Page 56 - Stabilitas Edisi 206 Tahun 2024
P. 56
dihadapi industri asuransi di Indonesia
dan membutuhan kolaborasi dari
berbagai pihak adalah tingkat literasi dan
penetrasi asuransi yang masih rendah.
Tantangan berikutnya adalah dampak
kondisi global terhadap hasil investasi.
Tetapi Ketua Bidang Produk, Manajemen
Risiko dan GCG Asosiasi Asuransi
Jiwa Indonesia (AAJI) Fauzi Arfan
mengatakan, nilai investasi asuransi jiwa
diperkirakan meningkat menjadi Rp550,5
triliun tahun ini, Rp542,3 triliun tahun
2023.
Bahkan untuk lini asuransi Syariah
peningkatannya diproyeksikan bisa
mencapai 300 persen dibandingkan
tahun 2023. Hal itu dikatakan Ketua
Bidang Riset dan Inovasi Produk Jiwa
dari Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
(AASI) Ronny Ahmad Iskandar.
Tetap Waspada
Kendati banyak pelaku menyiratkan
optimismenya, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) tetap mewanti-wanti agar
perusahaan asuransi meningkatkan
kewaspadaannya. Ogi Prastomiyono,
Kepala Eksekutif Pengawas
Perasuransian, Penjaminan, dan dana
Pensiun OJK menekankan perlunya
perusahaan asuransi mengawasi kondisi
Kenaikan BI Rate Menurut dia, volatilitas ekonomi geopolitik terkini.
akan meningkatkan global masih akan berlanjut pada 2024 Menurut Ogi, konflik di timur tengah,
yield SBN sehingga ini, namun ada optimisme pada kondisi perkembangan kondisi ekonomi China
berdampak pada ekonomi Indonesia yang masih cukup dan peningkatan harga komoditas dan
penurunan nilai kuat dalam menghadapi berbagai pangan dunia, bisa berdampak pada
aset investasi tantangan yang ada, walaupun akan pertumbuhan ekonomi nasional dan
menggoyang pasar keuangan. Selain itu,
sedikit melambat. Kondisi pasar akan
perusahaan mempengaruhi kinerja investasi, hal ini volatilitas instrumen investasi di asuransi
asuransi khususnya akan berimbas juga ke kinerja subdana juga akan terdampak dengan naiknya
investasi pada SBN asuransi jiwa unit link. suku bunga acuan BI-7 days Reverse
yang dimiliki Masyarakat dinilai semakin cermat Repo menjadi 6 persen.
saat ini dalam memilih produk asuransi yang OJK menilai, kenaikan BI Rate
sesuai dengan kebutuhan masing-masing, akan meningkatkan yield SBN sehingga
dimana produk asuransi jiwa unit link berdampak pada penurunan nilai aset
masih tetap diminati karena karakteristik investasi perusahaan asuransi khususnya
produknya menawarkan perlindungan investasi pada SBN yang dimiliki saat
yang dapat dilengkapi dengan berbagai ini. Namun, OJK melihat kemungkinan
manfaat tambahan dan fleksibilitas, terjadinya masih minim. “Namun secara
namun pergeseran minat masyarakat ke umum kondisi investasi asuransi masih
asuransi tradisional juga terjadi. cukup dapat menyerap risiko kenaikan BI
Meski begitu, tantangan yang saat ini Rate ini,” ungkap Ogi.
56 Edisi 206 / 2024 / Th.XVIII www.stabilitas.id