Page 15 - Stabilitas Edisi 206 Tahun 2024
P. 15

yang membantu mereka. Pada akhirnya,   Sampai saat ini kita bisa melihat,   tidak hanya bisa dilakukan dengan
          bisa jadi, sistem keamanan berlapis itu   ketika seseorang kehilangan KTP dan   meningkatkan awareness dari seluruh
          jebol juga.                       akan membuat yang baru diharuskan   pemangku kepentingan semata. Apalagi
            Mengkhawatirkan memang. Apalagi   membawa fotokopi KTP. Ini        hanya mengandalkan pada pembangunan
          di saat Undang-Undang Perlindungan   menunjukkan bahwa sistem pengelolaan   sistem keamanan yang paling canggih
          Data Pribadi belum bisa dijalankan   data publik di pemerintahan tidak   sekalipun.
          secara penuh. Sebagaimana diketahui   memiliki  sistem pencadangan dan   Sejatinya, terdapat satu lagi solusi
          setelah disahkan pada 2022 lalu, undang-  pencarian data. Mirisnya lagi tanggung   yang tidak kalah signifikan demi
          undang tersebut harus menjalani masa   jawab itu diserahkan kepada warga   memitigasi risiko peretasan data dan
          transisi selama dua tahun, dan baru   negara.                        pembobolan sistem keamanan. Adalah
          Oktober nanti resmi dijalankan.      Masyarakat pun demikian. Banyak   kolaborasi dari semua pemangku
            Namun selama masa transisi      dari mereka yang dengan mudahnya   kepentingan terutama para pemegang
          sudah ada setidaknya beberapa kasus   membagikan data pribadi, bahkan   teknologi. Kerja sama yang erat dan
          yang mencengangkan publik terkait   foto KTP kepada pihak lain, hanya   intensif dari semua pelaku industri
          pembobolan data.                  dengan iming-iming mendapatkan     yang memanfaatkan teknologi
                                                                               digital dibutuhkan agar bisa saling
          Sejatinya, terdapat satu lagi solusi yang                            mendukung ketika muncul serangan
          tidak kalah signifikan demi memitigasi risiko                        dari para penjahat. Jika hal itu belum
                                                                               bisa diwujudkan, setidaknya ada
          peretasan data dan pembobolan sistem                                 mekanisme berbagi informasi dan
          keamanan. Adalah kolaborasi dari semua                               solusi dari penanganan insiden siber
                                                                               yang dialami oleh suatu institusi.
          pemangku kepentingan terutama para                                   Dengan begitu lembaga lain bisa belajar
                                                                               dan menggunakan pengalaman itu
          pemegang teknologi.                                                  untuk mengatasi masalah yang sedang
                                                                               dialaminya, atau akan dialaminya.
            Sejatinya apa sih yang menyebabkan   diskon atau layanan gratis. Bahkan   Pentingnya kolaborasi juga harus
          institusi pengeloa data di Indonesia   banyak dari masyarakat yang dengan   digaungkan kepada lembaga keuangan
          begitu mudah dibobol. Jika melihat   mudahnya membuka tautan yang    semacam fintech dan lembaga switiching
          banyak kejadian kejahatan siber saat   dikirimkan oleh orang yang tak dikenal   lainnya, tidak hanya perbankan dan
          ini, setidaknya ada lima hal penyebab   yang akhirnya membawa mereka   lembaga non bank. Jika semua pemangku
          kebocoran data: Internal fraud,   pada situasi pembobolan data. Itulah   kepentingan dalam industri sistem
          rendahnya kesadaran keamanan TI,   metode phising yang sering muncul dan   pembayaran sudah memberi perhatian
          akses yang tidak legal, malware (virus,   meresahkan.                layak pada penguatan ketahanan siber,
          trojan, ransomware), dan pelanggaran   Untuk kejadian tersebut, pegawai   maka tidak sulit lagi untuk memberi
          perjanjian kerahasiaan.           dari institusi pemerintahan juga perlu   kesempatan semua untuk memanfatkan
            Meski begitu, banyak ahli yang   berkaca diri. Sebabnya kejadian terakhir   infrastruktur bersama.
          mengatakan bahwa penyebab         yang menimpa Pusat Data Nasional      Nantinya setiap lembaga keuangan
          terbesarnya adalah karena belum adanya   Sementara (PDNS) bulan lalu, disinyalir   dan penyedia infrastruktur sistem
          budaya menghargai data. Sampai saat ini,   disebabkan oleh peretasan gawai dari   pembayaran bisa mengadopsi praktik
          tidak hanya masyarakat awam, namun   pegawai melalui metode phising.  terbaik, termasuk penggunaan teknologi
          banyak dari pengelola negara yang abai   Biar begitu, mengatasi kekhawatiran   terbaru dan berbagi informasi tentang
          terhadap data.                    datangnya peretasan pada data kita   potensi ancaman.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 206 / 2024 / Th.XVIII  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20