Page 12 - Modul Sejarah Peminatan Mariana
P. 12

Modul Sejarah Peminatan Kelas XI KD 3.1 dan 4.1
                 e)  Prasasti  Karang Berahi

                       Prasasti  Karang Berahi  ditemukan  di darah Jambi,  berangka  tahun  608 Saka (686 Masehi).
               Isi prasasti  ini  sama dengan  prasasti  Kota Kapur. Kecuali  baris terakhirnya  berbeda.





















                                                  Gambar  6: Prasasti  Karang Berahi

               b. Sriwijaya  sebagai Kerjaan  Maritim
                       Kunci-kunci  jalur  pelayaran  utama  yaitu  Selat  Malaka,  Selat  Bangka,  Selat  Sunda,  dan
               Laut  Jawa  bagian  barat  telah  berada  di  bawah  kendali  Sriwijaya.  Dengan  Angkatan  lautnya  yang
               besar  dan  kuat,  jalur-jalur  utama  kegiatan  pelayaran  dan  perdagangan  dikontrol  secara  ketat.
               Dengan  car aitu  kapal-kapal  dagang  dipaksa masuk  dan berlabuh  di Bandar  Sriwijaya.
                       Pada  abad  ke-8  Masehi,  Sriwijaya  memperluas  kekuasaannya  ke  arah  utara.  Sasarannya
               adalah  Semenanjung  Malaya  dan  Tanah  Genting  Kra.  Menguasai  Semenanjung  Malaya  berarti
               menguasai  perdagangan  lada  dan  timah,  sedangkan  menguasai  Tanah  Genting  Kra,  dimaksudkan
               untuk  menguasai  lintas  perdagangan  antara  Tiongkok  dan  India.  Para  pedagang  yang  tidak  ingin
               menbayar  upeti  kepada  Sriwijaya,  biasanya  menyeberang  dari  Lautan  Hindia  ke  Laut  Tiongkok
               Selatan,  tanpa harus menyinggahi  Pelabuhan-pelabuhan  utama  kerajaan Sriwijaya.
                       Dengan  penguasaannya  atas  seluruh  jalur  pelayaran  penting  itu,  Sriwijaya  menjadi  satu-
               satunya  kerajaan  maritim  terbesar  di  Asia  Tenggara.  Dengan  armada  lautnya  yang  besar  dan  kuat,
               setiap  kapal  dagang  dipaksa  untuk  masuk  dan  berlabuh  di  Pelabuhan-pelabuhan  utama  kerajaan
               Sriwijaya.  Kapal-kapal  dagang  yang  datang  dan  pergi,  tidak  hanya  dari  berbagai  pelosok
               Nusantara,  tapi  juga  dari  berbagai  negara,  seperti  Tiongkok,  India,  Persia,  Arab  dan  lain-lain.
               Banyaknya  kapal-kapal  dagang  tersebut,  tentu  saja  membawa  keuntungan  tidak  sedikit  bagi
               Sriwijaya.

               c. Politik Luar  Negeri Sriwijaya
               1)  Hubungan  Sriwijaya  dengan  India

                   Hubungan  persahabatan  antara  Sriwijaya  dengan  India,  khususnya  dengan  Kerajaan  Nalanda
               di  Benggala,  dimulai  pada  masa  pemerintahan  Balaputradewa  di  Sriwijaya.  Sementara  itu  di
               Nalanda  yang  berkuasa  adalah  Raja  Dewa  Paladewa  dari  Dinasti  Pala.  Persahabatan  antara  kedua
               kerajaan  itu  diketahui  dari  Prasasti  Nalanda  yang  dikeluarkan  oleh  Raja  Dewa  Paladewa.
               Prasasti  yang  berangka  tahun  860  Masehi  itu  menyebutkan  bahwa  Raja  Dewa  Paladewa  telah
               membebaskan  sebidang  tanah.  Tanah  itu  untuk  pembangunan  wihara  bagi  para  biksu  asal
               Sriwijaya,  yang  belajar  di  Universitas  Nalanda  atas  permintaan  Balaputradewa.  Di  dalam  prasasti
               itu  disebutkan  pula  bahwa  Balaputradewa  Raja  Sriwijaya  meminta  pengakuan  dan  persahabatan
               dengan  Kerajaan Nalanda.





                      @2021, SMAN 7 Bekasi                                                              12
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17