Page 66 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 66
MANAJEMEN RISIKO
sebenarnya sudah diantisipasi oleh dan sistem keuangan, di tengah perkiraan
pelaku pasar. Hal itu terlihat dari inflasi yang rendah dan upaya untuk
perangkat FedWatch milik CME Group. mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pelaku pasar melihat ada probabilitas “Bank Indonesia juga terus
sebesar 43 persen bagi The Fed mengoptimalkan seluruh bauran
menaikkan suku bunga sebesar 25 kebijakan untuk menjaga stabilitas
basis poin (0,25 persen) menjadi 0,25- makroekonomi dan sistem keuangan
0,5 pada Juni 2022. Kemudian The Fed serta mendukung upaya perbaikan
diramal menaikkan suku bunga lagi pada ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai
September dan Desember 2022, masing- langkah,” kata Perry.
masing sebesar 25 basis poin. Jika Sementara itu, BI mencatat inflasi
skenario tersebut terjadi kemungkinan tetap rendah dan mampu mendukung
terjadi gejolak di pasar finansial global stabilitas perekonomian. Indeks Harga
akan kecil. Akan tetapi, alur ceritanya Konsumen (IHK) pada November
bakal berbeda jika bank sentral AS itu 2021 tercatat inflasi 0,37 persen (mtm)
menaikkan suku bunga dalam waktu sehingga inflasi IHK sampai November
dekat. 2021 mencapai 1,30 persen (ytd). Secara
tahunan, inflasi IHK tercatat 1,75 persen
Respons Bank Indonesia (yoy), meningkat dari inflasi Oktober
Gubernur Bank Indonesia Perry 2021 sebesar 1,66 persen (yoy). Inflasi
Warjiyo mengaku sudah melakukan inti tetap rendah sebesar 1,44 persen
antisipasi menyusul diumumkannya (yoy) di tengah permintaan domestik
Perry Warjiyo kebijakan tapering The Fed lebih cepat. yang mulai meningkat, didukung oleh
Nakhoda bank sentral Indonesia itu pasokan yang terkendali, nilai tukar
meyakini paling cepat suku bunga The yang stabil, dan ekspektasi inflasi yang
Bank Indonesia Fed (Fed Fund Rate/FFR) akan mulai terjaga. Inflasi kelompok volatile food
melambat didukung pasokan barang
dinaikkan pada Juli 2022. Namun
juga terus BI tampaknya tidak akan mengikuti yang memadai.
Sedangkan suku bunga kebijakan
mengoptimalkan proyeksi kebijakan The Fed, yang artinya moneter yang tetap rendah dan likuiditas
kenaikan suku bunga acuan tidak akan
seluruh bauran mengacu pada pergerakan FFR. yang sangat longgar mendorong suku
Kenaikan suku bunga acuan,
kebijakan untuk diungkapkan Perry, akan ditentukan bunga kredit perbankan terus dalam tren
menurun. Di pasar uang dan pasar dana,
menjaga stabilitas dengan melihat perkembangan inflasi, suku bunga PUAB overnight dan suku
makroekonomi dan pemulihan ekonomi nasional, dan bunga deposito satu bulan perbankan
pertumbuhan ekonomi domestik. Sebagai
telah menurun, masing-masing sebesar
sistem keuangan awalan mengantisipasi lonjakan FFR, 25 bps dan 145 bps sejak November
serta mendukung Perry mengarahkan kebijakan moneter 2020 menjadi 2,79 persen dan 3,05
persen pada November 2021. Di pasar
dengan melakukan pengurangan
upaya perbaikan pembelian aset terlebih dahulu sebelum kredit, penurunan SBDK perbankan terus
ekonomi lebih lanjut, menaikkan suku bunga acuan atau yang berlanjut, diikuti penurunan suku bunga
melalui berbagai kini dikenal sebagai BI 7 Days Reverse kredit baru pada seluruh kelompok bank,
kecuali bank daerah.
Repo Rate (BI-7DRRR).
langkah. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Aktivitas ekonomi dan mobilitas
Indonesia pada 15-16 Desember 2021 masyarakat yang meningkat mendorong
memutuskan untuk mempertahankan BI perbaikan persepsi risiko perbankan,
7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,50 sehingga berdampak positif bagi
persen. Selain itu, suku bunga deposit penurunan suku bunga kredit baru.
facility sebesar 2,75 persen, dan suku Namun demikian, penurunan suku
bunga lending facility sebesar 4,25 bunga kredit yang jauh lebih rendah
persen. Keputusan ini sejalan dengan daripada penurunan suku bunga
perlunya menjaga stabilitas nilai tukar deposito perbankan menyebabkan
66 Edisi No.183 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

