Page 25 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 25

untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Namun demikian,
            menurut Pierre van der Eng (2018), kadaster di Indonesia masih belum
            lengkap, meskipun telah dibangun sejak lebih dari 200 tahun.
                Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa,  pada  tahun 2016,
            jumlah bidang tanah yang terdaftar baru sebanyak 46 juta dari 126
            juta bidang tanah di seluruh Indonesia. Data jumlah bidang tanah
            ini, apabila disandingkan dengan data yang tercatat dalam penjelasan
            Peraturan Pemerintah Nomor 24  Tahun 1997  tentang Pendaftaran
            Tanah, menunjukkan bahwa, terdapat pertambahan jumlah bidang
            tanah  setiap  tahunnya  sebanyak 3,6  juta bidang  tanah  sejak 1996-
            2016.  Pertambahan  yang  cukup  signifikan ini  disebabkan karena
            proses pemisahan dan pemecahan bidang tanah, termasuk terhadap
            tanah  yang  belum  terdaftar  (Penjelasan  PP  No.  24/1997).  Dengan
            pertambahan sebanyak itu, diperkirakan jumlah bidang tanah pada
            tahun 2023 menjadi sebanyak 147,3 juta bidang tanah dan tentu akan
            terus bertambah  setiap  tahunnya. Merujuk  dokumen  Readiness
            Criteria (2023) dari Kementerian ATR/BPN sampai awal tahun 2023,
            bidang  tanah  terdaftar  sebanyak 101,1  juta  bidang.  Artinya,  baru
            sekitar 68,6% dari total bidang tanah non-kawasan hutan yang telah
            dimasukkan ke dalam sistem kadaster negara.
                Selain masalah kelengkapan, kadaster di Indonesia juga memiliki
            tantangan terkait dengan ketelitian. Dari bidang tanah yang sudah
            terdaftar, belum  semuanya memenuhi  ketelitian  yang  ditetapkan.
            Hal  ini  disebabkan karena ketidakpatuhan  dalam  pemenuhan
            standar teknis regulasi penetapan batas, yang dalam buku ini disebut
            elemen-elemen kadaster. Saat ini, belum terdapat indikator yang
            menggambarkan tingkat kepatuhan suatu peta bidang tanah terhadap
            elemen-elemen kadaster yang ditetapkan dalam regulasi penetapan
            batas dimaksud. Elemen-elemen kadaster dibedakan menjadi elemen
            legal dan elemen  spasial,  sebagaimana  pengelompokan  kegiatan
            penetapan batas  yang  dilakukan  oleh Profesor Benito  Arruñada
            (2018).  Tiga elemen  legal  yang  tertulis di  dalam  regulasi,  terdiri
            dari penunjuk batas, persetujuan batas, dan demarkasi batas,
            sementara tiga elemen spasial terdiri dari petugas penetapan batas,
            metode pengukuran, dan ketelitian peta dasar.
                Konsep kadaster lengkap yang dijelaskan dalam buku ini ditulis
            berdasarkan penelitian yang dilakukan di enam desa di Kabupaten



            xxiv  Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
                  Dwi Budi Martono
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30