Page 49 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 49
ejak virus corona menyeruak dan tersendiri, namun mencuatnya varian
memberi ancaman pada sektor baru Covid-19 jelas menimbulkan
usaha Maret 2020 lalu, para kekhawatiran bagi otoritas. Oleh karena
Spebisnis sudah membayangkan itu LPS memutuskan untuk kembali
menyusutnya pendapatan sekaligus memberikan relaksasi terkait pembayaran
membengkaknya biaya. Regulator sudah premi untuk bank, dan membebaskan
berupaya memberikan stimulus dan denda bagi yang terlambat membayar.
relaksasi untuk meningkatkan pendapatan Sebelumnya, LPS telah menetapkan
dan mengurangi beban pada industri kebijakan relaksasi denda premi yang
keuangan. berlaku selama tiga periode pembayaran
Salah satu yang sedang dicoba oleh premi, yaitu periode II tahun 2020,
regulator sektor keuangan penjamin dana Periode I tahun 2021, dan Periode II tahun
nasabah dalam mengurangi biaya adalah 2021. Kebijakan relaksasi denda premi
menggeser tengat waktu pembayaran untuk periode ketiga atau Periode II tahun
premi bank. Tujuannya adalah untuk 2021 akan berakhir pada 31 Januari 2022.
mengurangi beban operasional perbankan Bank memang diwajibkan untuk
dan berharap tahun depan kondisinya membayar premi kepada LPS sehubungan
sudah membaik. dengan peran lembaga itu dalam
Lembaga Penjamin Simpanan menjamin dana nasabah yang ada di
(LPS) jelang akhir tahun lalu telah bank. Premi tersebut dibayarkan dua kali
mengeluarkan kebijakan perpanjangan dalam satu tahun yaitu periode pertama
pengenaan sanksi denda keterlambatan sejak Januari sampai dengan 30 Juni dan
pembayaran premi penjaminan atau periode kedua Juli sampai dengan 31 Purbaya Yudhi Sadewa
relaksasi denda premi. Tidak tanggung- Desember. Premi untuk setiap periode
tanggung perpanjangan wktu itu dilakukan ditetapkan sebesar 0,1 persen (satu per
selama dua periode pembayaran premi seribu) dari rata-rata saldo bulanan total
yaitu untuk Periode I tahun 2022 dan Simpanan dalam setiap periode. Risiko meningkatnya
Periode II tahun 2022, dan berlaku bagi Kebijakan lainnya dari LPS adalah kasus Covid-19 akibat
seluruh bank peserta penjaminan baik relaksasi penyampaian laporan berkala, varian baru seperti
Bank Umum ataupun BPR. penyesuaian kewajiban penyampaian
Menurut Ketua Dewan Komisioner laporan Single Customer View (SCV), dan Omicron. dengan
LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, keputusan penurunan tingkat bunga penjaminan perpanjangan
tersebut diambil demi mendukung LPS untuk memberikan ruang penurunan
pemulihan ekonomi sekaligus fungsi biaya dana bagi perbankan agar kebijakan relaksasi
intermediasi perbankan yang terus perbankan dapat memperbaiki kinerja denda premi
berlanjut. Hal lain yang menjadi rentabilitasnya.
pertimbangan kebijakan ini adalah Dengan adanya perpanjangan ini, perbankan
penetapan bencana non alam, kebijakan relaksasi denda premi selama diharapkan
penyebaran Covid-19 belum berakhir dua periode, maka kebijakan relaksasi
dan Pemberlakuan Pembatasan denda premi masih akan berlaku untuk dapat memiliki
Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih dua periode selanjutnya. Sehingga untuk ruang lebih besar
berlangsung. pembayaran premi periode I tahun 2022
“Dan yang terakhir adalah risiko yang seharusnya dibayarkan paling lambat dalam mengelola
meningkatnya kasus Covid-19 akibat tanggal 31 Januari 2022 dapat dibayarkan likuiditasnya di masa
varian baru seperti Omicron. Dengan sampai dengan 31 Juli 2022 dengan
perpanjangan kebijakan relaksasi denda sebesar 0 persen. Sedangkan untuk pandemic
denda premi ini, perbankan diharapkan pembayaran premi periode II tahun 2022
dapat memiliki ruang lebih besar yang seharusnya dibayarkan paling lambat
dalam mengelola likuiditasnya di masa tanggal 31 Juli 2022 dapat dibayarkan
pandemi,” jelas Yudhi. sampai dengan 31 Januari 2023 dengan
Pemulihan ekonomi yang mulai denda sebesar 0 persen.
terlihat memang membuat optimisme Kebijakan itu tentu saja akan
www.stabilitas.id Edisi No.183 / Tahun 2022 49

