Page 48 - Stabilitas Edisi 200 Tahun 2023
P. 48

BPR saat ini, pendekatannya sejak awal
                                                                               konvensional-klasik,” jelas Robert.
                                                                                  Sementara itu, BPR Bank Pekalongan
                                                                               telah berkolaborasi dengan Muamalat
                                                                               Institute meningkatkan kualitas
                                                                               SDM dengan melakukan beberapa
                                                                               program pengembangan bisnis dan
                                                                               juga penguatan tata kelola untuk
                                                                               meningkatkan pertumbuhan dan
                                                                               perekonomian daerah di Pekalongan.
                                                                                  Salah satu strategi yang dilakukan
                                                                               adalah penguatan tata kelola di bidang
                                                                               pembiayaan. Karena pembiayaan
                                                                               menjadi salah satu faktor yang dominan
                                                                               dalam menentukan keberlangsungan
                                                                               bisnis BPR.

                                                                               Tantangan BPR
                                                                                  Menghadapi perkembangan industri
                                                                               ke depan, OJK melihat banyak tantangan
                                                                               akan dihadapi oleh industri BPR/BPRS
           Pola pikir ini yang akhirnya membelenggu                            yang bersumber dari kondisi eksternal
          dan mempengaruhi upaya transformasi                                  maupun internal.
                                                                                  Menurut Advisor Deputi Komisioner
          digital. Perbarindo perlu membuat                                    Regional OJK Sotarduga Napitupulu,
          beberapa forum guna meningkatkan                                     tantangan tersebut di antaranya ancaman
                                                                               pandemi yang masih berkeliaran,
          kapabilitas serta kompetensi SDM BPR dan                             persaingan usaha yang cukup ketat
          BPRS, pada akhirnya akan meningkatkan                                di segmen UMKM, biaya investasi
          daya saing industri.                                                 infrastruktur TI cukup besar, perubahan
                                                                               perilaku masyarakat atas inovasi produk
                                                                               dan layanan, perkembangan digital
          Tedy Alamsyah, Ketua Umum DPP Perbarindo                             ekonomi, dan perkembangan TI di
                                                                               bidang keuangan.
                                                                                  Selain itu, industri BPR/BPRS
            Mantan Direktur Utama LPPI itu,   pengembangan kualitas SDM. Dengan   juga akan menghadapi permasalahan
          mengungkapkan bahwa terdapat      adanya penyempurnaan ketentuan     permodalan. Pasalnya, OJK
          tiga cakupan yang akan disorot OJK   tersebut, diharapkan BPR bisa   mengharuskan BPR/BPRS untuk bisa
          dalam penyempurnaan ketentuan     menghadapi tantangan yang masif di era   memenuhi modal minimal Rp 6 miliar.
          pengemabangan SDM bagi BPR. Tiga di   digital dengan lebih baik.        Sotarduga juga menyoroti, penerapan
          antaranya yang pertama yakni mengenai   Kepala Kantor Regional 1 OJK   tata kelola dan manajemen risiko
          penyesuaian batasan minimal dana   Jakarta dan Banten Robert Akyuwen   pada BPR dan BPRS masih dapat
          untuk pengembangan kualitas SDM BPR.  juga menyoroti pendekatan BPR   dioptimalkan. “Meskipun saya sering
            Kedua adalah pemberian          ke nasabah yang mayoritas masih    mendengar keluhan: ‘pak, wong kita
          kewenangan kepada OJK untuk       menggunakan cara-cara konvensional.   kecil kok harus diatur manajemen, tata
          melakukan tindakan tertentu guna   Menurutnya, tidak ada pilihan lain   kelola dan seterusnya’. Tetapi itu sangat
          memperkuat SDM pada fungsi yang   untuk BPR selain melakukan digitalisasi   diperlukan dalam menghadapi tantangan
          kritikal, atau memerlukan pengembangan   pada layanannya guna kelangsungan   yang semakin ketat,” ujar dia.
          khusus, terutama dalam bidang teknologi   usaha. “Tidak ada pilihan untuk   Selain itu juga yang tidak boleh
          informasi.                        menjadi kuat dan kompetitif antara   dilupakan adalah tantangan pada
            Ketiga terkait perluasan jenis dan   lain dengan mendigitalisasi, atau anda   kuantitas dan kualitas SDM yang masih
          penambahan metode pelaksanaan     akan meninggal. Persoalan dengan   relatif terbatas. Juga adanya potensi


         48   Edisi 200 / 2023 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53