Page 20 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 20

BAB 01


                             Membangun Identitas

             Kampung Naga Melalui Tanah


                                      “Our rich and varied cultural heritage
                              has a profound power to help build our nation.”
                                                       - Nelson Mandela








            Pendaftaran tanah mulai banyak dilakukan pada tahun 1940-an sampai
            awal tahun 1980. Asia, Afrika, dan Amerika Latin merupakan contoh negara
            yang ketika itu aktif melaksanakan pendaftaran tanah secara nasional.
            Pendaftaran  tanah  penting dilakukan  untuk  menjamin  kepastian dan
            keamanan hak (Simarmata, 2021). Pendaftaran tanah di masa-masa awal
            ini bertujuan untuk menggerakkan perekonomian negara-negara yang
            baru merdeka. Hal ini tidak terlepas dari eksistensi tanah yang memiliki
            dua fungsi utama yaitu sebagai social asset dan capital asset (Rheza &
            Adinegoro, 2023). Social asset diartikan sebagai sarana pemersatu nilai
            dalam  masyarakat,  sedangkan  capital  asset  sebagai  modal dasar di
            masyarakat. Hubungan antara kedua aset ini berkaitan erat dengan hak
            dan kewajiban manusia di bidang penguasaan, pemilikan, penggunaan,
            dan pemanfaatan tanah (Mardiana, Siregar & Juanda, 2016).

                Negara  yang baru merdeka  dan berkembang,  sistem  pendaftaran
            tanahnya  secara  umum dihadapkan dengan  kenyataan  bahwa  sistem
            penguasaan tanah berbasis adat ternyata masih hidup (Mwamlangala,
            Haule & Kaswamila, 2019). Hal ini  dimungkinkan karena masyarakat
            adat sudah ada sejak dahulu kala jauh dari sebelum terbentuknya suatu
            negara. Sistem berbasis adat sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
            dari aspek kultural dan religi.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25