Page 49 - Stabilitas Edisi 200 Tahun 2023
P. 49

risiko baru terkait pemanfaatan teknologi
          informasi dan kerja sama.
            Tedy, pengurus Perbarindo
          menambahkan, pola pikir (mind set)
          memang menjadi tantangan mendasar
          yang dihadapi oleh industri BPR dan
          BPRS tatkala berkeinginan menerapkan
          digitalisasi. Pasalnya, keterbatasan
          yang dimiliki yaitu keterbatasan modal,
          infrastruktur dan SDM yang belum
          memiliki pengetahuan yang memadai.
            “Pola pikir ini yang akhirnya
          membelenggu dan mempengaruhi
          upaya transformasi digital. Perbarindo
          perlu membuat beberapa forum
          guna meningkatkan kapabilitas serta
          kompetensi SDM BPR dan BPRS, pada
          akhirnya akan meningkatkan daya saing
          industri,” ujar Tedy.
            Menurut dia, industri BPR dan BPRS
          harus mampu memenuhi preferensi
          nasabah terhadap layanan perbankan
          ke depan. Layanan yang lebih
          mengutamakan kecepatan, kemudahan,
          keamanan dan dapat bertransaksi tanpa
          dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi
          harapan bagi BPR dan BPRS untuk
          mewujudkannya.
            Upaya memenuhi kebutuhan
          konsumen, BPR harus melakukan
          penguatan pengelolaan terhadap data,
          model bisnis, regulasi, dan teknologi.
          Tedy menilai, keempat bidang terpenting                                 Kalangan BPR
          ini tidak memungkinkan untuk dikuasai                                   menginginkan alokasi
          dalam jangka waktu yang singkat.
            Sementara peningkatan daya saing   menjadi agenda besar Perbarindo.   dana pendidikan SDM
          sangat mendesak untuk dilakukan agar   “Perbarindo memang berkomitmen untuk   BPR itu tetap di angka 5
          tidak kehilangan momentum. Untuk itu,   terus berupaya membawa BPR dan BPRS   persen meskipun asosiasi
          upaya mentransformasi BPR dan BPRS   naik kelas, sesuai yang telah tercantum   mengharapkan adanya
          tidaklah dapat dilakukan secara optimal   dalam Program Kerja Perbarindo Tahun   perubahan menjadi hanya
          tanpa melibatkan semua aspek yang   2022-2026. Program tersebut antara lain   2 persen.
          saling mendukung satu dengan lainnya.  dalam pengembangan digitalisasi BPR
            Aspek-aspek yang dimaksud antara   yaitu BPR e-Cash dan pengembangan
          lain, peningkatan kapasitas SDM,   core banking system (CBS) melalui kerja
          pengembangan produk dan layanan,   sama dengan pihak ketiga,” sebutnya.
          perbaikan tata kelola, manajemen risiko,   “Pengembangan SDM juga diperkuat
          pemenuhan ketentuan, penyempurnaan   dengan menuntaskan penyusunan
          infrastruktur teknologi informasi, dan   modul untuk sertifikasi staf supervisor
          sistem informasi manajemen.       dan pelaksana. Sehingga akan
            Dalam upaya penguatan SDM,      mempermudah BPR dan BPRS untuk
          khususnya peningkatan kapasitas dan   meningkatkan kompetensi, pengetahuan,
          kompetensi digital SDM memang telah   dan wawasan,” pungkas Tedy.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 200 / 2023 / Th.XVIII  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54