Page 31 - Stabilitas Edisi198 Tahun 2023
P. 31

membuat perekonomian ASEAN
          lebih baik dibandingkan kawasan lain
          karena rasio defisit fiskal terhadap PDB
          tercatat sebesar 1,9 persen selama dua
          dekade terakhir. Angka tersebut relatif
          rendah dibandingkan negara lain. “Dua
          kombinasi antara rendahnya rasio utang
          terhadap PDB dan rendahnya rasio
          defisit fiskal terhadap PDB, membuat
          kita memiliki ruang yang cukup untuk
          melakukan intervensi fiskal dan memiliki
          perekonomian yang relatif lebih stabil,”
          pungkas Lili.
            Akan tetapi, meski negara-negara
          ASEAN memiliki fundamental ekonomi
          yang lebih baik tak lantas mengalihkan
          negara ASEAN dari dampak gejolak
          ekonomi di Amerika maupun China.
          Untuk itu, Lili sepakat bahwa negara
          ASEAN perlu meningkatkan kolaborasi
          untuk bisa memperkuat sistem
          perekonomian di kawasan. “ASEAN
          harus bersiap dengan baik dalam
          meningkatnya ketegangan perdagangan
          dan keamanan teknologi AS dengan
          China saat ini,” tegas Lili.
            Oleh Bank Indonesia, pertumbuhan
          ekonomi ASEAN disebut terus menjadi
          “bright” dan “rare” spot di ekonomi
          global. Ekonomi ASEAN diprediksi
          tumbuh 4,5 persen tahun ini, lebih tinggi
          dari pertumbuhan global. Sementara,
          inflasi diperkirakan akan tetap tinggi di                               State Bank of
          beberapa negara anggota ASEAN, namun   peningkatan tensi geopolitik, kenaikan   Vietnam (SBV)
          relatif lebih rendah dibandingkan dengan   tekanan utang dan keterbatasan ruang   telah sepakat
          kawasan lain.                     kebijakan, fragmentasi global, isu    untuk bergabung
            Bank Indonesia juga menilai ASEAN   terhadap ketahanan pangan dan energi,   dalam kerja sama
          telah mampu menjaga tingkat suku bunga   penurunan tingkat perdagangan global,   konektivitas
          dan depresiasi nilai tukar di kawasan di   ancaman kemajuan teknologi, serta risiko   pembayaran di
          tengah peningkatan suku bunga global.   perubahan iklim.                kawasan ASEAN
          Fundamental ekonomi ini menunjukkan   “Pertemuan menitikberatkan        beberapa waktu lalu.
          ketahanan ASEAN terhadap guncangan   pada pentingnya memperkuat bauran
          global serta konsistensi perkembangan   kebijakan makro ekonomi di negara
          ekonomi kawasan untuk menjadi pusat   anggota ASEAN dengan menggunakan
          pertumbuhan (epicentrum of growth).  seluruh instrumen yang ada untuk
            Untuk itu, dalam pertemuan para   memastikan stabilitas ekonomi kawasan.
          Menteri Keuangan dan Gubernur Bank   Pertemuan ini juga menekankan
          Sentral mendiskusikan bagaimana   pentingnya kebijakan yang terkoordinasi
          ASEAN mampu secara strategis      dengan baik untuk mengatasi berbagai
          menjaga momentum dan secara kolektif   risiko yang ada,” ujar Menteri Keuangan
          menavigasi tantangan yang masih   Sri Mulyani dalam Konferensi Pers pada
          terjadi. Tantangan tersebut seperti   pertemuan itu.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 198 / 2023 / Th.XVIII  31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36