Page 51 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 51
mendatang. Menurutnya sektor tersebut
antara lain telekomiunikasi, kesehatan
pertanian dan pariwisata serta turunannya.
Dia menuturkan, saat ini saham-saham
teknologi komunikasi terus memimpin
pertumbuhan indeks saham gabungan di
seluruh bursa di dunia. Sementara pada
sektor Kesehatan dan turunanya seperti
obat, vitamin dan alat kesehatan, menjadi
akselerator ekonomi karena semenjak
pademi melanda, masyarakat dunia makin
peduli akan kesehatannya.
Hal serupa juga terjadi pada sektor
pertanian dalam arti luas, tahun lalu
walaupun rendah, sektor pertanian
tetap tumbuh positif. “Sektor pariwisata
adalah sektor yang sedang tidur dan akan
menjadi akselerator kebangkitan ekonomi
di tahun 2022. Karenanya, mulai hari
ini sektor pariwisata harus menyiapkan Bank sudah menghadapi beban kredit
infrastruktur pendukung dengan baik, macet dan mengalami peningkatan dalam
maintenance harus dilakukan, serta penyisihan dana dalam bentuk Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
menyiapkan SDM yang baik,” katanya.
LPS Tingkatkan Peran bahkan terbaik di ASEAN-7. Namun pertumbuhan ini masih
membutuhkan dorongan untuk melaju lebih cepat lagi.
pa saja yang telah dilakukan Lembaga Penjamin Maka dari itu, LPS mengambil langkah dengan menjaga
Simpanan (LPS) selama tahun 2021? Dalam catatan suku bunga penjaminan LPS pada level yang tetap memberikan
AStabilitas, selama periode tahun Jan 2020 – Des 2021, ruang terhadap suku bunga simpanan untuk berada pada level
LPS telah memangkas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) rupiah yang rendah, sehingga suku bunga pinjaman dapat melanjutkan
sebesar 275 bps dan 150 bps untuk valuta asing. TBP pada tren penurunan yang sedang terjadi saat ini. Tentu saja hal
bank umum dan BPR saat ini masing-masing 3,50 persen dan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan perkembangan
6,00 persen serta untuk valuta asing 0,25 persen. stabilitas sistem keuangan dan likuiditas perbankan.
Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi
Herman Saheruddin akhir Desember lalu menjelaskan, kebi- Sadewa, di masa pandemi LPS sudah menurunkan TBP hingga
jakan TBP diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan mencapai level terendah sepanjang sejarah. Penurunan TBP ini
ekonomi nasional. Dengan TBP yang rendah saat ini maka diharapkan dapat membantu bank menurunkan cost of fund
perbankan akan lebih memiliki fleksibilitas dalam mendorong yang kemudian turut mendorong penurunan suku bunga kredit.
penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih rendah. “Suku bunga kredit untuk konsumsi sudah turun ke angka
LPS akan terus mencermati respon perkembangan suku 10,6 persen, untuk modal kerja sekitar 8,85 persen dan untuk
bunga simpanan antar kelompok bank yang cenderung investasi ke level 8,5 persen. Menurut pemantauan kami
bervariasi serta dampaknya pada agregat suku bunga pasar grafiknya turun terus dari bulan ke bulan,” urai Yudhi secara
dan intensitas kompetisi. LPS juga akan terus melakukan terpisah.
pemantauan dan evaluasi atas Tingkat Bunga Penjaminan Hal ini selaras dengan kebijakan Bank Sentral dengan
sesuai perkembangan data dan informasi terkini yang tersedia koordinasi kuat seluruh anggota KSSK menciptakan
dengan tetap memperhatikan progress pemulihan ekonomi, kondisi dimana kondisi finansial saat ini dapat menunjang
likuiditas perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional. pertumbuhan ekonomi. “Ini akan terus kami pertahankan,
Secara umum, LPS optimistis akan pertumbuhan ekonomi sehingga tren penurunan bunga masih bisa berlangsung.
nasional. Hal itu dapat dilihat dari Purchasing Manager Index Kuncinya adalah supply uang yang ada di sistem keuangan
(PMI) Indonesia yang sudah berada pada level ekspansif, cukup,” imbuh Yudhi.
www.stabilitas.id Edisi No.183 / Tahun 2022 51

