Page 17 - Stabilitas Edisi 206 Tahun 2024
P. 17
bukti betapa lembaga pengelola data
penting, baru menyadari pentingnya
keamanan sistem dan sejatinya hal itu
bisa dimitigasi. Sayangnya data-data
penting sudah terlanjur ‘diculik’ oleh
penjahat siber.
Menyimak kejadian itu, pelaku
industri keuangan harus mengambil
pelajaran dalam hal keamanan data.
Sebabnya, kejadian serupa bukan tidak
mungkin menimpa perusahaan juga.
Bahkan Wakil Menteri Komunikasi
dan Informasi, Nezar Patria mengatakan
bahwa pembobolan data hanya soal
waktu jika pemilik dan pengelola
data tidak memberikan perhatian
kewaspadaan yang cukup pada sistem
keamanan. “Di zaman ketika praktik
digital sudah menjadi kelaziman,
pertanyaannya bukan lagi apakah sebuah
organisasi akan diserang oleh penjahat
siber atau tidak. Tetapi kapan kita akan Nezar Patria
diserang,” kata dia dalam sebuah Seminar
yang diadakan oleh Majalah Stabilitas-
LPPI terkait keamanan siber Juni lalu. Di zaman ketika
Sejatinya ancaman serangan siber
bisa dideteksi dari anomali atau kondisi praktik digital
di luar kebiasaan pada sistem dan sudah menjadi
jaringan terkait siber. Berdasarkan data
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), kelaziman,
erkembangan pesat terungkap bahwa terdapat ratusan pertanyaannya
teknologi digital yang tidak juta anomali sepanjang 2018–2023.
diimbangi oleh kesadaran Perinciannya, sebanyak 232,4 juta bukan lagi apakah
Pdan kemampuan pihak-pihak anomali trafik pada 2018, 290,3 juta pada sebuah organisasi
terkait dalam memitigasi risiko, akan 2019, dan 495,3 juta pada 2020. BSSN
menjadi bencana. Ya, inovasi digital menemukan bahwa puncak anomali akan diserang oleh
telah membuka pintu-pintu yang selama trafik terjadi pada 2021, yakni ditemukan penjahat siber
ini tertutup rapat terkait keamanan sebanyak 1.652 juta anomali trafik pada
data, ketika data telah berubah menjadi masa pandemi Covid-19. atau tidak. Tetapi
komoditas yang paling penting saat ini. Namun, angka anomali trafiknya kapan kita akan
Data-data yang berada dalam mulai berangsur turun di tahun
pengelolaan otoritas dan perusahaan, berikutnya menjadi 976,4 juta pada diserang.
selalu menjadi incaran para penjahat 2022 dan 403,9 juta pada 2023, meski
dunia maya yang tak kenal lelah, selalu angkanya terbilang masih lebih besar
berupaya membobol sistem yang dibandingkan periode 2018. Menurut
menjaganya. Namun demikian, para sumber yang sama, sepanjang 2024
penjaga data sepertinya belum memiliki terdapat 98.185 anomali trafik berjenis
keyakinan betapa pentingnya sistem ransomware. Data yang dicatat hingga
keamanan, sebelum data-data tersebut 13 Juni 2024 lalu itu mengatakan bahwa
diretas. anomal itu didominasi oleh Grandcrab,
Kasus pembobolan Pusat Data Black Basta, BadRabbit, Troldesh, dan
Nasional beberapa waktu lalu, menjadi LockBit.
www.stabilitas.id Edisi 206 / 2024 / Th.XVIII 17