Page 24 - E-modul Materi Integral Kelas XI SMK
P. 24

Kegiatan Pembelajaran II

                                                                Rumus dan Sifat Dasar Integral









                                  Pada  konsep  turunan,  kita  dapat  memperoleh  aturan

                            turunan  dengan  menggunakan  konsep  limit  fungsi  sehingga

                            proses penurunan sebuah fungsi dapat dilakukan dengan lebih

                            sederhana dan cepat. Bagaimana dengan konsep integral suatu


                            fungsi?  Adakah  aturan  yang  dapat  dimiliki  agar  proses
                            integrasi suatu fungsi atau mengembalikan fungsi turunan ke


                            fungsi semula dapat dilakukan dengan cepat?
                                  Untuk  menjawab  pertanyaan  ini,  akan  dilakukan


                            beberapa  pengamatan  pada  beberapa  contoh  turunan  dan
                            antiturunan  suatu  fungsi  yang  sederhana.  Kamu  diminta


                            mengamati  dan  menemukan  pola  dari  proses  antiturunan

                            fungsi tersebut. Perhatikan Tabel 1 berikut.
                                                                                                 
                               Tabel 1. Pola Hubungan Turunan dan Antiturunan Fungsi    =     
                                              Anti-
                              Turunan       turunan
                               Fungsi        Fungsi                        Pola
                               (  (  ))
                                             (  (  ))
                                                                 1
                                                                    1
                                                            0
                                  1                      1   →    =       1     0:1
                                                                 1       0:1
                                                                 2
                                                            1
                                                                    2
                                                 2
                                 2                       2   →    =       2     1:1
                                                                 2       1:1
                                                                 3
                                                                    3
                                                            2
                                                 3
                                    2
                                 3                       3   →    =       3     2:1
                                                                 3       2:1
                                                                 8
                                                                    4
                                                            3
                                                  4
                                    3
                                 8            2          8   →    =       8     3:1
                                                                 4       3:1
                                 . . .         . . .     . . .
                                                                       
                                                                           
                                                    
                                        ;1                        ;1  →    =              (  ;1):1
                                                                     1        (  ;1):1
                                      
                                                ?                  :1
                                                           :1
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29