Page 27 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 27

permanen)  pada  enam  desa  di Kabupaten  Madiun. Sementara  itu
            hasil yang sebaliknya ditemukan di dua kelurahan Kota Administrasi
            Jakarta  Utara.  Tingkat  kepatuhan  peta  bidang tanah terhadap tiga
            elemen spasial, yaitu, meskipun petugas penetapan batas mencapai
            100%,  di  mana  seluruh  pengukuran dilakukan  oleh  surveyor
            pemerintah  ataupun  surveyor  berlisensi,  namun  dalam  elemen
            metode pengukuran hanya mencapai 17,4%, dan bahkan pada elemen
            ketelitian  peta  dasar  sebesar  0%,  yang  berarti  tidak  tersedia  peta
            dasar yang memenuhi  persyaratan  teknis.  Temuan ini mendukung
            pernyataan Profesor Stig Enemark dan rekan-rekannya (2016), bahwa
            persyaratan teknis  penetapan  batas  yang  terlalu tinggi  di  negara
            berkembang, untuk  sekedar  meniru persyaratan  teknis  di  negara
            maju, menyebabkan tidak mudahnya pemenuhan syarat penetapan
            batas dalam  rezim  fixed  boundary,  dan justru menghambat  upaya
            membangun kadaster yang lengkap.

                Tingkat  partisipasi  para  pemegang  hak  yang  rendah  dalam
            kegiatan pendaftaran tanah, merupakan faktor penentu dari elemen
            legal.  Ketidakhadiran mereka mengakibatkan  petugas mengalami
            kesulitan  dalam menentukan batas bidang  tanah  untuk  diukur,
            meminta  persetujuan  batas,  bahkan  sering tidak terdapat tanda
            batasnya.  Sementara  faktor  penentu dalam elemen  spasial adalah
            ketersediaan peta  dasar  yang  memenuhi  standar  teknis untuk
            memetakan peta bidang tanah. Sayangnya, ketersediaan peta dasar
            ini juga masih  rendah  di Indonesia.  Sehingga  petugas mengalami
            kesulitan dalam memetakan hasil pengukurannya.
                Untuk mengatasi hambatan legal dan spasial dalam penetapan
            batas kadaster di atas, penulis merekomendasikan penerapan general
            boundary, dengan mencantumkan tipologi kadaster sebagai meta data
            kadaster pada setiap peta  bidang  tanah, dalam upaya  membangun
            kadaster lengkap di Indonesia. Dengan demikian, setiap institusi dan
            individu bisa mengetahui  tingkat kepatuhan  elemen kadaster  peta
            bidang tanah, manakala akan memanfaatkan untuk kepentingannya.
            Kadaster lengkap akan bisa menjadi integrator  sistem administrasi
            pertanahan  (SAP)  untuk  mewujudkan  tujuan pembangunan
            berkelanjutan, SDGs 2030.







            xxvi  Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
                  Dwi Budi Martono
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32