangunan iklim. Oleh karenanya, Dibutuhkan peran diplomasi iklim dari
Salah satu solusinya adalah dengan tawaran bantuan kerja sama lebih mudah Kementerian Luar Negeri dan peran pen-
bekerja sama dengan para ahli dan direalisasikan. Kuncinya, Indonesia danaan dari Kementerian Keuangan.*
www.stabilitas.id Edisi 192 / 2023 / Th.XVIII 61