Page 23 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 23

tersebut masih terdapat berkas yang harus dilengkapi (Fatimah, 2022).
            Jika dilihat berdasarkan data tersebut, hanya 3,58% wilayah adat yang
            sudah tersertipikasi. Hal ini menjadi perhatian utama dari pemerintah
            untuk mensertipikasikan tanah-tanah adat di Indonesia agar pelaksanaan
            pendaftaran tanah dapat berjalan optimal.

                Berdasarkan  data  Aliansi Masyarakat  Adat Nusantara  (AMAN),
            jumlah masyarakat adat di Indonesia sebanyak 4,57 juta per 9 Agustus
            2023 (Indonesia, 2023).  Dalam hal ini,  masyarakat  adat merupakan
            kumpulan masyarakat yang masih menyatu dengan alam yang memiliki
            kisah lampau  dengan masyarakat  sebelum masa  penjajahan  yang
            berkembang di daerah mereka (Savitri E.I, Wiranto S, 2022). Oleh karena
            itu, mereka memiliki hak yang dominan terhadap barang (benda), tanah,
            air, tanaman, dan bangunan yang harus dipelihara serta dipertahankan
            secara bersama-sama  demi  kelangsungan hidup mereka (Savitri  E.I,
            Wiranto S, 2022). Penguasaan dan kepemilikan tanah di masyarakat adat
            masih menggunakan konsep komunal religius yang berarti tanah dapat
            dikuasai  oleh  individu dengan  hak atas  tanah  bersifat  pribadi,  tetapi
            tetap menganut unsur kebersamaan.

                Kampung  Naga  merupakan  salah  satu dari  masyarakat adat di
            Indonesia  yang masih mempertahankan  cara hidup melalui  sistem
            tradisional. Kampung Naga terletak di sebuah lembah yang asri di Desa
            Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten  Tasikmalaya, Provinsi Jawa
            Barat. Lokasi yang strategis ini tidak membuat mereka menghilangkan
            tradisi leluhur yang sudah ada sejak dahulu secara turun temurun dan
            diyakini sebagai aturan tidak tertulis serta diakui hak-hak adatnya, tanpa
            terkecuali hak-hak atas tanah baik secara komunal dan individual (Vianus,
            Larasati & Marjuki, 2022). Kampung Naga tidak mudah dimasuki oleh
            unsur modern atau kebijakan pemerintah yang ditawarkan ke wilayahnya.
            Mereka berpegang teguh dengan cara hidup yang tradisional. Salah satu
            unsur modern yang tidak diterima mereka yaitu listrik dan gas sebagai
            konversi dari minyak tanah. Namun, di balik kehidupan yang tampak
            tenang, terdapat dinamika penting terkait hak atas tanah yang menjadi
            fondasi identitas dan keberlangsungan hidup masyarakat adat tersebut.





            4     Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28