Page 80 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 80

pangan global akibat pandemi Covid-
                                                                               19 serta konflik Rusia dan Ukraina. Hal
                                                                               itu penting agar krisis pangan tidak
                                                                               menjadi persoalan di Tanah Air karena
                                                                               dampaknya bisa merembet ke hal lain
                                                                               terutama dari sisi sosial masyarakat dan
                                                                               kehidupan sehari-hari.
                                                                                  “Saya minta agar kita fokus yang
                                                                               pertama, peningkatan produksi besar-
                                                                               besaran baik itu dari petani, korporasi,
                                                                               maupun BUMN,” kata Presiden, saat
                                                                               memimpin Sidang Kabinet Paripurna
                                                                               (SKP) mengenai Antisipasi Krisis Pangan
                                                                               dan Energi, di Istana Negara, Jakarta.
                                                                                  Presiden menekankan agar
                                                                               penanaman komoditas tersebut secara
                                                                               besar-besaran disesuaikan dengan
                                                                               karakter masing-masing daerah.
                                                                               “Kemarin saya dengan Pak Kepala
                                                                               KSP melihat sorgum di NTT, misalnya,
                                                                               ditanam jagung enggak hidup, begitu
                                                                               ditanam sorgum, sangat hijau dan sangat
                                                                               kelihatan subur sekali tanamannya. Lah
                                                                               ini kan setelah dicek, ternyata memang di
                                                                               NTT dulu yang banyak adalah tanaman
                                                                               sorgum atau cantel,” ujarnya.
                                                                                  Selanjutnya, Presiden meminta
                                                                               jajarannya untuk segera memastikan
                                                                               offtaker yang akan menampung hasil
                    Presiden meminta        bagi konsumen di seluruh dunia yang   peningkatan produksi besar-besaran
                      jajarannya untuk      menghadapi peningkatan pesat biaya   tersebut. “Jangan sampai nanti petani
                   segera memastikan        hidup dan meningkatnya kerawanan   sudah berproduksi banyak Bulog-nya
                          offtaker yang     pangan.                            tidak mengambil, RNI enggak ambil,
                    akan menampung             Indeks harga pangan PBB telah   misalnya, kalau sudah ditentukan, lah
                     hasil peningkatan      turun dari rekor tertinggi pada Maret   mekanisme itu harus segera diputuskan.
                       produksi besar-      setelah invasi Rusia menghambat ekspor   Kemarin saya kira sudah kita sampaikan
                         besaran yang       dari Ukraina, salah satu pengirim biji-  ke Menteri BUMN untuk segera siapa,
                     dihasilkan petani.     bijian dan minyak nabati teratas. “Ada   untuk produknya apa, pembiayaannya
                                            tanda-tanda bahwa krisis pangan global   seperti apa,” ujarnya.
                                            mungkin mendekati puncaknya,” kata    Terakhir, Kepala Negara
                                            Ekonom Maybank Investment Banking   menekankan pentingnya pendistribusian
                                            Group Chua Hak Bin, dilansir dari The   komoditas pangan yang telah diproduksi
                                            Business Times.                    secara besar-besaran tersebut sehingga
                                                                               stok tidak menumpuk atau kualitasnya
                                            Indonesia Bersiap                  menurun bahkan busuk. “Artinya
                                               Sementara itu, krisis pangan    rencana besarnya seperti apa kan sudah
                                            global mulai samar-samar dirasakan   kita sampaikan. Dalam pelaksanaannya
                                            di Indonesia. Presiden Joko Widodo   juga harus ada,” ujarnya.
                                            (Jokowi) pun cukup peka dengan        Lebih lanjut, Jokowi juga
                                            persoalan krisis pangan dan merespons   menekankan pentingnya kolaborasi
                                            dengan meminta jajarannya fokus pada   semua pemangku kepentingan dalam
                                            beberapa hal sebagai antisipasi krisis   menjalankan fokus tersebut untuk


         80   Edisi 188 / 2022 / Th.XVII    www.stabilitas.id
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85