Page 17 - Stabilitas Edisi 204 Tahun 2024
P. 17
ankir perempuan menghadapi ibu saya tidak bekerja dan mendidik saya
jalan terjal ketika berkarier hingga beranjak dewasa,” ujarnya.
di perusahaan. Tidak hanya Di tengah kegelisahan hatinya,
Bfokus kepada karier, pikiran Gea mendapat dukungan penuh dari
mereka juga terpecah ketika hamil dan suaminya. Menurut ia, dukungan
memiliki anak. Suami juga memiliki tersebut yang membuat dia tetap
peran penting untuk terus mendukung bertahan untuk tetap bekerja di
karier para bankir perempuan ini. perbankan. “Suami saya mengingatkan,
Gea, seorang bankir dari salah satu kalau urusan anak jangan hanya
bank BUMN, sempat berpikir untuk dipikirkan sendiri oleh istri. Oleh sebab
berhenti bekerja setelah melahirkan itu, suami saya juga ikut sibuk mengurus
anak. Ia telah melewati masa-masa sulit dan mendidik anak sepulang kami kerja,”
ketika hamil dan melahirkan. “Masa- katanya.
masa sulit bekerja yaitu ketika saya hamil Senada dengan Gea, Sekar, salah satu
dan melahirkan. Rasanya tidak bisa fokus pegawai di bank swasta mengatakan,
berja ketika itu,” ucapnya. setelah menikah, ia sempat berpikir
Gea sudah bekerja di bank sekitar untuk berhenti bekerja dan mengurus
sembilan tahun dan saat ini menjabat rumah tangga. Namun, suaminya ingin
sebagai branch sales manager. Awalnya, supaya Sekar tetap melanjutkan karirnya.
ia masuk ke dunia perbankan karena “Suami saya selalu mengingatkan kalau
senang dengan industri keuangan. “Saya saya sudah berjuang penuh dalam
ini dulu kuliah di Fakultas Pertanian berkarir. Oleh sebab itu jangan sampai Destry Damayanti
yang malah sebagian besar lulusannya berhenti di tengah jalan,” katanya.
malah bekerja di perbankan. Teman- Sekar mengatakan, untungnya di
teman saya juga banyak yang masuk di perusahaan tempat dia bekerja tidak Kesenjangan
perbankan,” ujarnya. ada diskriminasi terhadap perempuan.
Gea masuk ke dunia perbankan pada Antara perempuan dan laki-laki gender terjadi baik
tahun 2015 lewat jalur ODP dan menikah mendapatkan kesempatan yang sama di pemerintahan,
pada tahun 2020. Awal karirnya berjalan untuk meniti karir. “So far, semuanya
mulus di tahun-tahun pertama. “Apalagi dinilai berdasarkan kompetensi dan korporasi, maupun
ketika suami juga mendukung karier kualitas individu, tidak memandang ekonomi secara
saya, sehingga saya menikmati pekerjaan salah satu gender secara sebelah mata,”
saya,” katanya. ucapnya. keseluruhan. Ini
Kemudian pada tahun 2021, Gea Namun begitu, ketika faktor bisa dikurangi
hamil dan mulai merasakan tidak fokus tantangan internal diri sendiri dan
bekerja. Apalagi masa kehamilannya keluarga bisa diatasi, perempuan masih dengan pemimpin
berbarengan dengan situasi pandemi menghadapi tantangan lain yang tidak perempuan,
Covid-19 yang berlangsung mulai kalah berat di tempat kerja. Menurut
2020. “Memang waktu itu sebagian sebuah riset yang dilakukan oleh karena mereka bisa
besar pekerjaan dilakukan secara WFH McKinsey, sebuah konsultan global menjadi panutan
(work from home). Namun pikiran saya ternama, karier perempuan seringkali bagi perempuan
bercabang, apalagi menjelang melahirkan mandeg ketika harus berhadapan dengan
sempat bingung karena waktu itu rumah tembok tebal yang sulit ditembus untuk lainnya.
sakit penuh dengan pasien Covid-19,” mendapatkan posisi manajemen tingkat
ucapnya. awal.
Setelah melahirkan, Gea juga McKinsey menyebut fenomena
sempat berpikir untuk berhenti bekerja ini sebagai broken rung (anak tangga
dan mengurus anak karena dorongan yang patah). Istilah tersebut mengacu
kekhawatiran akan masa depan anaknya pada patahnya tangga perusahaan,
di tengah kesibukannya dalam meniti yang menjadi kendala yang dihadapi
karier. “Sejujurnya saya sempat khawatir perempuan dalam upayanya untuk
akan masa depan anak saya. Apalagi dulu sukses di dunia korporasi. Konsep ini
www.stabilitas.id Edisi 204 / 2024 / Th.XVIII 17