Page 69 - Stabilitas Edisi198 Tahun 2023
P. 69
Tanah Air. Berdasarkan Survei
Penawaran dan Permintaan
Pembiayaan Perbankan yang
dirilis bank sentral, pada Juli
2023 kebutuhan pembiayaan
korporasi terindikasi tetap
tumbuh. Hal itu tercermin dari
saldo bersih tertimbang (SBT)
pembiayaan korporasi sebesar
17,6 persen.
Meski bertumbuh, SBT
pembiayaan korporasi pada
Juli 2023 itu melambat jika
dibandingkan dengan SBT
pembiayaan korporasi pada
Juni 2023 sebesar 17,8 persen.
“Pertumbuhan kebutuhan Dian Ediana Rae,
pembiayaan korporasi Kepala Pengawas Perbankan OJK
terutama didorong oleh
sektor pertanian, sementara
pelambatan terjadi pada
sektor konstruksi dan
penurunan terjadi pada sektor Sebagian besar mempertimbangkan aspek
jasa lainnya serta penyedia kredit kepada debitur kemudahan, kecepatan
makan minum,” tulis BI dalam perolehan dana, serta biaya
laporan terbarunya yang dirilis BUMN berasal dari suku bunga yang lebih murah
18 Agustus lalu. dalam memilih sumber
Selain itu, pelambatan Himbara dengan pembiayaanya. Survei BI juga
yang terjadi terutama pencadangan melaporkan bahwa kebutuhan
sebagai dampak penurunan pembiayaan korporasi pada
arus diakui kegiatan operasional karena yang sudah cukup 3 bulan yang akan datang
bahwa masa lemahnya permintaan atau hingga Oktober 2023
pemerintahan domestik dan ekspor serta signifikan untuk diperkirakan relatif stabil
HPresiden Joko penundaan sejumlah rencana memitigasi risiko. Hal dibandingkan dengan periode
WIdodo yang mengedepankan investasi. Pada periode sebelumnya dengan SBT 21,7
pembangunan proyek-proyek Juli 2023, korporasi masih ini tentunya sejalan persen.
besar untuk infrastruktur memenuhi kebutuhan dengan kemampuan Sebelumnya, Gubernur BI
telah menegakkan postur pembiayaannya dari dana Perry Warjiyo mengatakan,
kinerja perbankan dalam sendiri sebanyak 59,6 Himbara untuk permintaan pembiayaan
pembiayaan korporasi. Tetapi persen. Kemudian, korporasi korporasi pada pertengahan
menjelang berakhirnya memenuhi pembiayaannya memberikan kredit tahun ini juga terindikasi lesu
masa kepemimpinannya dari perbankan sebesar kepada perusahaan dan membuat penyaluran
yang kedua, proyek-proyek 9,1 persen, pemanfaatan kredit perbankan melambat.
tersebut mulai berkurang fasilitas kelonggaran tarik 7,1 besar. “Korporasi cenderung
kecepatannya dan telah persen, menjual aset tetap mempercepat pelunasan
membuat pinjaman-pinjaman non-produktifnya 5,1 persen, kredit dan berperilaku wait
berjumlah besar tersendat. pinjaman dari perusahaan and see dalam meningkatkan
Situasi itu bisa terlihat induk 4 persen, mengajukan rencana investasinya ke
dari hasil survei yang utang luar negeri 1 persen, dan depan,” ujarnya.
dilakukan Bank Indonesia menerbitkan surat berharga Menurunnya pemberian
terkait minat pembiayaan dalam negeri 1 persen. kredit korporasi itu tampaknya
korporasi oleh bank-bank di Korporasi lazimnya tidak bisa dilepaskan dari
www.stabilitas.id Edisi 198 / 2023 / Th.XVIII 69