Page 63 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 63
berkelanjutan di industri pasar modal. Indonesia,” papar Hoesen.
Inovasi dan pengembangan produknya Selanjutnya, OJK mengeluarkan
meliputi penerbitan efek bersifat utang Roadmap Keuangan Berkelanjutan
atau sukuk berkelanjutan (green bond), Tahap II (2021-2025). Penyusunan
reksadana yang berbasis investasi dengan Roadmap Keuangan Berkelanjutan
konsep berkelanjutan (investasi hijau), Tahap II dilakukan untuk mempercepat
serta sustainability index. penerapan prinsip lingkungan, sosial,
Terkait hal tersebut, OJK menerapkan dan tata kelola di Indonesia. Roadmap
keuangan berkelanjutan di lembaga Tahap II berfokus pada penciptaan
jasa keuangan, emiten, dan perusahaan ekosistem keuangan berkelanjutan
publik dengan merilis Peraturan secara komprehensif, dengan melibatkan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor seluruh pihak terkait dan mendorong
51/POJK.03/2013 tentang Penerapan pengembangan kerja sama dengan pihak
Keuangan berkelanjutan bagi Lembaga lain.
Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan
Publik. Perluas ESG
Beleid ini substansinya antara Bursa Efek Indonesia (BEI) juga
lain mewajibkan lembaga jasa mendorong penerapan aspek ESG
keuangan, emiten, dan perusahaan bagi pelaku bisnis di Indonesia guna
publik untuk menerapkan keuangan mendukung keuangan berkelanjutan
berkelanjutan termasuk di dalamnya juga di pasar modal. Menurut Direktur
menyampaikan laporan berkelanjutan Utama BEI Inarno Djajadi, pelaku
atau sustainability report kepada OJK pasar diharapkan dapat mulai Inarno Djajadi
sebagai bentuk tanggung jawab dan mempersiapkan diri dalam penyusunan
komitmen perusahaan terhadap SDGs, inisiatif-inisiatif penerapan ESG, serta
terutama bagaimana perusahaan turut mengintegrasikan SDGs dalam
mengelola risiko lingkungan, sosial, dan setiap kebijakan, strategi dan kegiatan Pelaku pasar
tata kelola. bisnis operasional untuk mendukung diharapkan dapat
Kemudian mengeluarkan Surat pencapaian keuangan berkelanjutan mulai mempersiapkan
Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) di pasar modal Indonesia. “Dengan
Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang demikian, pasar modal Indonesia dapat diri dalam penerapan
bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten semakin maju serta berkontribusi bagi ESG, serta turut
atau Perusahaan Publik. SEOJK ini pemulihan perekonomian di Indonesia,”
merupakan panduan bagi emiten dan kata Inarno. mengintegrasikan
perusahaan publik dalam menyusun Pada 2021, tantangan global dari SdGs dalam setiap
laporan tahunan dan menyusun laporan perubahan iklim dan pandemi Covid-
berkelanjutan melalui pedoman teknis 19 masih berlangsung di berbagai kebijakan, strategi
penyusunan laporan keberlanjutan bagi negara termasuk Indonesia. Kesadaran dan kegiatan
emiten dan perusahaan publik. masyarakat globalpun semakin meningkat
Di sisi lain, OJK mendorong atas keterkaitan kedua hal tersebut, bisnis operasional
penerbitan green bond dengan sehingga diperlukan langkah bersama untuk mendukung
mengeluarkan POJK Nomor 60/ untuk menangani dampak negatif yang
POJK.04/2017 tentang Penerbitan ditimbulkan di berbagai aspek. pencapaian keuangan
dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Menurut Inarno, tantangan global berkelanjutan.
Berwawasan Lingkungan (green bond). tersebut telah mendorong berbagai
Hal ini untuk mendorong upaya pihak, khususnya para investor global
penerbitan green bond oleh para pelaku maupun dalam negeri, untuk semakin
usaha. menyadari pentingnya penerapan aspek
“Dalam implementasinya, hingga ESG dalam seluruh aktivitas bisnis dan
saat ini sudah terdapat satu penawaran pembangunan. Dengan penerapan ESG
umum efek bersifat utang berwawasan ini, pemulihan ekonomi pasca pandemi
lingkungan atau green bond di dapat berlangsung secara berkelanjutan.
www.stabilitas.id Edisi No.183 / Tahun 2022 63

