Page 74 - Stabilitas Edisi198 Tahun 2023
P. 74

BUMN     INSIGHT




                                                              pelunasan lebih cepat tersebut   saat ini tenor maksimal KPR
                                                              merupakan mereka yang     subsidi mencapai 20 tahun.
                                                              pendapatannya sudah di atas   Untuk menurunkan tenor
                                                              8 juta ke atas.           menjadi 10 tahun, menurutnya
                                                                 Inisiatif lainnya adalah   bisa dilakukan tanpa harus
                                                              perlu ada skema baru KPR   mengubah peraturan terkait
                                                              Subsidi Selisih Bunga (SSB).   subsidi perumahan rakyat. “Ini
                                                              BTN mengusulkan masyarakat   akan dikaji dan semakin cepat
                                                              dibagi menjadi 10 kelompok   bisa dilakukan diharapkan
                                                              dimulai dari kelompok 1   akan memberi manfaat,” kata
                                                              dengan penghasilan paling   Hery.
                                                              rendah sampai desil 10 dengan   Sementara itu pendapat
                                                              pendapatan tertinggi. Dari   lain muncul dari kalangan
                                                              kelompok tersebut, untuk desil   pemerhati ekonomi yang
                                                              paling miskin yakni 1-3 tidak   menyatakan agar pemerintah
                                                              cukup hanya diberikan kredit   lebih memperhatikan soal
                Budi Hartono, Direktur Pusat Pengelolaan Dana   tetapi harus ada bantuan dari   penilaian dan skoring. Adalah
                              Pembiayaan Perumahan (PPDPP)    pemerintah.               Chief Economist The Indonesia
                                                                 Misalnya, untuk        Economic Intelligence,
                                                              masyarakat yang punya     Sunarsip yang menilai
                                                              tanah diberikan bantuan   perlunya penguatan efektivitas
          penyesuaian skema mengikuti        Mereka (para     membangun atau merenovasi   kebijakan pembiayaan
          perbaikan ekonomi debitur                           rumah.  Selanjutnya untuk   perumahan yang dikeluarkan
          terkait. Usulan tersebut diracik   penerima dana    desil 4-5, bisa menerapkan   pemerintah.
          agar kebutuhan rumah rakyat      program) harus     subsidi yang ada saat ini yakni   Dia mengusulkan
          terpenuhi namun mengurangi                          bunga 5 persen. Lalu untuk   perubahan sistem penilaian
          penggunaan anggaran             mengembalikan       desil 6-8 tidak lagi diberikan   baik assessment atau scoring
          negara dan memaksimalkan                            subsidi tetapi sudah bisa   terkait dengan kriterai
          pemakaian dana di luar milik   dana subsidi yang    dikombinasikan dengan     masyarakat berpendapatan
          negara.                       telah diterimanya     fasilitas komersial dengan   rendah (MBR) calon penerima
            “Kami sudah usulkan ke                            bunga sebesar 7 persen.   program. Hal itu mengingat
          Bu Sri Mulyani, tetapi diminta        dan untuk        Usulan skema lebih lanjut   metode credit scoring saat
          untuk disempurnakan. Pada      selanjutnya bank     adalah Rent to Own (RTO)   ini belum mengakomodasi
          intinya BTN berupaya agar                           untuk MBR informal. Melalui   karakteristik kelompok MBR
          bantuan subsidi pemerintah      pelaksana akan      fasilitas ini, pekerja informal   informal (baik pekerja maupun
          bisa bermanfaat lebih optimal.                      dapat menikmati fasilitas   pengusaha informal) yang
          Dengan jumlah uang yang     menerapkan tingkat      sewa selama 6 bulan sebelum   umumnya berpenghasilan
          sama, diharapkan jumlah        bunga komersial      mendapatkan KPR. Kempat,   tidak tetap dan tidak terpola
          masyarakat yang dibiayai juga                       KPR dengan skema Staircasing   sehingga disebut unbankable.
          semakin banyak sehingga bisa    untuk angsuran      Shared Ownership (SSO).      “Padahal, bila dilakukan
          mengurangi angka backlog                            Hampir mirip dengan RTO,   profilling secara lebih spesifik,
          itu,” kata Nixon.                   selanjutnya.    skema ini menawarkan skema   cukup banyak dari kelompok
            Seperti diketahui, saat ini                       kepemilikan secara bertahap   MBR informal ini yang memiliki
          maksimal tenor KPR subsidi                          untuk rumah subsidi. Tahap   kapasitas membayar relatif
          mencapai 20 tahun. Sementara                        pertama yakni sewa dan KPR,   tinggi. Karenanya, perlu
          dari statistis debitur KPR                          lalu tahap kedua yakni KPR.   dilakukan penyempurnaan
          subsidi, BTN melihat sebagian                          Menanggapi usulan skema   metode credit scoring yang
          dari kelompok debitur bisa                          tersebut, Dirjen Pembiayaan   memungkinkan kelompok
          melunasi KPR lebih cepat.                           Infrastruktur Pekerjaan   MBR informal ini dapat
          Rata-rata pelunasan dilakukan                       Umum dan Perumahan        mengakses pembiayaan
          dalam waktu tujuh tahun.                            Kementerian PUPR, Herry   perumahan dari perbankan,”
          Kelompok yang melakukan                             Trisaputra Zuna mengatakan,   kata Sunarsip.


         74   Edisi 198 / 2023 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79