Page 31 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 31

Reforms  for  Land  Administration  (Bappenas, 2000). Dalam kedua
            dokumen  tersebut dinyatakan  bahwa,  reformasi administrasi
            pertanahan  perlu  dilakukan  di  Indonesia karena masih banyaknya
            tanah  yang  belum  terdaftar, dan  sistem administrasi  pertanahan
            (SAP) yang belum berfungsi secara terintegrasi. Selain itu, kadaster
            di  Indonesia juga  direkomendasikan  untuk mencakup  semua jenis
            tanah, termasuk  hutan, daerah perkotaan dan perdesaan.  Platform
            kadaster  dalam bentuk  peta kadaster menjadi  lapisan  dasar  (basic
            layer) dalam infrastruktur data spasial nasional (IDSN) (Bennett dkk.,
            2012).
                Dalam PP No. 24/1997  tentang Pendaftaran  Tanah,  dijelaskan
            bahwa, pada tahun 1996, baru sekitar 16,3 juta (29,6%) dari sekitar
            55 juta bidang  tanah  yang  terdaftar. Dua  puluh  tahun kemudian,
            Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo , menyatakan bahwa pada
                                                   1
            tahun 2016 terdapat 46 juta bidang tanah yang terdaftar dari total 126
            juta bidang tanah di seluruh Indonesia. Dari sisi jumlah bidang tanah,
            terdapat  peningkatan  jumlah  bidang  tanah yang  signifikan, yaitu
            sebesar  rata-rata 3,6 juta (2,8%)  per  tahun  dalam kurun  waktu 20
            tahun tersebut. Penambahan terjadi melalui pewarisan, pemisahan
            dan  pemberian-pemberian hak baru,  baik  atas  tanah  yang  sudah
            terdaftar maupun yang belum. Bidang tanah yang dimaksud dalam
            PP No. 24/1997, hanyalah bidang tanah yang terletak di luar kawasan
            hutan,  yang  sering disebut  juga  sebagai areal  penggunaan  lain
            (APL). Berdasarkan angka rata-rata pertambahan di atas, pada tahun
            2023  perkiraan jumlah bidang  tanah  di  luar kawasan hutan  sudah
            mencapai 147,3 juta bidang. Tentu saja, jumlah bidang tanah ini akan
            terus bertambah setiap tahunnya. Menurut data ATR/BPN, sebanyak
            101,1 juta (68,6%) bidang sudah terdaftar pada awal tahun 2023. Selain
            tantangan berupa ketimpangan jumlah tanah yang berhasil didaftar,
            dari tampilan peta pendaftaran ATR/BPN yang bisa dilihat melalui
            bhumi.atrbpn.go.id,  diketahui bahwa  tantangan besar kadaster  di
            Indonesia  juga  terkait dengan  kualitas data. Sesuai dengan  PP  No.
            24/1997, data kadaster di atas dihasilkan dari kegiatan pendaftaran
            tanah yang dilakukan baik secara sporadis maupun sistematis dalam
            kurun  waktu  yang berbeda-beda,  sehingga kualitas kadaster  yang
            dihasilkannyapun bervariasi. Pendaftaran  tanah  sistematis  adalah


            1   https://www.presidenri.go.id/transkrip/penyerahan-sertipikat-tanah-untuk-rakyat-se-
                indonesia-2/

            4     Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
                  Dwi Budi Martono
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36