Page 36 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 36

berbasis bidang tanah yang mencakup seluruh bidang tanah dalam
            suatu wilayah tertentu, yang berisi mengenai hak atas tanah (rights),
            batasan  (restrictions) dan  tanggung  jawab  (responsibilities), sering
            disingkat RRR, yang melekat di atas bidang tanah tersebut. Kadaster
            lengkap memiliki komponen berupa uraian data fisik bidang tanah
            yang  disebut sebagai  kadaster spasial,  yang  biasanya  terhubung
            dengan catatan data yuridis, termasuk nilai tanah dan peruntukannya.


            1.2.   Kadaster Lengkap di Perkotaan dan Perdesaan
                  Indonesia
                Sebagaimana  rekomendasi dalam  the Bogor  Declaration  on
            Cadastral Reform (1996) dan Laporan Proyek Administrasi Pertanahan
            -  Part  C  (Bappenas,  2000),  agar  kadaster  di Indonesia mencakup
            seluruh kawasan,  baik  perkotaan maupun  perdesaan,  studi kasus
            buku  ini dilakukan di daerah  perdesaan dan  perkotaan.  Penulis
            melakukan penelitian tentang aspek legal dalam kegiatan penetapan
            batas kadaster dilakukan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Lokasi
            ini merupakan  daerah  perdesaan  dengan mayoritas bidang  tanah
            yang belum  terdaftar. Saling kenal  di  antara  anggota masyarakat
            terbukti merupakan potensi dalam pembangunan kadaster lengkap
            di  perdesaan  Indonesia,  terutama dalam elemen  kesepakatan
            batas.  Aspek  spasial  tidak dilakukan asesmen,  mengingat  kegiatan
            pengukuran dan pemetaan yang dilakukan di desa yang ditetapkan
            sebagai lokasi PTSL ini dilakukan oleh suveyor berlisensi berdasarkan
            kontrak kerja yang disusun sesuai kerangka acuan kerja dan standar
            teknis spasial yang berlaku (Martono dkk. 2021). Penelitian tentang
            aspek  spasial  dilakukan  di Kota  Administrasi  Jakarta  Utara,  DKI
            Jakarta,  yang  merepresentasikan wilayah  perkotaan dan  mayoritas
            bidang tanahnya telah terdaftar secara legal dan bersertipikat. Namun
            tingkat akurasi dan kelengkapan elemen kadaster spasialnya belum
            seperti yang diharapkan dalam regulasi (Martono dkk. 2022). Berbeda
            dengan lokasi  di Kabupaten Madiun, karena mayoritas bidang
            tanahnya  sudah bersertipikat, maka  aspek legal  tidak  dilakukan
            asesmen. Sertipikat merupakan bukti legal kepemilikan tanah. Sebagai
            studi kasus,  temuan penelitian di kedua lokasi tidak dimaksudkan
            untuk mewakili kondisi kadaster  di  seluruh Indonesia. Perbedaan
            dalam  kondisi  sosial,  ekonomi,  pendidikan dan  perbedaan  kondisi
            wilayah, misalnya aksesibilitas serta perbedaan kualitas sumber daya



                                                                 BAB 1.   9
                                               Urgensi Membangun Kadaster Lengkap
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41