Page 38 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 38
dalam Bab IV. Kebaruan ini digunakan sebagai referensi dalam
penelitian ilmu kadaster, pendaftaran tanah dan administrasi
pertanahan (Rajabifard, dkk., 2007). Selain itu, deskripsi sistem
kadaster Indonesia juga berguna untuk memperbarui informasi
templat kadaster yang belum pernah dilakukan sejak 15 Juni 2003.
2. Perumusan elemen-elemen kadaster:
Menurut Arruñada (2018), kegiatan penetapan batas terdiri dari
aktivitas legal dan aktivitas spasial. Sesuai dengan kerangka
regulasi kadaster yang berlaku di Indonesia saat ini, elemen-
elemen kadaster dalam kegiatan penetapan batas, yang merupakan
bagian dari pengumpulan data fisik dalam kegiatan pendaftaran
tanah, paling tidak mencakup enam elemen. Keenam elemen
kadaster dimaksud adalah penunjuk batas, persetujuan batas,
demarkasi batas, petugas penetapan batas, metode pengukuran,
dan ketelitian peta dasar. Mengacu Arruñada di atas, keenam
elemen kadaster tersebut selanjutnya diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu elemen legal dan elemen spasial. Penelitian
dan pengembangan keenam elemen di atas, akan memberikan
kontribusi dalam ilmu dan praktik kadaster di Indonesia.
3. Penyusunan tipologi kadaster setiap bidang tanah berdasarkan
hasil asesmen tingkat kepatuhan elemen-elemen kadaster:
Saat ini, peta kadaster di Indonesia dihasilkan dari berbagai
kegiatan pendaftaran tanah, baik sporadis maupun sistematis yang
dimulai sejak berlakunya UUPA (1960), diukur dengan berbagai
metode, alat ukur, surveyor, dan waktu yang berbeda. Tipologi
kadaster yang dihasilkan oleh penelitian ini, menampilkan
metadata kadaster dengan memperlihatkan elemen-elemen
kadaster pada setiap bidang tanah dalam peta kadaster, apakah
sudah atau belum memenuhi kepatuhan yang dipersyaratkan
oleh regulasi, sehingga akan bisa digunakan sebagai baseline dan
kerangka remedi peningkatan kualitas data kadaster baik pada
aspek legal maupun spasial.
4. Analisis penyebab kadaster di Indonesia sampai saat ini belum
lengkap:
Dengan berbagai temuan di atas, buku ini menganalisis penyebab
mengapa kadaster di Indonesia belum lengkap hingga saat ini.
Dengan memahami penyebabnya, diharapkan dapat dihasilkan
BAB 1. 11
Urgensi Membangun Kadaster Lengkap